.
Sunday, December 15, 2024

Jalur Pujon dan Ngantang Sudah Bisa Dilewati

Malang-Kediri Sempat  Lumpuh 21 Jam

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA- Tanah longsor beruntun di Pujon dan Ngantang Kabupaten Malang, Selasa (28/2) malam dan Rabu (1/3) kemarin melumpuhkan akses Malang-Kediri-Jombang  selama 21 jam. Kemacetan di jalur provinsi itu mengular panjang.

Hujan dengan intensitas tinggi menjadi kendala penanganan di lokasi. Apalagi lokasi longsor tersebar di beberapa tempat di dua kecamatan tersebut. 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang merincikan, di Kecamatan Pujon terdapat tiga titik longsor. Yakni di  Desa Sukomulyo. Sedangkan di Ngantang longsor terjadi di Desa Mulyorejo, Desa Sidodadi dan Desa Pagersari.

Sekitar pukul 17.45 WIB kemarin, seluruh lokasi longsor dan material longsor yang menutup jalan akhirnya tuntas dibersihkan. Itu setelah sebelumnya akses tertimbun material tanah, bebatuan dan kayu.

Dampak tanah longsor salah satunya di Pujon, terjadi di Jalan Brigjen Abdul Manan Wijaya, Selasa (28/2) sempat belum bisa dilakukan pembersihan saat malam hari. Proses penanganannaya berlangsung sejak Rabu pagi (1/3) kemarin.

Pantauan Malang Posco Media di lokasi, tim gabungan beserta relawan dan masyarakat melakukan pembersihan dengan bantuan alat berat seperti loader dan backhoe milik Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Jawa Timur. Sebelumnya selama musim hujan, loader disiagakan bersama peralatan dan personel di Poslap BPBD Kecamatan Ngantang.

Pembersihan dilakukan bertahap. Dari dua titik terluar di Kecamatan Ngantang dan Pujon dari arah Malang. Sebab distribusi alat berat tidak bisa langsung menuju lokasi terparah karena tersendat material longsor di jalur-jalur utama.

Penata Penanggulangan Bencana Ahli Pertama BPBD Kabupaten Malang, Isa Ansori mengatakan longsor yang terjadi pada Selasa  (28/2) malam merupakan kali ketiga. Sebelumnya sempat menutup jalan utama setelah longsor pertama pada Minggu (26/2) dan  Senin (27/2) lalu. Saat itu pembersihan material longsor sudah tuntas dilakukan. 

Namun setelah itu longsor terbilang lebih parah dengan material timbunan besar. “Kami bersama Bina Marga Provinsi Jatim,  Perhutani dan  masyarakat melakukan pembersihan bersama setelah terjadi longsor di tadi malam (28/2) kemarin,” jelas Isa saat ditemui di sela pembersihan longsor Desa Sukomulyo, Rabu (1/3) kemarin.

Menurut pengamatan tim Pos Lapangan BPBD di Ngantang, kata Isa, longsor sebelumnya relatif lebih mudah dibersihkan. Itu lantaran

material longsor datang dari atas tebing dan berangsur jatuh ke aliran Sungai Konto. Sedangkan longsor ketiga terjadi pada tebing setinggi lebih dari 30 meter disertai material kayu sisa pepohonan yang tak mampu menahan hujan.

“Tiga titik di Sukomulyo berjarak rata-rata 100-200 meter. Belum diketahui berapa luasan yang longsor di atas tebing, karena medannya sulit dilalui,” jelas Isa.

Proses penanganan prioritas, kata Isa, pada material yang membahayakan pengguna jalan. Dikatakan, tertutupnya akses jalan karena kepungan longsor sudah terjadi sejak pukul 18.00 pada Selasa (28/2) malam. Sesuai perkiraannya, jalan yang tertutup longsor baru bisa rampung pembersihan kemarin sore.

“Itu pun dilakukan sistem buka-tutup dulu sebelum dibuka total karena jalan masih licin,” imbuhnya. Proses penyemprotan air dilakukan sejak pukul 11.17 WIB. Proses pembersihan harus berpacu dengan hujan. Jika kondisi tidak memungkinkan, tim gabungan terpaksa menghentikan proses pembersihan.

Dari pantauan di wilayah Pujon, longsor sebabkan antrean panjang kendaraan lebih dari tiga kilometer. Beberapa pengemudi memutuskan berbalik arah. Sementara itu, akses jalur alternatif dibuka melalui Desa Bendosari Kecamatan Pujon. Mulanya hanya boleh dilintasi motor. Jalur alternatif itu memutar ke arah pemukiman dengan lebar jalan yang hanya 3-5 meter. Jalan itu mengarah ke Sukomulyo setelah tiga titik longsor untuk menuju ke Kecamatan Ngantang.

Kendati demikian, sebagian besar memilih bertahan. Terutama truk muatan dan mobil pribadi, disusul angkutan umum seperti bus antar kota. Beberapa kendaraan yang terjebak putusnya akses bertahan di sekitar Taman Kemesraan Sukomulyo Pujon.

 Salah satunya yang dirasakan Basori, warga Desa Madiredo, Kecamatan Pujon. Ia tak bisa pulang membawa istri dan seorang anaknya. Mobilnya terpaksa bertahan di Taman Kemesraan sejak Selasa (28/2) petang. Basori hendak perjalanan pulang dari Ngantang, rumah sanak saudaranya ke Madiredo Pujon.

“Sudah sejak kemarin sore jam enam. Ada pemberitahuan dari salah satu petugas di sini dan sopir truk kalau longsor dan tidak bisa lewat. Jadi sejak malam sudah tidak bisa lewat,” katanya.

Pria yang bekerja membuat kusen pintu itu juga harus menunda pekerjaannya. “Harus berhenti dulu, sama istri saya ajak ke Ngantang kemarin. Harusnya dekat, semoga tidak sampai parah lagi nantinya,” imbuh Basori.

Perjalanan kendaraan angkutan umum juga terdampak dari terputusnya akses jalan karena longsor. Di antaranya dialami Bus Bagong  rute Malang-Jombang. Beberapa penumpang terpaksa harus pulang, sebagian lain bertahan di bus. Sopir bus, Supeno mengatakan bus yang dikendarainya terjebak macet selama lebih dari 20 jam.

Bus yang dikendarainya semula mengangkut sekitar 12 penumpang tujuan Jombang dan sekitarnya. Selang beberapa jam setelah longsor, mereka masih bertahan. Barulah saat pagi hari beberapa penumpang memilih membatalkan perjalanan dan pulang dengan berbagai cara. “Ada yang naik ojek, ada yang dijemput keluarganya. Kalau karena ini, ya, jadinya tidak setoran. Mereka juga tidak bayar,” tambahnya.

Ia menyebut, pihak perusahaan  PO  memahami kondisi tersebut sebagai musibah. Sehingga tidak menjadi masalah bagi perusahaan dan dirinya selaku sopir. “Kalau masalah rugi tidak apa-apa. Kita juga tidak tahu kalau bakal terjadi seperti ini,” imbuhnya pasrah.

Situasi mulai terkendali  pukul 14.20 WIB kemarin. Di mana tiga titik longsor di Pujon selesai dibersihkan. Sementara satu titik di antaranya melakukan evakuasi material kayu yang menggantung di tebing dan membahayakan. Arus lalu lintas dibuka setengah jalur sembari dilanjutkan proses pembersihan akhir dan evakuasi.

Informasi resmi yang diperoleh dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Malang, pada pukul 17.45 WIB akses jalan sudah 100 persen rampung dilakukan pembersihan. Enam titik longsor juga telah diasesmen tim gabungan.

“Jalur lalu lintas Malang-Kediri dan Malang-Blitar (Wlingi) sudah bisa dilewati, diberlakukan sistem jalur buka tutup. Tetap hati-hati dan waspada karena kondisi jalan licin serta rawan longsor,” ungkap Kepala BPBD Kabupaten Malang Nur Fuad Fauzi melalui keterangan resmi, Rabu (1/3) tadi  malam.(tyo/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img