MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Rencana pembongkaran kursi-kursi di sepanjang pedestrian Jalan Ijen menuai pro dan kontra. Legislatif Kota Malang, meminta Pemkot Malang kembali mempertimbangkan keputusan tersebut, karena dianggap tidak bijak.
Ketua Komisi C DPRD Kota Malang Fathol Arifin mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap rencana tersebut. “Kami setujunya kursi tetap disana. Karena dulu semangat diberikan kursi disitu untuk kenyamanan bagi pengguna jalan yang ingin istirahat menikmati keindahan Jalan Ijen. Dengan adanya pedestrian lalu ada kursi akan semakin nyaman orang disana,” jelas Fathol saat dimintai tanggapan.
Terkait kasus tindakan asusila yang menyebakan rencana tersebut dikeluarkan, memang sangat disayangkan. Hal tersebut memang perlu solusi agar tidak lagi terjadi. Akan tetapi jika karena hal tersebut kemudian kursi dibongkar, ia tidak setuju. “Jangan kursinya dihilangkan. Masih banyak cara yang bisa kita pikirkan lagi. Salah satunya adalah memberi lampu penerangan di setiap kursi. Jangan dibiarkan remang-remang,” papar Politisi PKB ini kepada Malang Posco Media.
Berikutnya, juga bisa diberikan pamflet atau papan-papan informasi dengan tulisan-tulisan menginspirasi dan bijak. Seperti ajakan melakukan kebaikan, dan lain-lainnya yang bisa membuat orang berpikir dua kali melakukan tindakan tidak terpuji di kursi ijen.
Untuk itu Komisi C DPRD Kota Malang akan meminta penjelasan mengenai hasil kajian yang dipakai DLH Kota Malang untuk rencana pembongkaran kursi ijen. “Insyalah Senin depan kita panggil DLH,” pungkas Fathol.
Sementara itu Kepala DLH Kota Malang, Noer Rahman Wijaya menyatakan, pihaknya telah memikirkan untung rugi mencabut kursi yang ada di pedestarian jalan tersebut. “DLH Kota Malang akan melakukan pencabutan kursi yang ada di pedestarian sepanjang Jalan Besar Ijen. Sejauh ini, sejumlah fasilitas yang ada masih kurang memenuhi, seperti penerangan jalan dan sebagainya,” ujar Rahman.
Kursi-kursi yang dicabut itu rencananya akan dipindahkan ke tempat lain seperti Alun-alun Merdeka, Taman Trunojoyo dan lainnya. Banyak taman aktif yang bisa dimanfaatkan untuk menempatkan kursi tersebut. Rahman mengatakan, taman-taman aktif yang ada di Kota Malang berjumlah lebih dari 10.
Setelah dicabut, DLH Kota Malang berencana akan memasang kembali kursi dengan model yang berbeda. Kursi yang ada saat ini sering disalahgunakan sehingga muncul perilaku asusila di kawasan tersebut. “Pemasangan kembali kursi di sana akan dibahas secepatnya akhir 2023 dan selambat-lambatnya awal tahun 2024,” pungkasnya. (ica/udi)