MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU- Eksistensi Apel sebagai komoditas pertanian lokal unggulan dan ikon Kota Batu terus diupayakan untuk dapat tetap bertahan. Salah satu upaya nyata yang dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu adalah bersinergi dengan Direktorat Buah dan Florikultura Dirjen Hortikultura Kementan RI melalui program revitalisasi tanaman apel.
Revitalisasi yang secara harfiah memiliki pengertian proses, cara, perbuatan menghidupkan atau menggiatkan kembali. Hal tersebut diwujudkan dengan kegiatan survey awal dan identifikasi calon petani dan calon lokasi (CPCL) program revitalisasi komoditas Apel di Dusun Gerdu, Desa Tulungrejo, Kecamatan Batu.
Kepala DPKP Kota Batu, Heru Yulianto menyampaikan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Komisi IV DPR RI, Dirjen Hortikultura dan Direktur Buah dan Florikultura yang diterima langsung oleh Wakil Walikota Batu pada bulan Agustus tahun 2022.
“Beberapa waktu lalu telah dilakukan kegiatan survey di lahan milik Bapak Utomo selaku Ketua Kelompok Tani Maju Bersama Desa Tulungrejo didampingi Kepala Bidang, Kepala Seksi di Bidang Pertanian, PPL dan TPP Desa Tulungrejo,” ujar Heru kepada Malang Posco Media, Selasa (28/2) kemarin.
Dari hasil survey tersebut, ada beberapa kendala yang diungkapkan oleh Utomo pada permasalahan komoditi apel di Kota Batu. Diantaranya, terjadinya anomali musim, terjadinya musibah angin puting beliung yang mengakibatkan adanya gagal panen, persaingan dengan komoditi buah lokal lain seperti jeruk, mangga dan rambutan, penurunan produksi, serta harga tidak stabil.
“Hal tersebut menurunkan animo petani untuk tetap bertani apel. Sehingga terjadilah alih fungsi lahan dan alih komoditas. Menindaklanjuti permasalahan itu, Kementerian Pertanian RI turut berupaya memfasilitasi petani apel di Kota Batu yang diharapkan dapat menjawab beragam kendala di lapangan melalui metode Demplot atau Demontration Plot,” bebernya.
Dijelaskan Heru, bahwa demplot dipilih sebagai suatu metode penyuluhan pertanian kepada petani dengan cara membuat lahan percontohan. Ini dilakukan agar petani bisa melihat dan membuktikan terhadap objek yang didemontrasikan.
“Target lahan yang digunakan untuk Demplot seluas 10.000 m2. Lahan tersebut akan ditanami komoditi apel dengan pembagian 5.000 m2 lahan kondisi bekas tanaman apel sebagai program peremajaan dan 5.000 m2 pada lahan yang masih eksis tanaman apelnya sebagai program revitalisasi,” ungkapnya.
Oleh karena itu DPKP Kota Batu terus berupaya dari diskusi bersama petani anggota Kelompok Tani Maju bersama Desa Tulungrejo dengan merealisasikan program revitalisasi apel yang telah dicanangkan. Apalagi saat ini kebutuhan utama dalam rangka revitalisasi lahan apel di Kota Batu pada peremajaan tanaman apel. Beberapa usaha yang dapat dilakukan adalah pemberian unsur hara yang diperlukan oleh tanah sesuai dengan SOP budidaya tanaman apel.
“Program revitalisasi hadir berupa stimulan bantuan benih tanaman apel beserta saprodinya. Harapan besar kedepan program revitalisasi dapat memberikan dampak pada penguatan eksistensi tanaman apel di Kota Batu,” pungkasnya. (eri/udi)