MALANG POSCO MEDIA-Asap tebal dan bau menyengat menyeruak dalam bangunan Malang Plasa. Di sisi lain api masih menyala. Selasa (2/5) dini hari, sejumlah personel PMK Kota Malang menerobos bahaya itu. Dua di antaranya ambruk, ada yang dibawa ke RSSA Malang. Seketika pulih, petugas yang ambruk kembali terobos api.
Anang Yuwono dan Saiful, dua dari sejumlah personel PMK yang berjibaku menjinakkan api. Di benak mereka, pantang pulang sebelum api padam.
Mendadak terjebak saat proses pemadaman di lantai atas Malang Plasa. Anang Yuwono mulanya mulai memadamkan api sekitar pukul 01.30 WIB. Menggunakan salah satu unit Ayaxx, ia bersama tim pemadaman langsung berjuang.
“Saat itu saya langsung menyisir untuk pemadaman dari lantai satu. Setelah api berhasil dikendalikan, kami naik ke lantai dua dan di sana unit truk pemadam yang kami tumpangi sempat terjebak kobaran api. Karena posisi di lantai dua dan tiga api sangat besar,” ceritanya.
Kepulan asap tebal di lantai dua Malang Plasa, menjadi momok petugas. Selain keruhnya udara akibat asap kebakaran, dugaan adanya zat yang muncul akibat benda dan barang elektronik yang terbakar. Itu turut membuat konsentrasi asap semakin pekat.
Anang Yuwono memutuskan naik ke lantai atas Malang Plasa. Pertempuran sengit. Antara dirinya dengan api, membuatnya tidak bisa mundur sedikitpun.
Panasnya udara dan bangunan gedung karena terbakar, semakin mengikis habis oksigen. Apalagi, saat di lantai atas, Anang sendirian. Sebab jumlah petugas terbagi di setiap lantai gedung.
Peluh dan asa justru penyemangat Anang untuk terus bertahan. Namun perjuangannya harus terhenti sejenak sewaktu suplai air terhenti.
“Saat itu saya langsung berkoordinasi dengan seluruh pihak yang ada. Termasuk water cannon Polresta Malang Kota, DLH, Perumda Tugu Tirta hingga PMK PT Bentoel. Namun kondisi saya sudah terlalu lelah,” jelasnya.
Sembari menunggu suplai air, ia secara tak sadar terus didekap kepulan asap ‘jahat’. “Kebetulan, alat filter udara yang saya gunakan ada yang tidak lengkap. Sehingga sempat membuat nyaris kehabisan napas dan oksigen,” kata Agus Yuwono.
“Akhirnya kami memutuskan dan terpaksa menarik diri. Kemudian berlindung di unit yang terbakar beberapa saat. Lalu berusaha keluar meminta tolong petugas yang lainnya,” lanjutnya.
Saat itu tenggorokan kering, mata kunang-kunang. Napas yang sudah tidak teratur dirasakan Agus Yuwono. Ia bahkan turun dari lantai atas, sudah sempoyongan.
Beruntung reaksi cepat relawan dan tim lain yang ada di lokasi langsung menyelamatkan Anang.
Saiful pun nasibnya juga tidak jauh berbeda, kala usai berjibaku dengan api di lantai satu dan dua. Akhirnya, Anang dan Saiful dibaringkan di tempat tidur portabel yang berada di ambulans siaga di lokasi kejadian.
Melihat dua garda depan itu sudah tidak fokus saat menjawab pertanyaan, langsung ditangani cepat oleh tim medis yang ada.
Tabung oksigen dan alat bantu napas langsung terpasang di keduanya. Setelah lebih kurang menghirup oksigen selama 15 menit, fungsi tubuh Anang berangsur kembali normal.
Sementara Saiful masih tampak linglung, dan tak sadar sepenuhnya. Akhirnya, ia dibawa ke RSSA Malang untuk mendapatkan perawatan intensif.
Bukannya ikut dirujuk untuk mendapatkan perawatan. Anang dengan semangat juangnya kembali ke medan api. Kendati dihalau oleh petugas lain, ia mengatakan bahwa tidak bisa meninggalkan timnya yang sedang berjuang.
“Anak-anak (tim yang dinaunginya) saya masih di sana. Mereka membutuhkan saya, mereka masih butuh saya bimbing,” ucapnya.
“Saya bantu dan kadang saya arahkan. Akhirnya setelah saya dicek dan dipastikan membaik, saya diizinkan kembali bergabung untuk proses pemadaman dan pembasahan,” cerita Anang.
Meskipun bergabung dengan napas masih tersengal dan badan yang belum tegak berdiri, tidak membuatnya patah semangat. Tidak tanggung-tanggung, ia langsung terobos lantai dua. Kembali bertarung untuk proses pembasahan, sampai kembali ke lantai atas.
Tidak hanya ikut proses pembasahan, Anang juga membantu proses evakuasi unit Ayaxx yang sempat terjebak kebakaran. “Sementara itu, untuk unit truk pemadam yang tadi terjebak, sudah berhasil dievakuasi sekitar pukul 11.00. Langsung diamankan,” terangnya.
Setelah api dinyatakan 100 persen padam, wajah dengan bermandikan keringat dan debu tampak dari seluruh tim pemadam. Termasuk dari wajah Anang. Meskipun sempat tak sadarkan diri, tapi ia berhasil memadamkan api dan kembali dengan kepala tegak.
Bahkan setelah seluruh petugas dan relawan istirahat sejenak, ia ikut memimpin yel-yel pembangun semangat. “Alhamdulillah, berhasil dipadamkan. Sampai malam ini kami juga bersiaga, karena informasi dari pihak Polsek Klojen yang berjaga, masih ada asap yang muncul di beberapa titik,” jelasnya. (rex/van)