MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Lima santri dari sejumlah daerah di Jawa Timur berhasil menjadi pemenang dalam Kompetisi Bisnis Digital Santripreneur. Diantaranya, yakni juara pertama santri dari Ponpes Sunan Drajat Lamongan, lalu juara kedua santri dari Pondok Modern Sumber Daya At Taqwa Nganjuk dan ketiga, santri dari Ponpes Tebu Ireng Jombang.
Mereka berhak mendapatkan hadiah modal usaha belasan juta rupiah, karena telah lolos dalam seleksi digitalisasi usaha yang dilakukan selama beberapa pekan. Mereka berhasil menyisihkan ribuan santri dari sekitar 50-an pondok pesantren yang ikut dalam kompetisi yang digelar oleh Shopee.
“Kita dampingi mereka bagaimana masuk dunia online, membesarkan produk, optimalisasi foto dan optimalisasi fitur di Shopee. Kedepan tidak berhenti disini tapi juga bisa menjangkau lebih luas,” terang Head of Policy Shopee Indonesia Radityo Triatmojo.
Hadiah bagi para pemenang Kompetisi Bisnis Digital Santripreneur itu diserahkan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Khofifah mengatakan program seperti ini selaras dengan ekotren (ekonomi pesantren) One Pesantren One Product (OPOP) yang terdapat di Jawa Timur. Pihaknya ingin ekosistem pesantren dan ekotren ini menjadi kekuatan kemandirian pesantren, santri dan kemandirian alumni pesantren.
“Kalau ini sudah kita bangun dengan manajerial yang baik dan disupport adanya Shopee Kampus memang ini akan memberi kekuatan digital tersendiri. Ini akan ketemu ekosistemnya ketika shopee barokah melakukan kompetisi seperti ini. Mudah-mudahan apa yang dibangun, koneksitas antara dunia usaha dan dunia pesantren makin kuat, makin strategis dan prospektif di tengah kebutuhan global,” tutur Khofifah.
Terlebih, dikatakan Khofifah, mengutip prediksi Jack Ma, tahun 2030 mendatang UMKM menjadi tulang punggung ekonomi dunia. Dimana 99 persen UMKM di dunia akan melakukan perdagangan secara online. “Maka kalau sekarang ada kompetisi bisnis digital di pesantren, maka ini membangunkan pengetahuan dan persiapan kita. Apalagi 85 persen ekonomi dunia akan melakukan perdagangan melalui e-commerce. Oleh karena itu saya harap ini selesai kompetisi saya mohon tetap ada proses pendampingan. Tidak sekedar bisnis secara digital tapi ada e-commerce. Ini akan jadi ekosistem penguatan basis usaha di pesantren,” tegas Khofifah.
Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji yang turut hadir pada kesempatan itu, menyampaikan rasa syukurnya atas upaya mendorong literasi generasi muda untuk menjadi entrepreneur. Pihaknya dari Pemkot Malang juga siap menjembatani pengembangan entrepreneur dengan pemanfaatan fasilitas Malang Creative Center.
“Jawa Timur adalah gudang pesantren. Terimakasih Bu Gubernur yang mengajak program seperti OPOP. Mudah mudahan anak-anakku semua kedepan menjadi orang yang menularkan kebaikan. Termasuk di Bhumi Arema, kita punya MCC sebuah wadah industri kreatis yang bertujuan sebagai inkubasi. Kita bisa melihat bersama bagaimana e-commerce nanti akan turut dibangun,” tandasnya. (ian/udi)