MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Empat desa di Kota Batu mencatatkan sejarah baru dalam perkembangan pembangunan desa dengan membuat Peraturan Bersama Antar Desa (Permakades).
Empat desa tersebut diantaranya Desa Giripurno, Desa Bulukerto, Desa Sumbergondo dan Desa Tulungrejo telah bersepakat membentuk kawasan perdesaan Agroforestry Kopi di kawasan hutan.
Dengan adanya Permakades tersebut tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat. Pasalnya selain bisa menyamakan langkah antar pemerintah desa, kerja sama ini menjadi pintu masuk konservasi lingkungan hutan.
Lebih dari itu, penanaman atau pertanian kopi juga bisa meningkatkan kesejahteraan petani hutan. Karena sebelumnya, para petani hutan sering merugi karena harga sayuran yang mereka tanam tidak stabil.
“Alhamdulillah, empat desa sudah mengawali terbitnya Permakades yang akan menjadi tonggak berdirinya kawasan perdesaan pertama di Kota Batu,” ujar Kepala DP3AP2KB Kota Batu, Aditya Prasaja.
Ia menjelaskan bahwa kerja sama antar desa yang diinisiasi oleh DP3AP2KB dan Kecamatan Bumiaji ini memang dilatar belakangi beberapa hal. Salah satunya belum terdapatnya kawasan perdesaan di Kota Batu
“Dengan adanya pembangunan kawasan perdesaan didukung tema yang fokus dan spesifik akan memiliki probabilitas implementasi yang lebih mudah. Apalagi kawasan hutan lereng Gunung Arjuna memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi agroforestri,” bebernya.
Lebih lanjut, pembangunan kawasan Perdesaan Agroforestry memiliki manfaat multidimensi secara ekologi. Oleh karenanya DP3AP2KB mendorong empat desa ini untuk mengembangkan kawasan agroforestry kopi sesuai dengan potensinya.
“Kamu fokus tanaman kopi, ini karena cocok ditanam di Gunung Arjuna, memiliki harga stabil dan permintaan cenderung meningkat, namun untuk produksi kopi dunia turun akibat perubahan iklim. Selain itu perawatan relatif stabil dan mudah,” papar Adit.
Karena itu DP3AP2KB dan Kecamatan Bumiaji menyiapkan serangkaian rencana implementasi yang diawali dengan kesepakatan di tingkat desa. Kesepakatan akan diawali di tingkat desa yang mempertemukan berbagai elemen desa dan petani hutan dalam forum Musyawarah Desa (Musdes) di empat desa.
Selanjutnya dilaksanakannya Musyawarah Antar Desa (MAD) yang mepertemukan empat desa. Kemudian dilakukan penyusunan dokumen rencana pembangunan tahun 2023 hingga tahun 2028. Terakhir dilanjutkan penetapan melalui peraturan wali kota dan pembentukan tim koordinasi pembangunan kawasan perdesaan (BKAD).
“Untuk langkah awal akan dilakukan Identifikasi lahan di kawasan, identifikasi petani hutan, pembuatan peta kerja, pelaksanaan penanaman kopi, pendampingan budidaya, pendampingan pasca panen. Serta yang terpenting memfasilitasi akses pasar,” imbuhnya.
Melalui program ini nantinya tidak boleh mengurangi pendapatan petani. Sehingga untuk langkah awal dilakukan percontohan penanaman kopi seluas 10 hektar.
Sementara itu Kelompok Tani Hutan Bulukerto, Sutiono menyampaikan terima kasih atas program yang dilaksanakan Pemkot Batu ini. Diharapkan program ini bisa menjadi solusi dari permasalahan kerugian panen sayur yang selama ini sering mereka alami.
“Semoga program ini sesuai dengan kebutuhan kami. Kami berharap tetap ada pendampingan masa tanam, pendanaan hingga pemasaran kopi,” harapnya.(eri/imm)