MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Dalam pernikahan, undangan menjadi salah satu kebutuhan yang banyak dicari. Untuk memenuhi kebutuhan itu, Zhifara.inv menyediakan undangan dari kertas daur ulang yang bisa dibuat custom sesuai dengan pesanan konsumen.
“Konsumen bisa menentukan sendiri seperti apa desain dan bentuk undangan pernikahan yang nantinya akan dibuat. Namun kami sendiri juga menyediakan desain yang bisa langsung dipakai oleh konsumen untuk undangan pernikahan,” kata Owner Zhifara.inv Kartini Setya Wati Tya kepada Malang Posco Media pada Kamis (2/3) kemarin.
Kelebihan yang ditawarkannya undangan pernikahan yang dapat disesuaikan dengan keinginan dari konsumen dan tanpa minimal jumlah pesanan. Ditambah harganya yang cukup terjangkau mulai dari Rp seribu hingga Rp 16 ribu.
“Kami menerima berapapun orderan yang masuk tanpa ada minimal pemesanan. Ada beberapa produk kami yang menggunakan kertas daur ulang. Yang spesial kami juga menawarkan kertas daur ulang yang memang benar-benar handmade dari perajin,” ujarnya.
Dia turut menggandeng perajin-perajin home made di Malang untuk mendapatkan kertas daur ulang yang dijadikan bahan dalam pembuatan undangan pernikahan. Pemasaran produk undangan pernikahan dari Zhivara.inv tersebut telah dikirim ke berbagai daerah di Indonesia.
“Pengiriman paling jauh ada di Sumatera Utara, dan beberapa wilayah lainnya. Namun yang paling banyak konsumen kami ada di daerah Jawa, mulai dari DKI Jakarta dan sekitarnya. Paling banyak kita bisa mengirim hingga 3 ribu undangan dalam satu acara,” jelasnya.
Dia senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumennya. Kelebihan lain yang ditawarkan produk undangan pernikahan yang di desain olehnya sudah di lengkapi dengan nama dan alamat dari tamu undangan sesuai dengan permintaan dari konsumen.
“Kami memudahkan konsumen, jadi sekaligus dalam satu kali pemesanan sudah mendapatkan produk undangan dan sudah siap untuk di sebarkan,” ungkapnya.
Tya memasarkan produknya secara online melalui media sosial seperti Instagram, Facebook dan juga Whatsapp. Kedepannya, ia juga akan memanfaatkan media lain seperti marketplace yang banyak digunakan masyarakat.
“Biasanya kami membutuhkan waktu tiga hari kerja untuk menyelesaikan pesanan. Tetapi kembali lagi tergantung dengan antreannya, maksimal 14 hari kerja untuk lama pengerjaannya,” tuturnya.
Setiap tahunnya, Tya mampu mengantongi omset antara Rp 30 juta hingga Rp 35 juta. Selain undangan pernikahan kertas, Tya juga menawarkan jasa untuk pembuatan undangan dalam bentuk video yang dibandrol dengan harga Rp 150 ribu. Sedangkan undangan digital dihargai mulai dari Rp 200 ribu hingga Rp 250 ribu.
“Menyesuaikan dengan perkembangan zaman juga pastinya, jadi selain undangan kertas, kami juga turut hadirkan desain undangan dalam bentuk video dan digital dengan harga yang terjangkau,” tandasnya. (adm/aim)