spot_img
Thursday, June 26, 2025
spot_img

JANGAN JADI BULE!

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Era digital bak lem yang sudah melekat erat dalam kehidupan masyarakat. Siapa sihera kini yang tidak punya media sosial? Hampir sepanjang waktu, masyarakat karib dengan gawai masing-masing untuk menilik Whats App, Instagram, Facebook, Telegram, dan sejenisnya. Sehari saja tidak bermain di dunia maya, nyaris seperti mayat hidup karena memang dunia maya kini tidak sekadar tren melainkan kebutuhan yang tidak bisa kita tinggalkan.

Berbicara mengenai era digital sejatinya mengajarkan kita untuk memanusiakan manusia. Pernah mendengar bukan pepatah ini? Manusia sebagai pencipta robot canggih itu sendiri diberi peringatan alam untuk tidak diperbudak dengan teknologi.

Justru dengan adanya teknologi yang kian memudahkan pekerjaan manusia, manusia pun selayaknya bisa menjadi pribadi yang lebih berperadaban, mengerjakan segala sesuatu yang tak bisa dirampungkan oleh teknologi. Namun, pada kenyataannya, banyak dari kita yang tenggelam pada “kemudahan” tersebut. Fenomena banyak di antara kita yang mau untuk jadi bule (budak leptop) salah satunya!

Iya, bule pun kini kehadirannya semakin merambah di negara Indonesia. Bukan orang yang berasal dari mancanegara melainkan orang pribumi. Masyarakat perlahan mulai menghilangkan nilai-nilai kekhasan bangsanya karena sangat menikmati penjajahan teknologi era kini.

Betapa sulit memerangi diri sendiri di era digitalisasi. Akibatnya, kemalasan makin merebak, tak ayal juga hal ini bisa mengubah perilaku hidup sehat yang tanpa disadari bisa berpengaruh pada kesehatan mata juga sendi pergelangan tangan misalnya saja CTS (Carpal Tunnel Syndrome).

Dilansir dari Alomedika (2021) diperkirakan CTS terjadi pada 1-4 persen dari total populasi di seluruh dunia. Angka insidensinya mencapai 276/100.000 orang per tahunnya di seluruh dunia. Mengenai mortalitas Carpal tunnel S (CTS), CTS adalah penyakit yang tidak menyebabkan kematian/ mortalitas tetapi dapat menyebabkan morbiditas irreversible berupa kerusakan nervus medianus yang dapat menyebabkan morbiditas berat (penurunan hingga kehilangan fungsi) pada tangan. Hal tersebut diperburuk dengan gaya hidup yang sering melakukan gerakan berulang pada tangan sehingga menyebabkan kekakuan dan peradangan.

          Fakta lainnya laptop yang kadang diletakkan di paha oleh masyarakat menghasilkan panas dan biasanya orang meletakkan laptop di atas pahanya. Hal tersebut akan memunculkan gangguan kesehatan yakni penyakit kulit. Panas berlebih pada laptop akan memunculkan radiasi yang akan mengganggu kesehatan tubuh.

          Berkurangnya tingkat kesuburan baik pada pria maupun wanita juga bisa menjadi salah satu dampak akibat radiasi laptop. Usahakan gunakan laptop di meja dengan memperhatikan posisi yang baik dan benar. Jangan pula menggunakan laptop dalam kondisi sedang chargingkarena di saat itu laptop sedang memancarkan radiasi yang lebih tinggi.

Banyak pula pengaruh negatif radiasi laptop bila penggunaannya berlebihan. Oleh karena itu, beri batasan diri dalam penggunaan laptop supaya mata tidak terlalu lelah. Selain itu beberapa hal berikut bisa dilakukan. Coba atur jarak minimal antara mata dengan layar laptop, minimal sejauh antara 50-100 cm.

Bisa juga memasang filter pada monitor laptop, supaya radiasi tidak sampai ke mata. Dalam peletakannya, tempatkan monitor sejajar dengan mata kita ketika menggunakan laptop. Atur juga pencahaan pada layar monitor untuk tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap. Monitor laptop yang terlalu terang akan mudah membuat silau sedangkan monitor yang terlalu gelap malah membuat mata lebih cepat kering. Aturlah warna pada monitor yang sekirannya nyaman dipandang oleh kedua mata. Sering mengedipkan mata juga menjadi salah satu cara yang cukup baik untuk menjaga kelembapan permukaan mata.

Sangat disayangkan bila negeri ini nantinya banyak masyarakat yang terkena dampak negatif dari seringnya membersamai gawai. Tentunya semakin bertambah usia kita semua ingin semakin sehat bukan? Sekarang coba kita bayangkan bila bule (budak leptop) terkena penyakit CTS (Carpal Tunnel Syndrome),jelas ini akan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Tidak hanya itu, rasa ketidaknyamanan karena sensasi nyeri pastinya akan kerap dirasakan oleh penderita CTS. Kram, kesemutan, hingga mati rasa, sulit sekali untuk menggerakkan tangan. Belum lagi bila ditambah dengan efek paparan radiasi pada mata, kram pada leher, lengan, dan masih banyak lagi, wah ngeri!

Kita dituntut menjadi manusia arif di era digitalisasi saat ini. Apa untungnya jadi bule (budak leptop) bila membuat tubuh semakin sakit? Bila pekerjaan mengharuskan kita untuk banyak bergelut dengan laptop, gawai, dan sejenisnya, usahakan harus pandai dalam mengatur waktu untuk kapan melakukan sesi break.Tidak dari pagi hingga sore bersenda gurau dengan gawai melulu. Selingilah dengan olahraga ringan misalnya senam pergelangan tangan, senam mata, senam wajah, dan perenggangan di tempat duduk untuk merelaksasikan otot.

Sebenarnya tidak hanya itu, dampak digitalisasi yang membuat para masyarakat lebih individualis, harapannya tidak makin merajalela. Manusia secara kondrati yang juga diciptakan sebagai makhluk sosial bisa menjadi bijak dalam memanfaatkan teknologi dan tidak terlampau hanyut dalam kesibukan mandiri berupa bermain gawai seperti laptop dan sejenisnya.

Hal ini nantinya akan menjadikan marwah masyarakat lebih terjaga martabatnya untuk bersama menyongsong era society sebagai manusia yang bisa memanusiakan manusia dengan teknologi yang digenggamnya.(*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img