Malang Posco Media – Pakar bidang estetika dan antipenuaan dari Perhimpunan Dokter Estetika Indonesia dr Cynthia Jayanto M. Biomed (AAM) mengingatkan pemilik kulit sensitif harus berhati-hati memilih produk perawatan jerawat sebab bisa beresiko membuat hasil negatif terhadap kulit.
“Misalnya kulit menjadi terlalu kering atau terjadi acne breakout (kondisi kulit tiba-tiba mengalami iritasi lalu kemerahan dan muncul banyak jerawat),” kata dia melalui wawancara tertulis kepada ANTARA, Rabu (26/4).
Cynthia yang juga tergabung dalam Perhimpunan Dokter Anti Penuaan, Wellness, Estetik & Regeneratif Indonesia (PERDAWERI) itu mengatakan jenis kulit yang berjerawat tidak melulu berminyak, tetapi juga bisa pada yang jenisnya kering dan sensitif tetapi disertai jerawat.
Menurut Cynthia, produk anti jerawat biasanya rata-rata mengandung bahan aktif yang cenderung mengeringkan jerawat dan berefek eksfoliasi kulit. Oleh sebab itu pada kondisi kulit sensitif tetapi berjerawat terkadang perlu tambahan produk yang menenangkan kulit.
Khusus jenis produk perawatan, sabun untuk membersihkan wajah menjadi yang utama karena merupakan produk paling dasar dalam sebuah perawatan yang dibutuhkan.
Kemudian, dalam tahap penanganan jerawat dengan obat, perlu adanya kesabaran dari pasien karena kulit bereaksi terhadap obat dengan perlahan dan penyembuhan memerlukan waktu sekitar enam sampai 12 minggu.
“Jadi, jangan baru memakai obat seminggu dan belum ada perubahan, sudah mengklaim sendiri obatnya enggak cocok. Berilah sedikit waktu, setidaknya satu bulan. Dari situ kita bisa lihat, apakah jerawatnya membaik atau tidak,” kata Cynthia.
Dalam beberapa kasus, pada minggu pertama, kulit mungkin akan sedikit iritasi, namun ini bukan infeksi melainkan terkadang ada peradangan sebelum suatu jerawat benar-benar sembuh.
“Jadi, jangan langsung cepat ganti produk. Apalagi memakai obat jerawat secara bersamaan,” pesan Cynthia.
Lalu, mengenai hal-hal yang perlu dihindari saat penanganan jerawat antara lain makan terlalu banyak dairy product atau produk berbasis susu dan makanan dengan indeks glikemik tinggi serta memencet jerawat.
Dia mengatakan, memencet atau memecahkan jerawat justru bisa membuat penyembuhan menjadi lebih lama karena meningkatkan risiko jaringan parut, menyebabkan jerawat bengkak atau kemerahan yang diakibatkan kotoran dan kuman masuk ke dalam kulit.
Hal lainnya yang juga perlu dihindari yakni tidur dan mencuci wajah tidak teratur, lalu menggunakan krim pemutih, mengenakan riasan seperti foundation dan concealer, mencoba produk sendiri tanpa belajar mengerti kegunaannya serta memakai pembersih wajah yang keras atau berbasis alkohol.
“Memakai pembersih wajah yang keras atau berbasis alkohol bisa memperburuk jerawat,” demikian pesan dia.(ntr/mpm)