Kehilangan satu kaki tak menghilangkan harapannya. Arif Setyo Budi terus menekuni hobi dan berkreativitas. Salah satunya sebagai b-boy. Ia kini juga aktif menekuni fotografi.
=======
Arif tetap mengekspresikan diri, tampil di hadapan masyarakat umum. Motivasinya menjadi diri sendiri dan terus bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.
Pria yang harus kehilangan satu kaki akibat kecelakaan kerja ini menikmati hobi yang ia sukai sejak dulu. Yakni breaking atau breakdance.
“Karena breakdance salah satu hobi yang sudah saya geluti sejak dulu,” kata Arif kepada Malang Posco Media ketika ditemui di Kauman Coffe, Senin (20/2) lalu.
Ia menyukai breakdance sejak duduk di bangku kelas 2 SMA. Tepatnya pada tahun 2005. Sejak saat itu terus mendalami breakdance dan menjadi hobinya. Namun setelah lulus SMA, ia berhenti breakdance karena harus bekerja.
Namun nahas, pria kelahiran tahun 1987 ini mengalami kecelakaan kerja. Yakni pada tahun 2007. Hal tersebut mengakibatkan kaki kanannya harus diamputasi.
“Setelah kecelakaan kerja itu, saya resign karena memang tidak bisa bekerja. Saya harus melakukan perawatan dan kontrol. Baru di tahun 2008, ada teman saya yang mengajak melihat latihan teman-teman b-boy latihan. Dari sana saya mulai memikirkan masih bisa gak ya saya breakdance lagi,” ceritanya.
B-boy sebutan penari breakdance bagi laki-laki. Atas support dan bantuan dari teman-teman b-boy yang lain, akhirnya Arif meneguhkan diri kembali ke dunia breakdance dengan kondisinya saat ini yang kehilangan satu kaki.
“Saya coba melakukan satu gerakan yang sudah saya latih dahulu. Dan ternyata masih bisa. Akhirnya berkat dukungan dari teman-teman b-boy yang lain, saya coba untuk mengkreasikan gerakan-gerakan yang saya sudah kuasai namun tentu disesuaikan dengan kondisi saya saat ini,” jelas warga Sukun Kota Malang ini.
Untuk melatih gerakannya, salah satu hal yang dilakukan dengan menonton YouTube dari channel breakdance difabel yang berasal dari luar negeri. Hal itu sekaligus menambah motivasi bagi Arif agar dapat terus berlatih lebih giat.
“Dari segi latihan sendiri saya tidak pernah memaksakan. Sekiranya dari saya tidak mampu menguasai gerakannya, ya saya tidak gunakan. Kalau di breakdance ini kan ada kebebasan gerakan,” katanya. “Jadi tidak ada acuan khusus. Dari sana saya mulai coba-coba melatih gerakan-gerakan yang bisa saya gunakan untuk kondisi saya saat ini,” sambung alumni SMK Nasional Malang ini.
Meskipun sempat kesulitan menyesuaikan tarian dengan satu kaki, namun hal tersebut tidak melunturkan semangatnya. Tidak butuh waktu lama. Hanya beberapa bulan, Arif sudah bisa menguasai gerakan breakdance dengan satu kaki.
Di tahun 2009 itulah ia pertama kali terjun ke perlombaan breakdance untuk pertama kali setelah kehilangan kaki kanannya.“Saya coba ikut lomba lagi. Tujuannya ya untuk having fun saja saat itu. Belum yang berorientasi untuk juara,” kata dia.
Setelah itu ia mulai ketagihan. Akhirnya ikut beberapa perlombaan-perlombaan. Dari tingkat regional hingga nasional.
Pria yang suka berwirausaha ini memiliki banyak prestasi. Salah satu kompetisi terkenal tingkat nasional, Indonesia Mencari Bakat (IMB) ia berhasil masuk 40 besar. Selain itu juga menjuarai ajang breakdance seperti LA Street BALL B-Boy, Indonesia B-Boy Championship dan masih banyak lagi.
“Akhir-akhir ini belum ada perlombaan breakdance yang diikuti. Mungkin hanya latihan-latihan bersama teman-teman b-boy dua sampai tiga kali dalam seminggu. Karena memang tujuannya lebih ke kumpul-kumpul dan silaturahmi dengan teman-teman,” kata dia. Desember 2022 lalu, Arief dan beberapa teman b-boy Malang sempat diundang ke Yogyakarta. Mereka tampil dalam peringatan Hari Disabilitas Internasional.
Selain breakdance, Arif juga mendalami beberapa hobi lain. Salah satunya di bidang fotografi dan videografi. Ia mulai menyukai dunia foto dan video sejak tahun 2011. Menurutnya kekurangan bukan menjadi hambatan.
“Saya ingin mencoba hal baru. Seperti fotografi awalnya coba-coba dengan alat yang seadanya. Bagi saya, kekurangan bukan menjadi hal yang harus dikasihani atau membuat saya berpangku tangan. Selagi saya bisa melakukan sendiri akan saya lakukan,” kata dia.
Lambat laun, hobinya di fotografi akhirnya menjadi ladang usaha bagi Arif. Saat ini ia juga menjajaki sebagai fotografer, seperti pemotretan prewedding dan wedding. Tidak berhenti sampai di sana, ia juga mulai menekuni foto produk.
“Sementara menerima orderan foto dari teman-teman dekat saya. Namun ke depannya saya juga akan lebih mendalami lagi. Sekarang juga sedang mencoba untuk berlatih memotret produk, seperti makanan atau yang lainnya,” tutur pria lulusan Jurusan Otomotif tersebut.
Arif memiliki mimpi untuk memberdayakan teman-teman difabel lainnya, khususnya yang berada di sekitar Malang Raya. Karena menurutnya kekurangan bukanlah suatu hal yang buruk. Tak harus disesali. Terpenting bagaimana terus bangkit dan menikmati hidup. (adam malik/van)