GERAK hati sosok Iptu Khusnul Khotimah, SE, yang sempat menjadi pemulasaran dadakan jenazah Covid-19, menjadikannya salah satu polwan yang mendapat pin emas dari Kapolri. Penghargaan atas keberanian dan wujud kemanusiaan, kala melihat jasad seorang ibu yang dipeluk erat anaknya.
MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Perempuan asli Kepanjen itu menceritakan, saat itu bulan Juli 2021 di Depok, ia mendapat informasi dari asisten rumah tangganya, ada tetangga yang meninggal dunia. Seorang ibu berinisial UM, meninggal dunia di rumahnya. Selepas Maghrib hingga keesokan harinya, tidak ada satu orang pun yang berani mengurus jenazah.
“Kondisi Covid-19 sedang memuncak, dengan munculnya varian Delta. Suaminya juga wafat karena Covid-19. Warga tidak ada yang berani merawat jenazah,” jelasnya. Ia memberanikan diri melihat UM, karena anak-anak UM adalah adik kelas buah hatinya. Saat melihat UM yang sudah terbujur kaku, hatinya langsung tersentuh. Ia melihat pemandangan mengiris hati.
“Ibu UM dipeluk erat anaknya yang paling kecil. Saya lalu minta bantuan tim pemulasaraan Polda Metro Jaya hingga Polres Metro Depok, semua sibuk menangani kondisi jenazah serupa. Bahkan tim pemulasaraan kecamatan, juga sama sibuknya. Namun saat itu, seorang wanita yang mengangkat telepon saya, saya kirim foto memilukan itu,” urainya.
Wanita yang diketahui Bernama Ella itu langsung menjawab akan berangkat sekitar pukul 09.00. Alumnus SMA Negeri 1 Kepanjen itu melanjutkan, Ella ternyata datang sendiri dengan mengendarai motor. “Hanya berdua dengan Ella, saya memandikan, memberi disinfektan hingga membungkus jasadnya dengan plastik dan kain kafan,” ujarnya.
“Jujur, itu kali pertama saya melakukan pemulasaraan. Meski memakai APD, tetap saja merasa grogi,” lanjut dia. Sebulan kemudian, kabar duka malah diterimanya. H. Riyadi, sang ayah ikut meninggal karena terpapar Covid-19. Itu sempat membuatnya drop. Padahal saat itu, dia sedang mengajukan mutasi ke Polresta Malang Kota.
Khusnul yang sekarang menjabat Paur Subbag Binkar Bag SDM Polresta Malang Kota itu, mengaku ingin pindah ke Kota Malang untuk lebih dekat dengan orangtuanya, setelah 22 tahun merantau. “Ayah saya kerjanya tambal ban dan ibu saya hanya ngurusi rumah tangga. Kepergian ayah jadi hal yang cukup memukul buat saya,” ungkapnya.
Dia mengaku, ada pesan penting yang disampaikan sang ayah kepadanya, hingga berhasil meraih jabatan bergengsi saat ini. “Selalu berbuat baik. Jangan pernah menyakiti orang. Jadi polisi yang baik. Begitu pesan beliau ke saya. Saya bisa begini karena didikan orangtua, mengingat kami bukan dari keluarga mampu dan bukan juga dari keluarga polisi,” tutup dia. (rex/mar)