Malang Posco Media – Iseng ikut lomba justru membawa manfaat. Itulah yang dialami Fauzan Zahran. Karyanya dikenal luas di Kota Malang, yakni Logo HUT ke 109 Kota Malang, April lalu. Karyanya pun mengundang perhatian Kemenparekraf.
Suka merancang desain logo produk kecil-kecilan sejak kuliah, ternyata tidak sia-sia. Dunia desain grafis memang selalu digeluti pemuda asal Kota Malang, Fauzan Zahran sejak masih duduk di bangku sekolah.
Ia terus mengasahnya hingga belum lama ini karyanya dinikmati seluruh warga Kota Malang. Jika melihat semaraknya HUT ke 109 Kota Malang April lalu, maskot Kota Malang yakni Singa dan burung Manyar bernama Osi dan Ji dibuat imut. Osi dan Ji bergesture “High Five” dengan angka 109 sebagai latarnya. Ya itu adalah Logo Resmi HUT 109 Kota Malang. Itulah buah karya Fauzan, yang akrab disapa Ojan.
Pria kelahiran Mei 1999 ini awalnya hanya iseng. Ia memang suka iseng ikut lomba atau kompetisi sambil mengasah bakat desain grafis yang ditekuni sejak 2017. Sejak lama ia bekerja sebagai freelance brand designer.
“Iseng saja sebenarnya karena sudah lama tak ikut sayembara atau kompetisi seperti itu. Padahal kuliah sering sih. Nah waktu dapat informasi sayembara logo langsung semangat,” cerita Ojan kepada Malang Posco Media.
Ia pun mulai mengerjakan desain logo yang pas untuk menyemarakan HUT ke 109 Kota Malang. Dia menggarapnya dalam waktu satu minggu penuh dan fokus. Ojan sempat berpikir keras karena tema HUT Kota Malang tahun ini adalah Mandiri, Tangguh dan Berkelanjutan.
Alumnus Binus Malang jurusan DKV New Media ini sempat mengalami kendala. Dikarenakan Maskot Kota Malang yakni Osiji kurang disosialisasikan. Ia mengaku harus riset dan melakukan pendalaman logo itu dengan seksama.
“Nah saya buat desain maskotnya jadi imut. Karena ilustrasi atau kartun itu memang media komunikasi visual yang harus mudah dipahami dan diresapi oleh masyarakat. Masyarakat di sini bukan hanya yang dewasa, tapi juga anak-anak,” jelas Ojan.
Pemuda yang gemar jalan-jalan ini menjelaskan ia tidak pernah mengikuti lomba serupa di lingkungan atau tingkat daerah maupun kota seperti itu. Karena itulah ia sangat tidak menyangka bisa lolos di lima besar kemudian keluar sebagai juaranya.
Sempat merasa kaget. Karena ia melihat banyak peserta yang mengikuti dengan desain logo HUT ke 109 Kota Malang yang tidak kalah keren dan bagus.
“Kaget memang. Tak expect bisa masuk lima besar malahan. Tapi ini pengalaman terbaik, saya terdorong untuk berkarya lebih bagus lagi nanti di kemudian hari,” papar Ojan.
Ia menceritakan di usia SD memang suka menggambar. Saat SMP menekuni bidang lebih advance yakni animasi dan fotografi. Di bangku SMA, Ojan baru berkenalan dengan aplikasi atau software Photoshop dan Illustrator yang kemudian membuatnya jatuh cinta dan menekuni lebih dalam hingga kuliah.
Sejak saat itu dia mulai mendapat klien komersial pertamanya. Yang kebanyakan berasal dari usaha di bidang Food and Beverage (F&B).
“Klien branding pertama kali dalam hidup saya adalah F&B, awalnya saya pikir hanya kebetulan, tapi kok terus menerus klien yang datang ke saya kebanyakan F&B. Akhirnya saya memutuskan fokus membantu branding visual untuk usaha F&B, kadang fashion atau aksesoris juga,” papar Ojan.
Banyak logo brand karyanya. Seperti logo Kafe Dialoogi Signature, Kopi Kane, Oh My Gethuk, LaRisso, dan banyak lainnya.
Karya desain Ojan juga masuk dalam jajaran Finalis ASPac (Asia Pacific Conference) tahun 2019 untuk desain visual packaging design Kopi Merapi.
Dan saat ini, Ojan sedang terlibat dan berkerjasama dengan Kemenparekraf untuk sebuah program memajukan desa wisata di Magelang. Ia belum boleh membeberkan proyek tersebut secara detail.
“Iya sekarang sedang diajak Kemenparekraf RI untuk program memajukan desa wisata di Magelang. Tapi informasi detail masih dirahasiakan karena memang masih proses,” terang Ojan.
Tidak itu saja, saat ini Ojan sedang mendalami dan membantu branding UMKM lokal Kota Malang. Ia ikut membuat logo atau desain produk-produk UMKM. Menurutnya banyak UMKM di Indonesia, juga di Kota Malang yang masih minim pemahaman soal branding.
Terutama hanya tahu soal logo produk saja. Padahal menurut Ojan branding lebih dari hanya sebuah logo.
“Saya ingin membagikan ilmu yang bermanfaat untuk UMKM lokal tentang basic branding dan media komunikasi visual. Semoga pemkot bisa mulai melirik dan terus mensupport para pelaku kreatif di Kota Malang,” katanya.
“Dan tolong support pelaku kreatif yang benar-benar tulus ingin membantu mengharumkan desainer dan illustrator Malang, tidak hanya pelaku kreatif yang mempedulikan diri sendiri dan tidak ada rasa empati terhadap sesama pelaku kreatif lainnya,” pungkas Ojan. (sisca angelina/van)