.
Friday, December 13, 2024

Generasi Muda Penentu Pemimpin Bangsa

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Dilansir dari sumber berita nasional.kompas.com (10/2/2023), Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menyebut bahwa Pemilu 2024 bakal didominasi oleh pemilih muda, yakni mereka yang berusia maksimum 40 tahun pada hari pemungutan suara 14 Februari 2024.

Oleh Karen itu Pemilu 2024 akan jadi momen krusial bagi kalangan ini untuk menentukan arah masa depan Indonesia. Sebelumnya Lembaga Centre for Strategic and International Studies (CSIS) pernah mengadakan diskusi publik yang membahas survei nasional dengan tema Pemilih Muda dan Pemilu 2024, dimana dinyatakan bahwa  Pemilu 2024 mendatang akan didominasi oleh kaum generasi Z dan milenial yang rentang usianya 17-39 tahun mendekati 60 persen.

Berdasarkan hasil Pemutakhiran Data Pemilih Berkelanjutan (PDPB) Semester I Tahun 2022, tercatat sebanyak 190.022.169 pemilih pemilu. Maka diprediksi terdapat sekitar 114.013.301 adalah merupakan pemilih muda.

Memang, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk masuk lima terbesar di dunia, dimana mayoritas penduduknya adalah generasi muda. Dalam konteks ini maka disadari bahwa generasi muda memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan arah masa depan bangsa.

Salah satu tugas yang harus diemban oleh generasi muda adalah menentukan pemimpin bangsa yang mampu membawa Indonesia menjadi negara yang maju dan sejahtera.

Dalam setiap perhelatan Pemilu, suara generasi muda selalu menjadi sorotan tersendiri. Akan tetapi, sayangnya masih banyak di antara generasi muda yang Golput tidak menggunakan hak suaranya. Mereka beranggapan bahwa suara mereka tidak akan berpengaruh dan tidak akan ada perubahan yang signifikan terjadi. Padahal, suara generasi muda sangat penting untuk menentukan arah masa depan bangsa.

Generasi muda memiliki potensi yang besar dalam membawa perubahan yang positif di dalam masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk lebih aktif dalam berpartisipasi dalam pemilihan umum dan menentukan pemimpin yang tepat.

Dalam menentukan pemimpin, generasi muda harus mampu melakukan analisis yang matang dan obyektif terhadap para calon pemimpin. Mereka harus menguji visi dan misi calon pemimpin, serta memperhatikan track record dan integritasnya. Selain itu, generasi muda harus mampu melihat kebutuhan masyarakat secara umum dan memilih pemimpin yang mampu memenuhi kebutuhan tersebut.

Generasi muda juga harus berperan aktif dalam mengawasi kinerja para pemimpin yang telah terpilih. Mereka harus terus memantau apakah para pemimpin tersebut telah memenuhi janji-janjinya dan memperjuangkan kepentingan rakyat dengan baik. Jika para pemimpin tidak memenuhi harapan masyarakat, generasi muda harus bersikap kritis dan memilih pemimpin yang lebih baik di pemilihan selanjutnya.

Dalam sebuah negara demokrasi, hak suara adalah hak yang sangat berharga. Generasi muda harus menghargai hak suaranya dan menggunakannya secara bijak untuk menentukan pemimpin bangsa yang terbaik. Dengan menentukan pemimpin yang tepat, generasi muda dapat turut serta membangun Indonesia menjadi negara yang maju dan sejahtera.

Jadilah Pemilih Rasional

Pemilihan umum merupakan momen penting bagi warga negara untuk menentukan pemimpin yang akan memimpin negara selama beberapa tahun ke depan. Namun, masih banyak pemilih yang terjebak dalam pola pikir yang tidak rasional saat memilih pemimpin. Mereka lebih dipengaruhi oleh faktor emosional dan persepsi yang keliru daripada berpikir secara objektif dan rasional. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjadi pemilih yang rasional, bukan pemilih yang irasional.

Dalam pandangan pendekatan rational-choice bahwa perilaku pemilih yang rasional terletak pada perhitungan biaya dan manfaat (Ramadhan, 2020). Pemilih yang rasional adalah pemilih yang mampu berpikir secara kritis dan obyektif terhadap para calon pemimpin. Mereka tidak terjebak dalam pengaruh isu-isu yang bersifat emosional dan tidak mempercayai informasi yang belum terbukti kebenarannya.

Sebaliknya, mereka melakukan analisis yang matang terhadap visi, misi, dan kinerja para calon pemimpin. Pemilih yang rasional juga mampu membedakan antara propaganda politik dan fakta yang sebenarnya. Mereka tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang tidak jelas kebenarannya, dan selalu mencari informasi yang akurat dan terpercaya sebelum membuat keputusan. Mereka juga memperhatikan track record dan integritas para calon pemimpin, serta mempertimbangkan kepentingan rakyat secara umum.

Sementara, pemilih yang irasional lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor emosional dan persepsi yang keliru. Mereka mudah terprovokasi oleh isu-isu yang tidak jelas kebenarannya, dan tidak berusaha mencari informasi yang akurat dan terpercaya. Mereka juga lebih memilih calon pemimpin berdasarkan popularitas dan janji-janji kosong, tanpa memperhatikan kinerja dan integritas para calon pemimpin.

Pemilihan umum bukanlah ajang untuk memilih pemimpin berdasarkan perasaan atau kesukaan semata. Pemilihan umum adalah momen penting bagi kita untuk menentukan pemimpin yang mampu memimpin negara dengan baik, memenuhi kebutuhan rakyat, dan memajukan negara ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, sebagai warga negara yang cerdas dan bertanggung jawab, mari jadilah pemilih yang rasional, bukan pemilih yang irasional.

Masa Depan Politik Milik Gen-Z

Generasi Z adalah generasi yang lahir dan tumbuh di era teknologi digital. Mereka tumbuh dengan akses mudah ke informasi dan teknologi, dan karena itu mereka cenderung menjadi generasi yang sangat terhubung dengan perkembangan terkini dalam politik dan isu-isu sosial. Mereka juga dikenal sebagai generasi yang sangat sadar lingkungan dan mementingkan nilai-nilai keberlanjutan.

Hal ini menunjukkan bahwa generasi Z memiliki potensi besar untuk memengaruhi arah politik bangsa di masa depan. Mereka dapat menjadi kekuatan yang signifikan dalam mengubah budaya politik menjadi lebih inklusif dan berkelanjutan.

Namun, untuk mewujudkan potensi ini, generasi Z perlu terus mengembangkan keterampilan mereka dalam bidang politik, termasuk pengembangan pemahaman tentang isu-isu sosial dan kemampuan membangun koalisi untuk mencapai tujuan mereka.

Oleh karena itu, penting bagi para pemimpin politik saat ini untuk mendengarkan suara generasi Z dan mempertimbangkan perspektif mereka dalam keputusan politik, serta memperkuat keterlibatan mereka dalam politik dan memanfaatkan teknologi untuk membentuk perubahan positif dalam masyarakatTop of FormTop of Form.(*)Bottom of Form

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img