MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Hasil pengujian air yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Malang menunjukkan kualitas air sungai di Kabupaten Malang masih tercemar. Hasil tersebut didapat dari pemeriksaan rutin terhadap sungai-sungai utama dengan beberapa parameter.
Banyak faktor yang memengaruhi, diantaranya adalah banyaknya limbah domestik hingga pestisida. Kesimpulan itu didapat usai DLH melakukan pemantauan di hulu, tengah, dan hilir sungai. Air diuji dengan parameter seperti total suspended solid atau total padatan tersuspensi, kadar pH, dan tingkat kekeruhan.
Hal tersebut disampaikan Ahli Muda Pengawas Lingkungan Hidup DLH Kabupaten Malang, Arif Tomy Prihatmoko. “Secara regular, kami pantau 30 titik setiap tahun. Dilakukan dua kali, tahun ini bulan Maret dan Juni,” ujar Arif Tomy, kemarin. Dikatakan, untuk wilayah sungai yang menjadi wewenang DLH Kabupaten Malang ada di Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas.
Yakni Sungai Lesti, Amprong, dan Melamon. Jika dirincikan, parameter kualitas air yang diamati antara lain adalah CODmn (permanganometri), CODcr (analisa korelasi dengan CODmn), DO (Winkler iodometri), TDS dan electrical conductivity (EC) (EC meter), pH (pH meter), dan turbidity (Turbidity meter), BOD (Biological Oxygen Demand), Coliform.
Arif membenarkan jika telah dilakukan pengujian pertama tahun 2023 pada akhir Maret lalu. Hanya saja, hasilnya belum dapat disimpulkan. Butuh waktu 14 hari untuk mengetahui hasil lebih rinci. Sedangkan pada hasil terakhir pada akhir 2022 didapati bahwa mayoritas sungai di Kabupaten Malang tercemar ringan.
“Tahun kemarin hasil yang didapat dungai kita masi tercemar ringan. Angkanya dua persen, Itu hasil dari 30 titik uji, jadi dihitung menggunakan rumus indeks,” ungkapnya.Mengenai kadar setiap parameter uji, dirinya belum menjelaskan secara gamblang. Namun, menurutnya pencemaran limbah domestik cukup banyak terjadi.
“Lebih kepada limbah domestik, bisa juga dari pestisida dan banyak faktor penyebabnya. Yang pasti kebiasaan membuang sampah yang belum baik, juga BAB di sungai. Meski hasil terakhir masih tercemar ringan, namun tetap harus dijaga. Kesadaran masyarakat akan sanitasi harus ada. Gunakan jamban sehat menjadi penting,” tutupnya. (tyo/mar)