.
Friday, November 22, 2024

BMKG Deteksi 29 Titik Panas di Kaltim

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA– Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mendeteksi 29 titik panas tersebar di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada Sabtu (22/4). Semua pihak diajak saling waspada.

“Sebaran titik panas tersebut langsung diinformasikan kepada pihak terkait agar dapat dilakukan tindakan lebih lanjut,” ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan BMKG Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan, Kaltim, Sabtu (22/4).

Sebanyak 29 titik panas tersebut terpantau mulai pukul 01.00 hingga pukul 17.00 Wita. Informasi tersebut langsung diteruskan ke instansi terkait, terutama kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik di tingkat Provinsi Kaltim maupun kabupaten masing-masing agar segera mendapat penanganan.

Sehari sebelumnya (Jumat 21/4), pihaknya juga mendeteksi 30 titik panas yang tersebar di tiga kabupaten. Yakni di Kutai Barat ada 3 titik, Kabupaten Berau 6 titik, dan selebihnya yang sebanyak 21 titik berada di Kabupaten Kutai Timur.
Sedangkan 29 titik panas yang terpantau hari ini berada di titik koordinat berbeda, meskipun ada juga yang masih dalam satu kabupaten maupun kecamatan yang sama.

Sebaran 29 titik yang terpantau hari ini adalah di Kabupaten Berau ada 2 titik, Kutai Kartanegara 3 titik, dan selebihnya yang sebanyak 24 titik panas berada di Kabupaten Kutai Timur.

Rinciannya adalah 2 titik yang terpantau di Berau tersebar pada dua kecamatan, yakni Kecamatan Kelay dan Sambaliung yang semuanya memiliki tingkat kepercayaan menengah.
Di Kabupaten Kutai Kartanegara yang terdeteksi 3 titik panas, lanjutnya, tersebar pada tiga kecamatan, yakni Kecamatan Loa Kulu, Muara Muntai, dan Kecamatan Kota Bangun.
Sedangkan 24 titik yang terpantau di Kutai Timur, tersebar pada empat kecamatan, yakni 16 titik di Kecamatan Bengalon, 3 titik di Kaubun, 1 titik di Kongbeng, dan 4 titik di Kecamatan Sangatta Utara.

Ia mengatakan bahwa bulan ini sebenarnya masih masuk musim hujan, namun terdapat peluang dalam beberapa hari tidak terjadi hujan berturut-turut di sejumlah kawasan. Sehingga hal ini berakibat pada biomassa yang kering dan rawan terjadi kebakaran lahan dan hutan (karhutla), maka semua pihak harus saling menjaga dan waspada.

“Mengingat banyaknya titik panas yang terpantau hampir tiap hari, maka kami imbau semua elemen sama-sama menjaga agar tidak terjadi kebakaran, seperti tidak membuang puntung rokok sembarangan, tidak melakukan pembakaran saat mengelola lahan, apalagi jika di kawasan tersebut ada hutan atau lahan yang mudah terbakar,” katanya. (ntr/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img