MALANG POSCO MEDIA – Pada akhir bulan Januari 2023 lalu, tepatnya hari Jumat, 20 Januari, Cak Buari sebagai Redaktur Malang Posco Media tiba-tiba membuat grup WA dengan nama ‘Grup Edisi Sabtu.’ Saya dimasukkan dalam grup tersebut bersama Redaktur Mas Jon Soeparijono dan juga wartawan Stenly Rehardson. Saya masih ingat, grup tersebut dibuat setelah salat Jumat.
“Mas Jon dan Cak Tem monitor ya. Grup ini sementara. Besok Arema main dan koran libur. Kita rencanakan buat edisi khusus Ekoran, bentuk PDF. Minimal 4 halaman dengan ukuran koran seperti yang saya idekan dengan Cak Tem pas ngobrol dengan Pak Pur (Juniarno Djoko Purwanto, Komisaris Utama Malang Posco Media). Satu halaman, bisa 3 atau 4 berita,” tulis Cak Bu di grup itu.
“Kalau misal ada satu anak layout yang gabung edisi khusus ini, bisa lebih dari 4 halaman. Kekuatan satu layout rasanya maksimal 4 halaman itu. Kontennya selain fokus Arema, bisa dicarikan berita wisata, info kesehatan dan lainnya yang menarik. Mas Jon, syukur kalau ada adv atau iklan yang bisa masuk di edisi khusus ini, makin sip,” lanjutnya.
Itulah awal koordinasi kami terkait persiapan membuat Ekoran edisi khusus Minggu. Kebetulan selama ini, saya, Mas Jon dan Cak Bu sudah sering koordinasi terkait dengan pemberitaan di online Malangposcomedia.id. Termasuk dengan Stenly yang sering berada di luar kota, untuk update berita-berita Arema FC yang pas hari, Sabtu 21 Januari bertanding lawan PSIS Semarang.
Sebelum dimulai, Cak Bu membawa rencana Ekoran di Rapat Redaksi yang dipimpin Mas Halim sebagai Pemred. Akhirnya diputuskan Ekoran edisi trial dijalankan, dengan memaksimalkan SDM yang ada. Ekoran edisi Minggu 22 Januari ini menjadi produk trial sebelum akhirnya diresmikan oleh perusahaan dan menjadi produk rutin setiap hari Minggu.
Pada edisi trial tersebut, Ekoran Malang Posco Media berhasil terbit dengan 6 halaman. Memaksimalkan satu orang artistik yaitu saya sendiri untuk melayout 6 halaman tersebut. Secara keseluruhan, Ekoran edisi 22 Januari ini sebenarnya dikerjakan enam orang. Selain saya, ada Cak Bu, Mas Jon, Stenly dan Rexy yang kebetulan piket wartawan hari Sabtu.
Alhamdulillah, edisi trial bisa berjalan lancar dan sukses. Kami juga mendapat apresiasi dari pimpinan, meski juga ada beberapa evaluasi yang terus kami perbaiki. Saya sendiri merasa tertantang, karena setelah sekian tahun tidak melayout halaman koran, pada hari itu kembali mengerjakan sesuatu yang dulu menjadi rutinitas saya setiap hari, sebelum bergeser di online.
Awal pengerjaan halaman Ekoran, saya berkoordinasi dengan teman-teman yang selama ini melayout halaman koran. Mendapatkan master halaman, yang sebenarnya saya tidak begitu asing. Hanya satu kendala yang saya hadapi saat itu adalah perangkat untuk kerja. Lantaran selama ini hanya menggunakan laptop, akhirnya harus pengadaan PC (Personal Comupter) untuk layout.
Usai Ekoran edisi trial 22 Januari, edisi khusus Minggu berikutnya adalah tanggal 29 Januari, sebagai pra launching dengan terbit 10 halaman. Disusul edisi launching 5 Februari terbit 14 halaman, dilanjut edisi 12 Februari dengan 10 halaman, edisi 19 Februari dengan 14 halaman dan edisi 26 Februari dengan 12 halaman. Terus hingga kini, edisi khusus tiap Minggu rutin terbit dengan tema berbeda-beda.
Tim Ekoran yang sebenarnya adalah Tim Redaksi plus Tim Digital mendapat apresiasi Pak Darno (Sudarno, Direktur Utama Malang Posco Media). Tidak hanya dalam sisi konten dan layout, tapi juga dalam hal pemasukannya. “Tugas kami memberi semangat dan memfasilitasi kebutuhan. Ekoran sukses menjadi produk yang dimantapkan hingga membawa hasil luar biasa,” ungkapnya saat launching.
“Dengan upaya semua peralatan dilengkapi supaya lancar, kita harapkan tidak ada gangguan. Ekoran dengan komandan Cak Buari akan menjadi hasil positif bagi masa depan kita, apa yang kita kerjakan niatnya baik, akan menjadi baik,” sambung Pak Darno mendukung penuh adanya program Ekoran edisi khusus hari Minggu yang tampilannya beda dengan harian.
Ya, secara tampilan Ekoran edisi Minggu ini memang tidak sama dengan koran harian Malang Posco Media. Meski secara identitas, tidak ada yang berbeda bahwa Ekoran ini adalah juga produk dari Malang Posco Media. Hanya dari sisi layout, saya yang bertanggung jawab dalam proses penggarapannya harus menyiapkan layout secara out of the box.
Tidak hanya halaman depan, semua halaman dibuat berbeda dari layout biasanya. Keuntungan Ekoran edisi Minggu yang tidak dicetak ini adalah kami bisa berkreasi semaksimal mungkin. Baik dalam hal tata letak, warna, font dan lain sebagainya. Format Ekoran yang tidak dicetak, juga membuat kami tak ada batasan untuk jumlah halamannya.
Ekoran kami kerjakan tiap hari Sabtu untuk terbitan hari Minggu. Namun konsep halaman sudah saya siapkan jauh-jauh hari, khususnya terkait dengan tema halaman depan. Selain saya, kini ada tambahan satu orang artistik yang piket bergiliran, mengerjakan Ekoran tiap Sabtu. Saya atur pembagian tugas layoutnya untuk masing-masing halaman yang rubrikasinya disiapkan Cak Bu.
Secara umum, layout halaman per halaman Ekoran memang kami buat semenarik mungkin. Selain harus enak dibaca melalui smartphone, kami desain halamannya untuk bisa dishare atau bahkan dicetak lalu dipigura. Lantaran sudah banyak dari narasumber berita yang meminta layout halaman Ekoran tersebut dicetak dan dipigura, untuk bisa dipajang.
Kini Ekoran sudah berjalan 9 edisi, termasuk yang trial. Evaluasi demi evaluasi masih terus kita lakukan, sekaligus menyiapkan edisi berikutnya yang lebih baik dan selalu out of the box. Ekoran ini hadir mendampingi koran yang cetak setiap hari. Adanya Ekoran menjawab tantangan digitalisasi di semua bidang. Ekoran bisa dibaca kapanpun dan dimanapun pelanggan berada.
Pak Pur selaku Komisaris Utama Malang Posco Media pun menilai hadirnya Ekoran sebagai pertanda baik. Namun, tidak juga mengganggu martabat koran sebagai produk utama redaksi. “Dari situ, Ekoran bisa menghasilkan luar biasa. Yakinlah bisnis dengan produk koran ke depan masih punya masa depan cerah,” yakin Pak Pur memberi motivasi kami.(slatem/lim)