MALANG POSCO MEDIA – Arema FC tak berhasil mendapatkan angka dalam laga derbi Jatim melawan Persebaya Surabaya. Bermain di Stadion PTIK Jakarta Selatan, Selasa (11/4) tadi malam, Tim Singo Edan kalah 0-1 setelah berjuang membalas gol M. Iqbal di menit 79. Pertandingan bak final kompetisi ini disambut riuh oleh Persebaya, dan banjir kekecewaan dari Arema FC.
Para pemain tertunduk bahkan menangis. Berusaha terus menggempur pertahanan Persebaya di 10 menit akhir ditambah saat injury time, Dendi Santoso dkk tak bisa membuat gol balasan.
Termasuk ketika mendapatkan hadiah penalti. Tendangan tersebut diberikan wasit Thoriq Alkatiri setelah Ilham Udin Armaiyn yang berpeluang menjebol gawang Ernando Ari dilanggar Arief Catur Pamungkas. Namun, Rizky Dwi yang menjadi eksekutor, tak bisa melakukan tugas dengan baik dan tendangannya digagalkan Ernando.
Skor pun berkesudahan 1-0 untuk tuan rumah, sekalipun dalam laga tersebut unggul dalam percobaan tendangan ke gawang. Empat peluang emas pun tak ada satu pun yang berbuah gol.
“Pertama, saya kecewa dengan hasil ini. Karena bukan hasil ini yang kami inginkan,” kata pelatih Arema FC Joko Susilo.
Namun dia menegaskan kalau bangga pada anak asuhnya. Dalam kondisi yang tidak full team, bahkan menurunkan sejumlah pemain muda, bisa memberikan perlawanan terbaik ke Persebaya. Saat banyak pemain tak bisa turun dan menurunkan 80 persen pemain asal Malang, strategi tim bisa berjalan.
“Tapi yang kedua tentu kami bangga dengan pemain-pemain kami. Banyak pemain muda kami yang minim pengalaman, namun bisa sedikit menjalankan instruksi kami. Meski kami tahu pemain kami masih perlu belajar taktikal di level tinggi,” tuturnya.
Pria yang akrab disapa Gethuk tersebut menambahkan, pihaknya mesti mengapreasiasi perjuangan tersebut. Pasalnya, meskipun tumbang tapi para pemain tak menyerah sampai akhir laga.
“Kami harus bangga dan respek atas kerja keras mereka untuk memenangkan pertandingan malam ini. Tapi mungkin kami kurang beruntung,” tambahnya.
Bukan tanpa alasan dia menyebut timnya kurang beruntung. Sebab ada setidaknya tiga peluang emas di babak kedua. Berkali-kali pula pemain Arema FC mengancam pertahanan Persebaya.
“Banyak peluang yang kami dapat. Tapi tidak membuahkan hasil. Juga penalti terakhir yang tidak menjadi gol. Saya pikir ya inilah sepak bola. Meski kami kecewa, kami harus menerima hasil ini,” sebutnya.
Dia tidak memungkiri, masih ada beban psikologis dalam timnya. Oleh sebab itu, ia menyebut laga kemarin pun tak normal bagi timnya. Ia mengaku, masih ada yang trauma akan Tragedi Kanjuruhan enam bulan lalu, setelah tim kalah dari Persebaya di Stadion Kanjuruhan.
“Tentu masih ada trauma. Ada beberapa pemain yang tidak bisa main dan kami mengerti semua itu. Di sinilah kami bekerja keras dan kami menyiapkan secara teknik, taktik, fisik dan mental yang sangat berat.
Kami tahu beberapa pemain, ada satu dua (yang trauma) sangat mendalam. Tapi itu tugas kami. Dan Alhamdulillah, sebenarnya tidak ada masalah ketika pertandingan,” jelas dia.
Akhirnya tim pelatih pun menurunkan sejumlah pemain muda atau mereka yang kerap di bench. Tapi, diakuinya timnya tak layak kalah.
“Kami percaya dengan anak-anak muda yg biasa main babak kedua. Kami percaya semua bisa. Sebetulnya kalau fair kami tidak kalah harusnya. Tapi ini sepak bola, kami harus respek dengan Persebaya. Persebaya bermain bagus dan mereka menang. Persebaya pantas menang tapi kami tidak pantas kalah,” tandas dia.
Pemain Arema FC Achmad Figo Ramadani mengatakan, dalam laga kemarin para pemain sudah bekerja keras. Hanya saja, keberuntungan tak berpihak ke timnya.
“Semua pemain sudah kerja keras. Kami sudah menjalankan sesuai apa yang instruksi pelatih. Tapi ya itu, tidak beruntung saja,” sebutnya.
Sementara itu, pelatih Persebaya Surabaya Aji Santoso mengakui bahagia dengan kemenangan tadi malam. Ia pun melihat pemainnya berjuang keras. Bahkan, ada yang mengambil risiko untuk menang ketika Arief Catur Pamungkas memutuskan melanggar pemain Arema FC yang berbuah penalti.
“Saya sudah berbicara dengan Catur. Apa yang dilakukannya itu memang berisiko tinggi. Tapi tadi kalau tidak diblok pemain itu, bolanya mengarah ke gawang dan mutlak juga masuk.
Kali ini menurut saya, Alhamdulillah tidak terjadi gol dan apa yang dilakukan Catur sudah benar. Ernando juga tahu kalau tidak diblok tadi masuk. Tapi malam ini saya sangat bahagia kareja Persebaya mendapatkan poin tiga,” kata dia.
Dengan hasil tersebut, Arema FC tertahan di posisi 11 dengan torehan 42 poin. Sementara, Persebaya naik dua tingkat ke posisi tujuh klasemen sementara dengan 49 poin.
Di sisi lain, pertandingan antara Persebaya Surabaya melawan Arema FC berlangsung aman sampai laga selesai. Tim berstatus tuan rumah Bajol Ijo pun lega karena enjoy ketika berada di Jakarta. Mereka berharap keamanan dan kenyamanan tersebut bisa menular ke klub-klub lain di Indonesia.
“Ini momen penting ketika laga lawan Arema. Sambutan dari Jakmania luar biasa terhadap Persebaya,” katanya.
Bermain di Jakarta yang notabene selama ini memiliki kekariban erat dengan Arema dan suporternya, nyatanya tak bermasalah bagi Ernando Ari dkk. Malahan, Persebaya mendapatkan diperlakukan sangat baik oleh Jakmania.
“Jakmania yang mengantar dan menjaga kami ke stadion. Persebaya main di Jakarta diperlakukan sangat baik,” sebutnya.
Ia pun berharap, kenyamanan seperti itu bisa menular ke tempat-tempat lain. Kerukunan antarsuporter bisa tercipta di sepak bola Indonesia.
“Jadi harapan kami ke depan, antarsuporter bisa rukun. Mudah-mudahan bisa dikembangkan di laga lain. Mereka (Jakmania) menjemput kami dan kami enjoy di Jakarta. Atas nama tim pelatih, manajemen kami mengucapkan terima kasih ke Jakmania,” tambahnya.
Penjaga gawang Ernando Ari Sutaryadi pun menyampaikan hal yang sama. Ia mengakui nyaman bermain di Jakarta dan laga bigmatch melawan Arema FC tak perlu dibumbui dengan aroma panas di luar lapangan.
“Terima kasih suporter yang menjemput dan sampai kami datang ke lapangan. Saya nyaman, tak perlu berpikir sampai masuk rantis atau apa. Kami berharap bukan untuk Persebaya dan Jakarta saja. Semoga semua meniru,” kata dia. (ley/van)