MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Jalur alternatif Klemuk atau Jalan Rajek Wesi yang merupakan penghubung antara Kota Batu dengan Kabupaten Malang (Malang Barat, red.) menjadi jalur penyumbang tertinggi angka kecelakaan. Dari data yang dihimpun Malang Posco Media dalam dua hari saja, yakni 24-25 April terjadi hampir 20 kecelakaan lalu lintas akibat rem blong.
Beruntung kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan rem blong tidak memakan korban jiwa, hanya luka dan kerugian material. Hal tersebut dikarenakan pengendara, baik R2 dan R4 yang mengalami kecelakaan memanfaatkan jalur penyelamat yang dibuat dan dibangun secara swadaya oleh warga Songgoriti, Kelurahan Songgokerto, Kec/Kota Batu.
Salah satu relawan di Jalur Klemuk, Gandi Kusumo, mengatakan rata-rata kejadian rem blong didominasi oleh kendaraan roda dua. Bahkan selama dua hari kemarin, pihaknya mencatat kecelakaan akibat rem blong antara 15-20 kejadian.
“Dua hari ini kurang lebih 15 sampai 20 kendaraan rem blong. Dengan kendaraan rem blong didominasi R2 dan hanya satu kendaraan R4. Mereka yang mengalami rem blong merupakan wisatawan dan pemudik dengan rata-rata kendaraan luar kota seperti plat S, W, L, AG, N dan lainnya,” ujar Gandi kepada Malang Posco Media, Selasa (25/4) kemarin.
Ia menjelaskan, kebanyakan pengendara tidak tahu kondisi jalan. Selain itu banyak pengendara yang memanfaatkan penunjuk jalan dengan menggunakan google maps. Namun, lanjut Gandi, beruntung pengendara yang mengalami rem blong tidak sampai luka parah. Pasalnya pengendara memanfaatkan jalur penyelamatan yang dibangun oleh warga. Sehingga pengendara dapat meminimalisasi kecelakaan yang lebih parah lagi.
“Sangat membantu dengan adanya jalur penyelamat. Karena kendaraan masuk jalur penyelamatan ketika rem blong bisa tertahan dengan adanya pasir sehingga laju kendaraan bisa melambat dan berhenti,” jelasnya.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada para pengendara yang melewati Jalur Klemuk untuk memastikan kendaraan dalam kondisi baik. Serta mengetahui kondisi jalan yang cukup curam. Ditambahkan oleh Kabid Pemadaman, Penyelamatan, Sarana, dan Prasarana DPKP Kota Batu, Santoso Wardoyo pada Senin (24/4) sekitar pukul 13.00 WIB pihaknya melakukan kegiatan evakuasi mobil yang mengalami rem blong di jalur penyelamatan Klemuk.
Mobil Toyota Avanza berwarna hitam dengan nomor plat AG 1095 GC yang mengalami rem blong saat membawa rombongan keluarga asal Kediri tujuan Batu. “Untuk evakuasi dilakukan dengan mobil ditarik menggunakan win unit rescue. Kondisi mobil masuk ke jalur penyelamatan,” tuturnya.
Sebelumnya disampaikan oleh Ketua RT 3 RW 1 Dukuh Songgoriti, Wiwin Pranoto, pembangunan jalur penyelamat Klemuk merupakan inisiatif dari warga, tokoh masyarakat, RT, RW di lingkungan Songgoriti karena banyak kecelakaan di jalan Klemuk. “Ini adalah inisiatif warga dan anggaran swadaya dari warga karena banyak kecelakaan terjadi di jalur Klemuk. Bahkan setiap pekan rata-rata kecelakaan rem blong bisa terjadi tiga kali. Harapan kami dengan adanya pembangunan ini Pemkot Batu bisa peduli,” harapnya.
Rencana pembangunan jalur penyelamat di Klemuk sudah dibahas oleh Pemkot Batu sejak tahun 2017. Bahkan Pemkot Batu telah melakukan survey atau melakukan kajian lokasi. Namun hingga saat ini pembangunan belum dilaksanakan oleh Pemkot Batu sehingga warga berinisiatif melakukan pembangunan secara swadaya.
Secara teknis, pembangunan jalur penyelamat dilakukan di dua titik. Yaitu Klemuk Atas dan Bawah. Dengan pembangunan jalur Klemuk memiliki lebar 6-8 meter, panjang 30-35 meter. Sedangkan untuk kedalaman jalur sedalam 50 cm dengan menggunakan pasir. (eri)