MALANG POSCO MEDIA- Cuaca ekstrem makan korban. Tanah longsor di Dusun Ganten Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang menewaskan seorang warga, Senin (27/2) tadi malam. Sepanjang hari kemarin Malang Raya dihempas hujan dan angin kencang. Akibatnya pohon tumbang menimpa pengendara hingga bangunan vertical garden ambruk.
Longsor yang di Ngantang terjadi sekitar pukul 19.30 WIB tadi malam. Longsor menimpa rumah warga. Salah seorang penghuni rumah, Tuminah, 76 tahun meninggal dunia dilokasi tanah longsor.
Korban lain Misdi yang satu rumah dengan Tuminah sempat berusaha menolong. Namun ada tanah longsor susulan sehingga Misdi sempat terkena material longsor.
Selanjutnya warga sekitar berdatangan dan membantu mengevakuasi. Saat ditemukan, Tuminah sudah meninggal dunia. Jenazahnya dibawa ke Puskesmas Ngantang. Sedangkan Misdi dibawa ke RS Madinah Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang untuk mendapatkan perawatan.
Sedangkan di Kota Malang, Ullifah, warga Jalan KH Hasyim Kelurahan Kedungkandang Kecamatan Kedungkandang mengalami patah kaki kanan akibat tertimpa pohon tumbang kemarin siang sekitar pukul 12.40 WIB. Lokasi kejadiannya di Jalan Ki Ageng Gribig Kedungkandang.
Ia juga mengalami luka pada bagian kepala. Sepeda motor yang dikendarainya saat melintas juga rusak.
Kalaksa BPBD Kota Malang Prayitno menjelaskan cuaca ekstrem berupa angin kencang membuat pohon rawan tumbang. Bahkan sampai ambruk membahakan warga.
“Satu korban kakinya patah akibat dahan pohon Semplah jenis Sengon di Jalan Ki Ageng Gribik roboh. Anginnya memang sedang kencang. Kita sedang masuk di kondisi cuaca ekstrem,”jelas Prayitno.
Selain di Jalan Ki Ageng Gribig, terpantau pohon tumbang terjadi di tempat lain. Di antaranya di Jalan Sindoro Kelurahan Oro-Oro Dowo Kecamatan Klojen. Kejadiannya sekitar pukul 15.00 WIB. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun kabel jaringan internet terputus.
“Teman-teman di lapangan juga langsung berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk penanganan dahan dan pohon tumbang ini. Kami imbau warga agar hati-hati saat berkendara,” pesan Prayitno.
Ia menyampaikan dalam kurun waktu sepekan ini, Kota Malang masuk dalam kondisi cuaca ekstrem. Yakni hujan disertai angin kencang.
Mantan Camat Kedungkandang itu menyampaikan agar warga sementara menghindari berkendara maupun berteduh di bawah pohon saat hujan atau angina kencang. Ia menyarankan lebih baik berhenti dan berteduh di gedung kokoh terlebih dahulu
“Teman-teman di kelurahan tangguh juga kami siagakan sepekan ini. Segera jika ada kejadian atau potensi bencana saling laporkan kondisi,” katanya.
Bencana alam akibat cuaca ekstrem berupa hujan deras dan angin kencang juga terjadi di Kota Batu. Selama dua hari kemarin, tercatat pohon tumbang dan longsor di beberapa lokasi.
Kalaksa BPBD Kota Batu Agung Sedayu mengatakan Senin (27/2) sore saja terjadi bencana alam seperti pohon tumbang di depan hotel Purnama. Vertical Garden Kota Batu sepanjang 15 meter di Jalan Brantas pun ambruk.
“Benar selama hujan deras dan angin kencang dua hari ini mengakibatkan pohon tumbang dan longsor. Bahkan ada juga kendaraan yang tertimpa pohon tumbang di Jalan Payung. Tidak ada korban jiwa,” kata Agung.
Kemudian kemarin sore, tampak beberapa genteng atap Kantor Balai Kota Among Tani Kota Batu juga terlepas. “Kami mengimbau warga utamanya pengguna jalan lebih waspada saat berkendara pada cuaca berangin kencang. Serta saat hujan jangan beraktivitas di bawah pohon yang rawan roboh,” imbaunya.
Pohon tumbang juga terjadi di berbagai wilayah di Kabupaten Malang. Di antaranya di Dusun Jeding RT02 RW 01 Desa Kidal, Kecamatan Tumpang.
“Pohon yang tumbang jenis gambiran usia pohon diperkirakan 80 tahunan, cukup tua,’’ kata Camat Tumpang Sukarlin. Dihubungi Malang Posco Media, tumbangnya pohon ini mengenai atap salah satu punden yang ada di wilayah tersebut. Beruntung saat itu tidak ada warga yang berziarah.
“Saksi mata menyebutkan kejadiannya pukul 12.00 WIB. Saat itu angin berhembus kencang, tiba-tiba pohon tumbang menimpa atap punden,’’ kata Sukarlin.
Kejadian pohon tumbang itupun seketika dilaporkan warga kepada perangkat desa untuk dilanjutkan kepada Muspika dan BPBD Kabupaten Malang.
Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan mengatakan pihaknya langsung datang ke lokasi kejadian. Kemudian evakuasi pohon yang tumbang. “Tidak ada korban jiwa, tapi dahan pohon sempat mengenai atap punden. Selanjutnya kami melakukan pembersihan,’’ tandasnya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi gejala cuaca ekstrem seperti angin kencang masih harus diwaspadai dalam beberapa hari kedepan.
Peringatan tiga harian BMKG Stasiun Meteorologi Juanda Sidoarjo menunjukkan Malang Raya termasuk yang diprediksi mengalami hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang. Yakni pada 27-29 Februari 2023.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Juanda Sidoarjo Taufiq Hermawan menyampaikan, berdasarkan analisis kondisi iklim, wilayah Jawa Timur saat ini masih berada pada puncak musim hujan. Kondisi dinamika atmosfer di wilayah Jawa Timur masih signifikan terdapat potensi peningkatan cuaca ekstrem di beberapa wilayah pada tanggal 25 Februari – 3 Maret 2023.
“Hasil analisis dinamika atmosfer terkini wilayah Jawa Timur menunjukkan aktifnya fenomena La Nina lemah masih berdampak terhadap peningkatan jumlah curah hujan di wilayah Jawa Timur,” ujar Taufiq, kemarin.
Tarikan massa udara, urai Taufiq, akibat adanya daerah pusat tekanan rendah di sebelah utara Australia mengakibatkan terbentuknya konvergensi atau pertemuan massa udara di wilayah Jawa Timur yang meningkatkan potensi pertumbuhan awan-awan konvektif. Untuk diketahui, awan konvektif terbentuk dari penguapan air. Uap yang terperangkap dalam temperatur dingin akan membeku menjadi awan kumulus.
Selain itu disebutkan potensi cuaca ekstrem yang disebabkan aktifnya La Nina, Gelombang Rossby dan Gelombang Kelvin di beberapa wilayah di Jawa Timur. Termasuk Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kota Batu.
Fenomena La Nina yang yang berdampak hampir di seluruh wilayah Indonesia diprakirakan masih terjadi hingga Maret. Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Timur di Karangploso Malang, Meilani menjelaskan La Nina di awal tahun diketahui mengalami pelemahan intensitas.
“Kondisi La Nina yang berdampak pada bertambahnya curah hujan di Indonesia saat ini menunjukkan intensitas lemah, diprediksi masih ada hingga Maret 2023. Kemudian, akan berangsur netral,” ungkapnya saat dihubungi Malang Posco Media, kemarin.
Potensi hujan yang terjadi saat ini disebabkan salah satunya karena aktifnya Monsun Asia yang membawa massa uap air sehingga berdampak pada pembentukan awan hujan di Indonesia termasuk di Jawa Timur. Oleh karena itu, masyarakat diimbau waspada akan dampak dari potensi cuaca ekstrem yang bias terjadi, baik itu hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, petir maupun angin kencang,” tutur Meilani.
Ia membenarkan bahwa dalam dua hingga tiga tahun terakhir memang terjadi La Nina yang mengakibatkan curah hujan tinggi. Bahkan sering dijumpai terjadinya hujan disaat musim kemarau. Kondisi terbaru menunjukkan La Nina dalam intensitas lemah. Nantinya BMKG akan melakukan update kembali. “Setelah Maret 2023 diperkirakan (La Nina) kemudian berlangsung netral, nanti informasi kami update lagi,” katanya. (ica/eri/ira/tyo/van)