MALANG POSCO MEDIA– Atasi banjir terus dilakukan. Apalagi Kota Malang masih diguyur hujas. Salah satu upaya DPUPRPKP Kota Malang kembali mengeruk sedimen dengan alat berat di beberapa titik langganan banjir di Kota Malang, Selasa (28/3) kemarin.
Kali ini dilakukan di Jalan Terusan Dieng dan di aliran sungai di Janti depan SMKN 1 Malang. Ini dilakukan agar mengurangi genangan air yang terjadi tiap kali ada hujan lebat.
Staf Bina Marga Bidang Drainase, Samsu menjelaskan, pengerukan ini sangat penting lantaran banyak sedimen menumpuk dan kesadaran masyarakat membuang sampah masih rendah. Sehingga juga banyak ditemukan sampah.
“Kalau di Dieng ini sebenarnya tiap tahun melakukan pengerukan, satu eskavator satgasnya empat orang. Tiap tahun keliling ke lokasi lain yang bisa dijangkau alat berat. Nanti kalau alat beratnya tidak bisa, kami pakai cara manual,” jelas Samsu.
Di lokasi itu, kata Samsu, setidaknya diperkirakan bisa diangkut sebanyak 20 dump truk sedimen dan sampah. Volumenya diperkirakan mencapai sekitar 80 kubik tiap kali pengerukan. Sedimen berupa bongkaran material rumah, seperti bata, pasir, koral, genteng, sak-sak, bahkan terkadang sampai kasur juga ditemukan saat pengerukan. Panjang aliran air yang dikeruk sekitar 100 meter di sisi barat Yayasan Bhakti Luhur. Begitu juga untuk di sisi timurnya.
Samsu menyampaikan di titik Jalan Dieng tiap kali terjadi genangan sebenarnya bisa langsung hilang ketika hujan reda. Tidak perlu menunggu berjam-jam setelah hujan. Seketika hilang seiring selesai hujan. Namun demikian bakal ada perbaikan gorong-gorong di sekitar untuk memaksimalkannya.
“Nanti kan sebelah situ banyak yang ambrol nanti mau direnovasi juga. Sekalian di pintu airnya itu juga nanti,” tukasnya.
Sementara untuk di kawasan Janti, lanjut Samsu, kondisi di aliran sungai juga kurang lebih sama. Banyak koral dan pasir, bongkaran dan juga genteng. Selain sedimen itu, juga banyak ditemui sampah. Sedimen dan sampah itu pun langsung diangkut oleh satgas.
“Kemarin sebenarnya banyak yang mau dieksekusi, jadi kami harus survei dulu untuk memastikan alat berat bisa masuk atau nggak. Yang sudah, kalau setiap minggu rata-rata 10 dump, kalau tiga bulan hampir 1.200 kubik yang kita angkut,” ungkapnya
Menanggapi genangan air dan banjir yang terjadi di banyak lokasi di Kota Malang, Samsu mengatakan hujan sejari sebelumnya memang agak berbeda. Sebab hujan mengguyur sampai lima jam dengan intensitas sangat tinggi.
“Hujannya tak ringan, sedang, tapi langsung intensitas tinggi. Ketambahan dari Karangploso juga hujan lebat, makanya akhirnya Malang meluap juga,” tandasnya.
Terpisah Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika SE MM menyampaikan pihaknya akan meminta penjelasan dari dinas terkait untuk upaya penanganan banjir di Kota Malang. Sebab ia menilai peristiwa banjir terjadi bukan sekadar faktor cuaca saja. “Cuaca itu bukan alasan utama. Kami akan menanyakan ke instansi terkait dan perencanaannya. Juga menanyakan tentang master plan penanganan banjir,” kata Made.
Made sudah meminta Komisi C mengagendakan rapat bersama DPUPRPKP terkait hal ini. Bahkan apabila perlu, penjelasan masterplan drainase juga bisa disampaikan kepada semua anggota dewan. Sehingga nantinya bisa ditentukan pentingnya dukungan anggaran untuk penanganan banjir.
“Kalau ada master plan banjir, DPUPRPKP betul-betul bisa meyakinkan bisa mengatasi banjir. Ya sudah kita fokus saja untuk APBD 2024 pemerintah fokuskan pada penanganan banjir. Supaya permasalahan seperti banjir ini teratasi, setelah itu mungkin masalah lain seperti kemacetan,” pungkasnya. (ian/van)