Malang Posco Media – Lantunan ayat suci Al-Qur’an dilantangkan oleh putra-putri didikan Yayasan Insan Permata Malang di hadapan para orang tua, Sabtu (27/5). Merekalah 56 siswa-siswi tingkat Paud, SD, dan SMP yang sukses mengikuti uji publik Munaqosyah metode Tarbawi yang digelar di Hotel Trio Indah 2. Melalui rangkaian ujian di hadapan para wali murid para siswa mampu melantunkan hafalan hingga membaca dengan tartil.
Proses uji publik dilakukan dengan menguji secara acak dan bergantian. Para siswa memilih antara tartil dan tahfidz (hafalan) berdasarkan nomor pilihan. Saat dipanggil bergiliran, para siswa dengan lugas mengucap hafalan Al-Qur’an dengan baik. Meski beberapa siswa sempat dilanda keraguan lantaran malu berbicara di depan umum, para orang tua menyemangati mereka hingga bisa mengatasi keraguan.
Kepala Unit Sahabat Qur’an Yayasan Insan Permata Malang Linda Agustin Kurniasih S.S., mengatakan bahwa kegiatan Munaqosyah uji publik ini adalah salah satu upaya untuk memperlihatkan hasil pembelajaran Yayasan Insan Permata Malang menggunakan metode yang dicetuskan. Yakni metode Tarbawi.
“Ini adalah Munaqosyah pertama metode Tarbawi, yakni metode yang dimiliki oleh Yayasan Insan Permata. Disusun guru kami yaitu ustadz Abi Thalib,” jelas Linda saat ditemui Malang Posco Media, Sabtu (27/5).
Ia menerangkan, sebanyak 56 peserta merupakan siswa yang lolos dari seleksi sebelumnya. Di mana bermula dari 78 siswa yang menjalani ujian mandiri terlebih dahulu. “Latar belakang uji publik ini adalah untuk memberi laporan secara nyata pada wali murid selama ini, bahwa yang kita lakukan hasilnya seperti ini,” ungkapnya.
Linda merincikan, ada sebanyak 14 siswa setingkat PAUD, 23 anak SD, dan 19 anak tingkat SMP. Dimana pengembangan metode Tarbawi, dijelaskan Linda, sudah digunakan sejak tahun 2009. Yayasan Insan Permata sebelumnya menggunakan metode Qiroati dan akhirnya mencetuskan pembelajaran Al-Qur’an yang bisa diterapkan sendiri.
“Sebelum uji publik ada Munaqosyah individu masing-masing siswa dengan pengujinya. Lalu ada penyaringan, hingga pengumuman kelulusan,” tuturnya.
Dikatakan, bagi siswa yang belum lolos akan berkesempatan di tahap Munaqosyah selanjutnya baik semester depan atau tahun depan. Sebagai syarat Munaqosyah, siswa diharuskan untuk khatam sejumlah tahapan di tingkat SD, sedangkan SMP selain dua kali khatam Al-Qur’an, juga diharuskan menghafal minimal dua juz Al-Qur’an. “Harapannya yang belum berkesempatan bisa melanjutkan dan mengikuti Munaqosyah semester selanjutnya atau tahun berikutnya,” tambah Linda.
Direktur Yayasan Insan Permata Malang, Ahmadi, S.Si., menyampaikan pihaknya senang dengan terlaksananya Munaqosyah puluhan siswa yayasan. Ia melihat antusiasme tinggi dari wali murid disertai rasa bangga.
“Alhamdulillah, ini yang pertama kali kami lihat juga cukup sukses. Oleh ustadz-ustadzah kami dipersiapkan dengan baik. Walaupun satu dua ada kendala yang perlu dibenahi tapi luar biasa,” kata Ahmadi, di tempat yang sama.
Ia mengatakan, Munaqosyah pada setiap tahunnya akan diadakan. Upaya untuk uji publik menjadi bagian menguji Metodologi Tarbawi. Ia beranggapan metode yang dilakukan membawa dampak positif bagi hafalan maupun pemahaman siswa pada Al-Qur’an. Baik tartil, tahfidz, maupun tajwid.
“Metode Tarbawi terus akan kita kembangkan, keunggulannya secara umum hampir sama dengan yang lain. Siswa mengerti betul saat ditanya apa hukum bacaan dan cara memahaminya mereka bisa menjelaskan,” tambahnya.
Ia menambahkan sebagai yayasan yang bergerak di pendidikan, Yayasan Insan Permata Malang sudah memiliki empat lembaga di bawahnya dan terbaru di tingkat sekolah menengah pertama. Yayasan yang dulunya bernama Lembaga Pendidikan Islam Terpadu Insan Permata itu mengelola penitipan anak dan PAUD, SD dan SMP. Ke depan, Yayasan Insan Permata Malang juga rencananya mengembangkan sekolah setingkat SMA. “Insyaallah dilancarkan ke depan akan kita dirikan SMA Insan Permata,” imbuh Ahmadi. (tyo/adv/bua)