.
Thursday, December 12, 2024

Hidup Sukses dengan Perubahan Diri

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Ada sepenggal cerita, seorang pemuda tukang loper koran sejak ia duduk di bangku SMA. Setiap subuh tiba, dengan rajinnya ia mengantarkan koran dari satu rumah  ke rumah lainnya. Aktivitas itu dilakoninya sampai ia tamat SMA. Melihat kegigihannya bekerja, membuat banyak orang kagum.

Setelah sekian tahun menggeluti pekerjaan sebagai tukang loper koran, pemuda tadi sudah banyak mengalami perubahan. Ia sudah punya kios kecil. Di kios itulah ia menjual koran dan membuka usaha  minuman jus. Usahanya mulai menunjukkan kemajuan, kendati bagi orang lain hal itu belumlah seberapa.

Berbeda dengan cerita lainnya tentang pemuda penjual gorengan yang sedari dulu sampai sekarang ia tetaplah menjadi tukang gorengan. Berjualan berkeliling, dengan gerobak yang sama. Sekian tahun lamanya tak terlihat perubahan yang berarti. 

Dua contoh kisah di atas membuat kita berpikir dan merenung, ternyata perubahan itu tergantung sikap kita. Sebagaimana Allah mengingatkan hamba-Nya dalam surat cintanya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka” (QS [13]:11).

Dua penggal cerita tersebut mengingatkan kata bijak dari seorang penulis bernama samaran Banda Bening. Dalam sebuah kolom tulisannya, ia menyatakan “setiap waktu kita memilih, setiap waktu kita menerima akibat yang kita pilih. Yang memilih beranjak akan berbeda nasibnya dengan yang memilih tak bergerak. Yang memilih bersegera akan berbeda nasibnya dengan yang memilih menunda. Yang memilih sikap optimistik akan berbeda nasibnya dengan yang memilih sikap optimistik.”

Apapun profesi dan pekerjaan yang kita pilih akan mengantarkan kita kepada nasib yang kita inginkan. Semua itu tergantung sejauh mana usaha dan perubahan-perubahan yang telah kita perbuat. Si tukang loper koran dan penjual gorengan memiliki rentang waktu yang sama, namun memiliki hasil yang berbeda.

Kita pun senyatanya demikian, apakah kita masih setia dengan pola kerja yang sama, tanpa melakukan perbaikan dan perubahan-perubahan yang dapat meningkatkan kapasitas keahlian yang kita miliki. Menghabiskan waktu bertahun-tahun dengan profesi yang sama, namun tak menunjukkan langkah kemajuan. Sementara Tuhan memberikan kita waktu yang sama

Dalam proses perubahan, terkadang seseorang butuh waktu yang tidak sebentar. Sebab ia harus memenuhi standar kalayakan terlebih dahulu. Setiap orang tentu memiliki ukuran yang berbeda dalam menentukan standar tersebut.

Ada yang mematok pada hal materi, dan ada pula yang non materi (rasa senang, rasa bahagia dan lain sebagainya). Tak pelak, karena ukuran inilah, tidak sedikit orang yang menganggap jika mengubah nasib merupakan hal yang sulit. 

Tersebab perubahan hidup merupakan tanggungjawab diri kita sendiri, mau tidak mau, kita perlu mengenal diri kita sendiri lebih dalam. Mengenal identitas kesejatian kita sebagai manusia, mengenal peran utama diri kita dalam drama kehidupan ini, dan kemudian mengaplikasikan segala berlian yang terpendanm di dalam diri ini.

Toh, setiap manusia diberi bekal kemampuan untuk hidup sukses. Karena itu, kecenderungan untuk meraih hidup sukses itu akan selalu hadir selama hayat di kandung badan.

Dalam konteks meraih kesuksesan hidup, semua orang pasti ingin berubah, ingin nasibnya lebih baik. Tetapi banyak orang yang keinginan mengubah nasibnya itu hanya berhenti sebatas keinginan, tanpa tindakan apa-apa. Padahal, yang bisa mengubah nasib dan masa depan kita adalah diri kita sendiri.  

Seperti orang yang sedang naik sepeda, jika ia terus bergerak ia akan tetap tegak dan tidak terjatuh. Bila seseorang dalam hidupnya mager(malas gerak) untuk berubah, ia akan terjatuh. Itu juga yang berlaku di tingkat pencapaian prestasi secara personal. Bila seseorang menginginkan kemajuan yang jauh lebih fenomenal dalam skala kehidupan personal, melakukan perubahan adalah suatu keniscayaan.

Keinginan mengubah nasib bisa dimulai dengan mengubah sikap dan kebiasaan. Jika selama ini sering terlambat, diubah menjadi lebih rajin dan tidak pernah terlambat. Jika kemarin sering menunda pekerjaan, hari ini menyegerakan menyelesaikan pekerjaan.

Jika sebelumnya bekerja asal-asalan, maka sekarang bekerja lebih serius. Hanya dengan mengubah sikap dan kebiasaan itulah akan membantu seseorang dapat memperbaiki diri menjadi lebih baik.

Fakta dalam keseharian, ada orang yang ingin berubah, namun dia tidak pernah belajar cara berubah. Ada pula orang yang ingin berubah dengan menuntut orang lain, pemerintah, kondisi, bahkan dunia, jika perlu, agar berubah mengikuti keinginan dia sendiri. Satu hal yang dia lupakan, justru ini yang terpenting dan termudah baginya, yaitu menuntut dirinya agar terlebih dahulu berubah.

Mengubah diri sendiri sebetulnya jauh lebih mudah, dibandingkan mengubah orang lain. Jangankan mengubah miliaran orang, jutaan, ribuan, ratusan, puluhan, bahkan satu orang pun susah. Namun kita bisa mengubah diri kita sendiri jika kita mau. Jika menyibukkan diri untuk melakukan yang tak mungkin, yaitu mengubah dunia agar sesuai dengan kehendak kita, malah hidup kita bisa sia-sia.

Sekadar contoh, ketika kita ingin sukses dalam karir, kemudian berharap semua orang senang dengan pekerjaan kita, berharap semua orang mengapresiasi jerih payah kita, dan semua orang mengakui kepemimpinan kita, itu tak mungkin. Kita tidak bisa memaksa orang lain, sebab mereka juga memiliki hak untuk bersikap. Tampak akan lebih bijak, jika kita mulai mengubah diri kita sendiri.

Akhir kata, jika kita mengharapkan kesuksesasn hidup, mengubah sikap diri agar lebih baik adalah suatu keharusan. Kita perlu melakukan pekerjaan dengan cara-cara ‘out of the box’ dari sebelumnya. Selain itu, kita selalu melakukan peningkatan diri agar menjadi pribadi yang lebih terampil.

Tanpa berhenti kita terus menerus mengasah diri agar menjadi orang yang memiliki jiwa kepemimpinan dan bertanggung jawab. Intinya, proses tidak akan mengkhianati hasil. Sikap orang lain bisa berubah seiring kesuksesan hidup kita dan itu semua diawali dengan perubahan dari diri kita sendiri.(*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img