MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Selama ini, warga Desa Jedong Kecamatan Wagir Kabupaten Malang punya kesulitan akan air. Kalaupun ada sumber air, tetapi titik sumbernya sangat dalam. Sementara curah hujannya cukup tinggi.
Aliran air hujan selama ini juga tidak termanfaatkan dengan baik. Bahkan cenderung merusak lingkungan.
Berdasarkan kendala dan potensi tersebut, civitas akademika Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) mengambil inisiatif. Mereka berinovasi membuat program Talangisasi.
Pelaksana teknisnya adalah mahasiswa KKN yang bertugas pada Februari 2023 lalu bekerjasama dengan Sekolah Lapang Agroedupark Unitri yang ada di Desa Jedong Kecamatan Wagir.
Kamis (8/6) lalu, telah dilakukan penyerahan talang secara simbolis oleh Unitri kepada warga Desa Jedong. Dalam kesempatan itu juga Unitri melakukan penandatangan MoU dengan BP DAS Brantas Sampean.
Dari pihak Unitri, ditandatangani oleh Ketua Dewan Pengurus Yayasan Bina Patria Nusantara, Prof. Dr. Ir. Wani Hadi Utomo. Dan oleh Kunto Hirsilo, selaku Kepala BPDAS-HL Brantas Sampean. Kegiatan ini dilaksanakan di Sekolah Lapangan Agroedupark Unitri.
Kepala UPT Laboratorium dan Direktur Sains Technopark Unitri, Dr. Erwin Ismu Wisnubroto, SP., M.Phil mengatakan ada 14 rumah yang sudah dibantu untuk pemasangan talang. Rumah-rumah ini menjadi percontohan untuk warga lain di Desa Binaan Unitri.
Erwin menjelaskan, yang melatarbelakangi talangisasi ini adalah seringnya terjadi kerusakan lingkungan saat hujan. Saluran air banyak yang rusak. “Itu karena air hujan yang tidak dialirkan ke tempat semestinya. Maka untuk menghindari kerusakan akibat dari air hujan ini perlu kami berikan sentuhan berupa program talangisasi,” katanya.
Di program ini Agroedupark dan mahasiswa KKN Unitri membantu warga cara pengelolaan air hujan supaya tidak terbuang percuma dan menyebabkan kerusakan lingkungan.
Selain itu Unitri juga akan membangun sumur-sumur resapan untuk menampung air hujan.
“Warga Jedong ini sering kesulitan air. Padahal curah hujannya tinggi. Maka sayang kalau air hujan ini tidak kita manfaatkan dan kita simpan untuk kebutuhan. Maka kami punya inisiatif memberikan percontohan pengelolaan musim hujan,” tuturnya.
Program kerjasama ini dimulai tahun 2022. Satu tahun setelah Sekolah Lapang Agroedupark Unitri diresmikan. Sekaligus menjadi program pengabdian kepada masyarakat civitas akademika Unitri. Baik untuk warga Desa Dalisodo maupun Desa Jedong.
Erwin menjelaskan, pemanenan air hujan dilakukan dengan membangun kolam dan tempat-tempat penampungan lainnya. “Penyimpanan air hujan ini nantinya digunakan untuk keperluan di musim kemarau oleh para petani,” terangnya.
Adapun MoU yang dibangun dengan BP DAS Brantas Sampean sebagai landasan Unitri untuk memberikan pembinaan kepada warga sekitar. Sekaligus menjadi bentuk sinergi dengan BP DAS untuk turut serta menjaga dan melestarikan lingkungan.
Misalnya dalam bentuk konservasi air dan Talangisasi seperti yang sudah dilakukan selama ini. “Karena BP DAS punya tanggung jawab dalam hal pelestarian lingkungan, maka kami merasa perlu bersinergi,” jelasnya.
Dalam penandatangan MoU itu dihadiri Ketua Dewan Pembina Yayasan Bina Patria Nusantara Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno, Ketua Dewan Pengurus Yayasan Bina Patria Nusantara, Kepala BP DAS HL Brantas Sampean, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, Perum Jasa Tirta 1, Camat Wagir, Kades Dalisodo dan Kades Jedong.
Kepala BPDAS-HL Brantas Sampean Kunto Hirsilo mengatakan, salah satu tugas pokok dan fungsi dari BP DAS adalah menahan selama mungkin air di daratan dan tidak merusak.
“Dengan MoU selama tiga tahun ini kita akan melakukan pembangunan fisik untuk percontohan. Diharapkan kerjasama dapat berkesinambungan.
Sekolah Lapangan Unitri dapat melanjutkan program yang dicanangkan oleh BP DAS,” katanya. (sir/imm)