MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Keterlambatan deteksi dan pencegahan stunting di pelosok desa menjadi salah satu kendala program penurunan stunting. Hal ini mendorong Pemerintah Desa Senggreng, Kecamatan Sumberpucung untuk berinovasi. Yakni membangun sistem jaringan kader kesehatan dan pendampingan pencegahan dan penanganan stunting sejak pranikah.
Sistem tersebut diberi nama Si Mudin, atau singkatan dari Sistem Mencegah Stunting Dini. Dengan pendampingan sejak pranikah, diharapkan dapat menekan risiko melalui pengawasan nutrisi cukup dan gizi seimbang, hingga kesehatan calon orang tua dan anak.
Edukasi sejak dini, kata Kepala Desa Senggreng Rendyta Witrayani Setyawan, dilakukan melalui pasangan yang mengajukan permohonan nikah. Nantinya akan dicatat oleh petugas pencatatan pernikahan di desa atau biasa disebut Pak Modin. Pencatatan tersebut nantinya akan dimasukkan kedalam sistem website Si Mudin.
“Di mana kader kesehatan pemburu stunting teriagakan setiap RT ada. Nantinya bekerjasama dengan pemerintahan desa setiap ada calon pengantin mendaftarkan dirinya ke pak Mudin. Data itu masuk ke website dan terbroadcast (pesan siaran) ke seluruh kader. Sehingga bisa langsung tahu dan melakukan pendampingan,” jelas Rendyta, Senin (27/2) usai melaunching program Si Mudin.
Wanita yang disapa Dita ini menjelaskan, dalam sitem Si Mudin di website dan WhatsApp dapat ditemui beberapa program. Mulai dari dapur sehat tangani stunting, hingga Pancing atau Paket Cepat Atasi Stunting berbentuk menu makanan olahan produk lokal yang bernilai gizi tinggi.
“Terutama untuk balita disini yang berpotensi atau yang memang masih ditemukan risiko stunting. harapannya kita bisa zero,” ujar Dita.
Sedangkan pendampingan sejak pranikah dilakukan guna mempersiapkan kesehatan kedua orang tua calon anak. Sementara pendampingan dilakukan berkala hingga anak melampaui usia di atas usia rawan stunting.
Dita merincikan, nantinya akan ada sebanyak 34 kader stunting. Ke 34 kader stunting ini merupakan perwakilan dari setiap Rukun Tetangga (RT) yang ada di Desa Senggreng.
Berdasarkan data yang ia himpun, saat ini tercatat masih ada sebanyak 36 anak yang dalam kondisi stunting. Namun data tersebut data yang terakhir ia himpun hingga akhir tahun 2022 lalu.
Sementara untuk tahun 2023 ini, ia masih kembali menginventarisir jumlah anak yang dalam kondisi stunting. Ia meyakini, dengan segala upaya yang telah dilakukan, angka stunting di Desa Senggreng bisa kembali turun. Termasuk dengan inovasi Si Mudin yang telah dilaunching.(tyo/jon)