.
Thursday, December 12, 2024

Digitalisasi Masjid, Takmir Harus Melek Teknologi

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Seiring dengan perkembangan pesat digital, masjid dituntut untuk bisa mengikuti dan menyesuaikan terhadap perubahan zaman. Oleh karena itu, ratusan takmir masjid se Kota Malang mengikuti bimtek digitalisasi masjid yang digelar di Hotel Grand Palace Rabu (10/5) kemarin.

Kegiatan yang digelar Dewan Masjid Indonesia Kota Malang bersama Pemkot Malang ini memfokuskan digitalisasi untuk dakwah. Sehingga umat Islam bisa menerima dakwah secara luas.

“Masjid harus jadi pelopor. Dakwah di masjid tidak hanya secara manual, tapi harus diupdate dan dimasukkan virtual. Semua orang bisa menikmati itu, tidak hanya di Malang, tapi bisa nasional bahkan internasional. Itu tujuan kita pada hari ini,” terang Ketua Dewan Masjid Indonesia Kota Malang Prof. Kasuwi Syaiban kepada Malang Posco Media

Sedikitnya ada 100 takmir masjid yang mengikuti bimtek digitalisasi tersebut. Ini sebagian dari tiap kecamatan di Kota Malang. Jumlah masjid di Kota Malang sendiri saat ini sudah mencapai 703 masjid yang terdaftar.

Proses digitalisasi terhadap masjid ini dilakukan secara bertahap. Sebagian takmir yang sudah menerima bimtek digitalisasi diharapkan bisa mengembangkan ke masjid lain disekitarnya.

“Bahkan ke depan kita akan lebih maju lagi. Mungkin bagaimana berjamaah secara virtual, mungkin imamnya di Mekkah jamaahnya di Malang, ini kita bahas juga. Tapi sekarang ini yang kita giatkan adalah metode dakwah melalui digital ini. Masuk YouTube, Tiktok, Instagram dan seterusnya. Takmir harus melek IT atau digital, itu intinya,” tukasnya.

Disamping dakwah bisa disampaikan secara luas, dengan digitalisasi itu kata Prof Kasuwi juga bisa menjadi penyeimbang atau pelurus informasi menyesatkan. Tidak hanya dakwah yang menyesatkan, namun juga informasi umum yang tidak benar atau hoax.

“Justru kita bisa meng’counter’ itu. Karena orang sekarang dengan dunia virtual sekarang sudah menyatu. Kalau mereka hanya diwarnai dengan informasi menyesatkan dan tidak ada counter dari masjid yang meluruskan, maka akan merugikan umat Islam. Inilah pentingnya masjid di era digital ini,” tegasnya.

Nantinya seluruh masjid juga akan dimasukkan dalam aplikasi milik Dewan Masjid Indonesia. Sehingga masyarakat yang ingin mendengarkan dakwah atau melihat kegiatan dari masjid tertentu, bisa langsung menuju web masjid tersebut dengan satu klik. Dengan digitalisasi seperti ini juga bisa menjadi bentuk pengawasan pihaknya terhadap masjid masjid yang dianggap menyimpang.

“Maka kami harapkan ini supaya ada updating terutama tenaga takmir masjid, yang saya lihat itu masih banyak tenaga-tenaga tua. Pengurus juga harus yang pemuda pemuda melek IT. Harus ada reformasi,” pungkasnya. (ian/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img