MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Suasana penuh hikmat, meliputi jalannya Jumat Agung di Kota Malang. Ribuan jemaat penuhi ibadah misa yang digelar di berbagai gereja, termasuk di Gereja Katedral Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel (SPMdGK) Ijen, kemarin.
Peringatan ini untuk menyambut Hari Raya Paskah yang jatuh pada Minggu (9/4) besok. Tiga hari rangakaian peringatan ini terdiri dari Kamis Putih, Jumat Agung dan Minggu Paskah.
Kamis Putih sendiri merupakan proses ibadah umat nasrani yang mengenang jamuan terakhir Yesus Kristus. Kemudian dilanjutkan dengan prosesi pencucian kaki para rasul.
Rangkaian kemudian dilanjutkan dengan ibadah Jumat Agung. Dalam hal ini jemaat ikut mengenang kematian Yesus, yang dimulai dari kisah sengsaranya Yesus Kristus. Momen inilah, yang dijalani secara khusyuk oleh jemaat yang hadir. Mereka ikut merenungi pengorbanan Yesus untuk seluruh umatnya.
Bersama dengan khotbah yang disampaikan, para jemaat beberapa kali nampak menundukkan kepalanya. Mengenang bagaimana perjuangan Sang Mesias.
Kehikmatan peribadatan ini sangat terasa, dengan rasa saling toleransi. Apalagi bebarengan dengan umat muslim yang menjalankan ibadah puasa di Bulan Suci Ramadan.
Tim Keamanan Gereja Agus Ngadiman mengungkapkan, antusiasme jemaat yang sangat luar biasa. Meskipun jamaah masih harus menaati protokol kesehatan, dengan tetap menggunakan masker dan membawa hand sanitizer. Namun, hal itu tidak mengurangi animo jemaat untuk hadir dan memadati gereja.
“Luar biasa sekali, karena memang untuk kapasitas sudah tidak ada batasan. Jadi sudah seperti normal kembali. Dan animo serta antusias jemaat yang hadir juga sangat baik,” ceritanya.
Untuk Gereja Katedral PSMdGK Ijen sudah menyiapkan kuota lebih kurang 2.500 kursi untuk jemaat. Dan apabila memang penuh, jumlahnya bisa lebih dari jumlah tersebut.
Di momen yang bertepatan dengan pelaksanaan ibadah puasa di Bulan Suci Ramadan umat Islam, pihaknya mengajak masyarakat untuk selalu menjaga dan merawat toleransi.
“Harapan kami bisa saling bersama menjaga. Kami juga turut mendukung, salah satunya kami membuat banner ucapan selamat menunaikan ibadah puasa di Bulan Ramadan,” jelas Agus.
Hal ini tentu bisa terus saling bersambut. Sehingga perpecahan, ketidakadilan, intoleransi dan diskriminasi, bisa dihapuskan dari Kota Malang, yang multikultural ini.
“Kami berharap toleransi ini bisa dijaga bersama. Dan untuk jemaat yang menunaikan misa, semoga selalu diberikan ketenangan hati dan selalu dalam lindungan Yesus,” tandasnya.
Perayaan serupa juga digelar di berbagai gereja. Seperti salah satunya ada di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) yang terletak di Jalan Janti Barat Kecamatan Sukun.
Hikmat ini dirasakan oleh para jemaat, serta rasa syukur juga tercurahkan karena sudah dibukanya pembatasan jemaat yang hadir. Sehingga, semua gereja bisa membuka pintu seluas luasnya, bagi jemaat yang ingin mengikuti misa Ibadah Jumat Agung ini.
“Puji Tuhan, kami bersyukur. Setelah pandemi berlalu, akhirnya di tahun 2023 ini, kami semua dapat merasakan ibadah bersama di gereja menyambut paskah. Selama kami beribadah di dalam gereja kami juga merasakan rasa damai Kristus. Kami merasa aman karena dari pihak TNI-Polri telah memberikan pengamanan yang luar biasa,” ungkap salah satu jemaat GKJW Janti Barat, Debora.
Sementara itu, untuk menjaga kondusivitas, keamanan dan kenyamanan ibadah Jumat Agung. Jajaran TNI-Polri telah mengerahkan petugas gabungan untuk bersiaga. Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto mengatakan, bahwa pengamanan ini merupakan bentuk dari sinergitas TNI-Polri. Hal ini juga untuk mewujudkan kamtibmas dan toleransi, serta kondusivitas di Kota Malang.
“Pengamanan ini bukan hanya karena tugas semata, tetapi juga merupakan bagian dari wujud toleransi dalam beragama. Sehingga, kami berusaha memastikan agar saudara-saudara kita yang menjalankan ibadahnya dengan rasa aman dan nyaman,” ungkapnya.
Pengamanan ini digelar di berbagai titik. Seperti di Kecamatan Klojen yang berada di Gereja Hati Kudus dan sekitarnya. (rex/aim)