.
Friday, November 22, 2024

Pondok Pesantren Ilmu Al Quran (PIQ) 2 Singosari

Memadukan Pendidikan ala Pesantren dan Pendidikan Formal

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Selain jumlah minat santri baru di PIQ Singosari terus meningkat, santri yang menempuh pendidikan di Pondok PIQ juga betah mondok.


Selaras dengan itu, pondok pesantren yang berdiri sejak tahun 1978 ini membangun PIQ 2. Lokasinya di Desa Gondorejo Tamanharjo Kecamatan Singosari. Secara resmi pada 2 Februari 2020 lalu. Saat itu diresmikan KH M Basori Alwi (alm), sekaligus menunjuk KH Abdullah Murtadho (Gus Buyung) untuk mengasuh Pondok PIQ 2.


Ditemui Malang Posco Media ketika menjadi narasumber di Radio Madinah Masjid Jami’ Kota Malang, Gus Buyung menyampaikan, pembangunan pondok kedua adalah amanah. Juga keinginan kuat oleh Alm KH Basori Alwi Murtadho yang ingin memiliki pesantren yang lebih berkembang, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas.


“Posisi Pondok PIQ Pusat yang ada di Singosari saat ini “terjepit”. Dari sebelah utara, timur dan selatan itu Pasar Singosari, sebelah barat jalan besar (protokol). Sehingga tidak bisa berkembang kecuali meninggi ke atas dan itu pun terbatas,” ucap Gus Buyung.


Perjuangan Gus Buyung membangun dan mengembangkan PIQ 2 tidak mudah. Dalam perjalanannya merintis, ia beserta keluarga besar PIQ Singosari harus kehilangan guru, serta sosok yang menjadi panutan. Tepat setelah satu bulan peresmian PIQ 2, KH M Basori Alwi wafat dan dimakamkan di lingkungan Pondok PIQ 2 Singosari. Hingga saat ini banyak jamaah yang berziarah ke makam Kiai Basori Alwi.


Dengan adanya Pondok PIQ 2 diharapkan mampu dan bisa menampung santri yang memang memiliki keinginan kuat untuk belajar Alquran, sekaligus bermukim di Pondok PIQ 2 Singosari.


Nantinya PIQ 2 juga akan terus mengemas ragam pendidikan yang sedikit berbeda dengan PIQ Pusat. Karena ada perpaduan antara pendidikan ala pesantren dan pendidikan formal, namun tetap satu atap. Hal ini tiada lain untuk menambah khazanah pendidikan di PIQ.


Gus Buyung sebelumnya adalah pengasuh di Pondok PIQ Pusat. Ia mendapat kepercayaan Kiai Basori Alwi meneruskan atau mewujudkan keinginannya dalam membangung pesantren lagi. Hingga saat ini, Gus Buyung sering berada di PIQ 2 Singosari.


Pada awal pembangunan, Pondok PIQ 2 hanya diisi belasan santri dari PIQ Pusat. Kemudian satu tahun berjalan, membuka pendaftaran santri secara mandiri dan tidak mengambil santri lagi dari PIQ Pusat.


Meskipun PIQ 2 Singosari statusnya adalah cabang, namun tetap menerapkan pelajaran yang sesuai dengan PIQ Pusat. Yakni pesantren yang lebih berkonsentrasi pada bidang Alquran, dengan metode pembelajarannya yang disebut dengan ‘Metode Jibril’.


Selain itu, PIQ juga sering dijadikan objek comparative study dan penelitian dari berbagai kalangan.Di antaranya pesantren lain, Universitas dan lembaga-lembaga kajian lain. Namun dalam perkembangannya, Bahasa Arab juga memperoleh porsi perhatian yang besar, sebagai media pengembangan wawasan berpikir dan alat untuk menganalisa keilmuan Islam klasik & modern.


“Alhamdulillah, dengan adanya Pondok PIQ 2 ini, diharapkan membawa manfaat yang lebih banyak kepada masyarakat. Banyak program-program yang sudah kami siapkan. Salah satunya membangun MTs dan MA PIQ Singosari,” katanya. (hud/van/bersambung).

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img