MALANG POSCO MEDIA, BEIJING – Kunjungan ke Beijing Tiongkok trerus dimaksimalkan. Senin (12/5) kemarin, giliran Wali Kota Malang Sutiaji fokus menggali peluang kerjasama di bidang pengelolaan sampah yang memiliki teknologi terbarukan di Tiongkok.
Salah satunya pada pengelolaan sampah dari hulu ke hilir hingga ke titik Zero Waste Zero Emissions di pengolahan sampah dengan alih teknologi yang terbarukan di Tiongkok. Fokus pada pengelolaan sampah menjadi output multifungsi bernilai ekonomi.
Menurut Sutiaji, komitmen untuk menuntaskan permasalahan sampah serta menghadirkan kualitas lingkungan hidup di Kota Malang yang semakin baik harus terus dikedepankan. Terlebih babak baru pengelolaan sampah di Indonesia tidak lagi berhenti pada pemilahan sampah namun telah berkembang menuju Zero Waste Zero Emission.
“Populasi masyarakat Kota Malang yang luar biasa apalagi jumlah pendatang terus bertambah. Kondisi existing ini memunculkan permasalahan banyaknya sampah rumah tangga, terutama sampah plastik. Seperti kita tahu, sampah plastik menjadi ancaman sangat lama terurai. Maka dibutuhkan manajemen pengelolaan sampah yang tepat. Di sisi lain penuntasan masalah sampah sangat urgent untuk dilakukan sampai ke titik zero waste zero emission seperti target pemerintah pusat,” kata Sutiaji.
Dijelaskannya, teknologi yang digunakan pada tempat pengelolaan tersebut diklaim mampu mengolah sampah dengan tidak tersisa sedikit pun. Sampah dipilah sesuai dengan jenisnya, seperti material besi, plastik, maupun material organik. Bahkan melalui teknologi di sini, kantong plastik yang selama ini menjadi momok permasalahan lingkungan dapat di proses menjadi bahan yang memiliki nilai guna sesuai dengan kebutuhan. Seperti batako, paving block, bata ringan, palet plastik, maupun kusen. Untuk sampah organik diolah menjadi pupuk. Keseluruhan proses teknologi ini diterapkan dan dikendalikan melalui suatu control room.
“Kali ini saya berada di tempat pengelolaan sampah dari hulu sampai hilir. Pada hilir tadi kami lihat saat sampah masih bercampur itu ada pemilahan. Prosesnya luar biasa, sampai hasil finishing ini ada bahan yang bisa digunakan untuk banyak material. Dan tidak berbau sama sekali. Inilah yang akan kita adopsi, kita usahakan, utamanya di Kota Malang,” terangnya.
Dijelaskannya teknik moderen pengelolaan sampah akan sangat diperlukan dalam upaya mendukung percepatan target Zero Waste Zero Emission. Dan melakukan kolaborasi akan mendorong percepatan tersebut.
“Kami belajar sampai ke Tiongkok, dimana ini negara dengan populasi terbesar di dunia. Tentu mereka juga memiliki permasalahan tentang sampah dan bagaimana mengelolanya. Negara mereka mulai dijadikan sampling untuk pengelolaan sampah dan juga dilengkapi berbagai teknologi moderen. Sehingga tidak ada salahnya kita berkolaborasi dengan hal positif itu untuk diterapkan di Kota Malang,” terangnya.
Nantinya jika teknologi ini diadopsi akan memantabkan sejumlah upaya positif yang telah dilakukan oleh masyarakat maupun Pemerintah Kota Malang dalam hal pengelolaan sampah. “Ini bisa dikolaborasikan bersama. Untuk saat ini TPA Supiturang pun telah dimodernisasi dan menerapkan sanitary landfillI. Selain itu sejumlah inisiatif ekonomi sirkular yang mengubah sampah menjadi berkah di Kota Malang akan selaras dengan teknologi itu tadi,” tandasnya. (aim)