MALANG POSCO MEDIA – Salah satu peristiwa bersejarah yang tetap akan dikenang sepanjang kehidupan umat manusia teruma Islam adalah peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Peristiwa yang terjadi pada tahun 621 M atau bertepatan dengan tahun ke 10 ke-Nabian ini menjadi serentetan kejadian pada saat tahun kesedihan terjadi, yakni ketika Istri Nabi Muhammad SAW Siti Khadijah dan Pamannya Abu Thalib meninggal dunia.
Setidaknya ada dua peristiwa besar yang mengiringi peristiwa Isra’ Mi’raj ini, yakni yang pertama mulai disyariatkannya sholat lima waktu, perintah yang langsung diberikan oleh Allah SWT saat Nabi melakukan perjalanan spiritual ke langit ketujuh ini sekaligus menjadi sarana untuk “menguji” para sahabat dan kaum muslimin atas keteguhan Imannya selama ini kepada Allah SWT dan Rasulullah.
Kedua, tiga tahun pasca peristiwa Isra’ Mi’raj ini Nabi Muhammad SAW mengalami sebuah transformasi kehidupan dengan melakukan Hijrah ke Madinah, sampai pada akhirnya terbentuk tatanan negara baru di sana dan Islam berkembang dengan begitu pesatnya.
Seolah melalui peristiwa Isra’ Mi’raj ini Rasulullah sedang disiapkan untuk menghadapi kehidupan baru yang lebih heterogen di Madinah, mengimplementasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan bernegara dan membangun masyarakat baru yang seimbang antara kehidupan dunia dan akhirat.
10 tahun Rasulullah membangun kehidupan masyarakat baru di Madinah, dan tercatat ada kurang lebih 125 Ribu orang yang kemudian berIslam pada saat Haji Wada’ yakni beberapa waktu sebelum Nabi Muhammad meninggal dunia. Hal ini jugalah yang mengispirasi seorang Yahudi berkebangsaan Amerika Serikat bernama Michael H. Hart untuk menulis bukunya yang berjudul 100 tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah, dan Hart menempatkan Nabi Muhammad SAW pada peringkat pertama sebagai tokoh paling berpengaruh di dunia.
Denis Waitley dalam bukunya Psychology of Winning menyebutkan bahwa pemenang bukanlah orang yang tidak pernah menerima kekalahan, akan tetapi orang yang tidak pernah berhenti untuk terus mencoba dan berusaha sampai berhasi. Dan itulah yang disebut dengan ketabahan, determinasi, ketika dia mengalami kegagalan atau kekalahan maka sikap mental yang dimiliki adalah berpikir dan bertindak seperti peluru kendali yakni tetap berfokus pada tujuan akhirnya untuk memperoleh keberhasilan.
Pemenang (winner) menjalani hidupnya penuh dengan semangat, tidak mudah putus asa, tidak banyak komplain, tidak menyalahkan orang lain dan tidak membuat-buat alasan. Pemenang selalu membuat komitmen, bermimpi besar, berorientasi pada tindakan nyata, melatih diri dengan keras, bisa beradaptasi mesikupun menjadi bagian dari team yang besar dan sangat percaya pada spirit kemenangan.
Attitudenya selalu ingin membantu orang lain, menjadi role model, selalu dalam statementnya menyatakan “ini mungkin sulit, akan tetapi pasti bisa kita kerjakan.” Argumentasinya kuat tetapi bahasanya sederhana dan lembut, ia berpegang teguh pada nilai-nilai dan ketika melakukan kesalahan maka ia langsung mengucapkan, “Sayalah yang bersalah.”
“Build your wave, then ride it” adalah pepatah lama yang sangat populer, bahwa pelaut ulung itu dilahirkan dari kerasnya ombak di samudera. Pepatah ini seolah menjadi pembenaran, bahwa kesuksesan dan keberhasilan itu adanya pasti di tengah-tengah kesulitan dan hambatan.
Bahwa ikan besar dan berkualitas itu tidak ditangkap dari pinggir pantai yang ombaknya tenang, akan tetapi ia didapatkan di tengah samudera yang ombaknya sangat membahayakan. Sebuah gelombang (tantangan) dalam kehidupan, bagi seorang yang memiliki mentalitas bertumbuh adalah sebuah peluang untuk berkembang. Dia memaknai setiap tantangan yang datang kepadanya sebagai sebuah kesempatan untuk menjadikannya lebih sukses dan berhasil.
Seperti kata Filsuf kuno, bahwa “Ubahlah cara berpikir anda, maka hidup anda juga akan berubah.” Pikiran yang berubah akan mengasilkan perilaku atau tindakan yang berubah dan perilaku yang berubah pada diri dan lingkungan sekitar akan menghasilkan dampak atau hasil berwujud yang bisa kita rasakam hasilnya.
Nelson Mandela mengungkapkan, “tidak ada gairah yang ditemukan jika bermain kecil, dan menetap untuk hidup di bawah garis dari apa yang mampu kamu lakukan.” Contoh kegairahan dan kegigihan itu juga ada pada diri Derek Redmond, sang atlet lari cepat pada olimpiade 1992, dan karena kegigihannya untuk tetap melanjutkan larinya hingga sampai di garis finish meskipun ototnya sobek dan kesusahan berlari, menjadikannya model dalam sepanjang sejarah olahraga dengan standing uplause 65 ribu penonton saat itu.
Thomas Edison melakukan 1.000 percobaan yang gagal, apakah kamu tahu itu ?, karena yang ke 1.001 menjadi bola lampu yang menyala. Setiap percobaan yang gagal adalah satu langkah lebih dekat dengan kesuksesan, dan oleh karenanya kita harus mengambil risiko, kita harus merangkul kegagalan.
“Jika kamu merasa akan jatuh, jangan berpegangan pada apapun, kecuali keyakinanmu”, karena Rahasia Hidup adalah kamu jatuh tujuh kali, namun kamu harus bangun lagi delapan kali.
Pelajaran berharga dari peristiwa Isra’ Mi’raj adalah tentang sikap mental menjadi seorang “the winner.” Perjalanan hidup kita yang tidak panjang, kesempatan dan peluang yang terbatas serta persaingan hidup yang tidak ada ujungnya menuntut kita semua untuk memiliki sikap mental tersebut.
Pertanyaannya adalah bagaimana dengan kita? Nenek moyang kita telah mewariskan nilai-nilai keluruhan The Winner. Banyak contoh nyata yang telah diteladankan oleh generasi pendahulu kita sebagai seorang yang memiliki the winner indentity, pilihan itu kembali kepada kita, untuk menjadi seorang The winner atau the loser.(*)