MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) mengapresiasi kinerja Polres Malang yang semakin profesional dan transparan dibawah kepemimpinan Kapolres AKBP Putu Kholis Aryana. Menurut Ketua DPD KNPI Kabupaten Malang, Zulham Akhmad Mubarrok, rapor Polres Malang terus meningkat.
Terutama dalam menindak kasus pidana yang melibatkan kenakalan remaja dan isu menonjol dalam enam bulan terakhir. “Hal tersebut sesuai dengan semangat Presisi yang diusung Kapolri. Atas nama Pemuda Kabupaten Malang saya sampaikan apresiasi dan siap satu komando mendukung langkah penegakan hukum bagi pelanggaran Kamtibmas,” ujarnya.
Dia mengatakan, KNPI Kabupaten Malang, telah melakukan survei kepemudaan 2023 dan salah satu parameter yang muncul dari survei itu adalah meningkatnya kepercayaan pemuda terhadap kinerja Polres Malang. Data survei menyatakan 58,3 persen pemuda usia 17-30 tahun merasa puas dengan pelayanan Polres Malang.
Sedangkan 32,91 persen mengaku tidak puas dan 8,8 persen tidak menjawab. “Ini parameter positif yang harus dijaga oleh Polres Malang dan KNPI Kabupaten Malang siap berkolaborasi dalam rangka menjaga Kamtibmas,” ujar Zulham. Kedepan, dia berharap tindakan tegas dalam penegakan hukum di lapangan.
Terutama bagi tindak pidana yang melibatkan pemuda dilakukan tanpa pandang bulu. Diantaranya, penertiban balap liar, kasus penyalahgunaan narkoba, hingga perkara bullying dan tindak kekerasan yang kian marak terjadi baik di dalam institusi maupun di lingkungan sekitar.
“KNPI memandang profesionalitas dan transparansi Polri tersebut ke depan perlu diperluas dengan teknologi, seperti memastikan setiap laporan dari masyarakat ditanggapi dan diusut dengan lebih cepat melalui pemanfaatan teknologi digital,” ujar Wakil Ketua PW GP Ansor Jatim itu.
Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana menyatakan bahwa selama enam bulan pertama di tahu 2023 ini situasi Kamtibmas di Kabupaten Malang cukup stabil dan landai. Salah satu yang menjadi catatan Polres adalah meningkatnya kejahatan terhadap kaum rentan, seperti anak-anak, orang tua dan difabel yang mencapai angka 40 persen dibanding tahun lalu. (nug/mar)