MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Hebat dan mengagumkan. Kata-kata itu yang layak disematkan pada siswa-siswi MIN 2 Kota Malang, yang siang kemarin mengikuti Uji Publik. Mereka membuktikan diri di hadapan ratusan undangan bahwa mereka mampu membaca dan menghafal Alquran dengan baik.
Dalam sebuah acara Khotmul Qur’an dan Imtihan Al-Qur’an, Sabtu (17/6) kemarin, kemampuan siswa diuji oleh orang tua, maupun para undangan lainnya. Satu per satu pertanyaan diajukan kepada masing-masing siswa. Dan semua mampu menjawab dengan tepat. Baik yang kategori Tartil maupun Tahfiz.
Ada sebanyak 200 siswa yang mengikuti Imtihan Al-Qur’an tahun ini. Mereka telah dinyatakan lulus uji munaqasah. Sehingga berhak mengikuti kegiatan Imtihan.
Kepala MIN 2 Kota Malang Nanang Sukmawan S., S.Pd, M.Pd.I mengatakan, imtihan adalah wisuda bagi siswa yang telah menyelesaikan tugas tartil maupun tahfidz Alquran. Dalam program ini, MIN 2 Kota Malang bekerja sama dengan Ummi Foundation. “Kami menggunakan metode Ummi, karena metode ini paling banyak digunakan,” katanya kepada Malang Posco Media.
Nanang menjelaskan, sebelum imtihan siswa wajib mengikuti tahap pra munaqasah dan munaqasah. Pra munaqasah bertujuan menjajaki anak yang siap untuk ujian (munaqasah). Hasilnya ada lebih dari 200 siswa yang siap ujian.
Selanjutnya, kata Nanang, mereka diseleksi atau diuji. Hasil seleksi mendapatkan ada 200 siswa yang lulus. Mereka lah yang siang kemarin mengikuti imtihan (wisuda).
“Alhamdulillah setelah melalui beberapa tahap tes seleksi, hari ini (kemarin) ada 200 siswa kami yang diwisuda,” ucap Nanang.
Hanya saja selain diwisuda, siswa peserta imtihan juga menghadapi Uji Publik. Sesi yang cukup mendebarkan. Bagaimana tidak kemampuan siswa diuji secara langsung oleh undangan yang hadir.
Siapapun boleh bertanya. Bebas. Orang tua, guru, atau undangan lainnya. Mereka yang bertanya pun tujuannya acak. Boleh anaknya sendiri. Atau siswa dari anak orang lain. “Disitu siswa diuji pengetahuan dan kemampuannya. Mereka dituntut untuk bisa menjawab secara langsung pertanyaan yang diajukan,” terang Nanang.
Hasilnya luar biasa. Para siswa generasi Qurani ini benar-benar menunjukkan kehebatannya. Semua pertanyaan dilibas habis.
Dalam munaqasah, uji tahfidz dibagi ke beberapa kelompok siswa sesuai hasil hafalan mereka. Ada juz 30, 29, 28, 27, 26, 1, 2, 3, 4, dan 5. Pengujinya langsung dari pihak Ummi.
“Alhamdulillah ada anak kami yang sudah hampir 30 juz. Karena mereka sangat tekun. Kelas 2 ada yang sudah hafal empat juz, tiga juz dan sebagainya,” ucapnya.
Nanang mengungkapkan, MIN 2 Kota Malang punya target. Siswa lulus minimal sudah hafal juz 30. Dengan sertifikat Tahfidz itu siswa berhak menerima ijazah kelulusan.
Dia juga mengatakan, ada banyak hikmah digelarnya imtihan. Siswa menjadi lebih terpacu belajar Alquran. Semakin semangat membaca dan menghafal. Orang tua pun merasa tidak sia-sia memasukkan putranya ke MIN 2. “Dan saat mereka imtihan dan mengikuti uji publik ada kebanggan tersendiri bagi siswa,” imbuhnya.
Di MIN 2 Kota Malang, pembelajaran Alquran dilaksanakan sistematis. Bagi siswa kelas 1, 2 dan 3, sebanyak tiga pertemuan dalam seminggu. Bagi kelas 4, 5 dan 6, dua kali pertemuan. “Kami yakin dengan membaca dan Alquran prestasi siswa di bidang lainnya juga bagus,” kata dia.
Nanang menegaskan, lulus minimal hafal juz 30 merupakan sebuah komitmen besar. Dan itu bukan tanpa alasan. Karena para siswa merupakan calon lulusan madrasah. “Maka harus punya nilai plus dari lulusan lain,” tuturnya.
“Misalnya bagi yang laki-laki, akan lebih siap memimpin ibadah di tengah masyarakat. Mereka harus siap untuk menjadi imam salat. Dan orang tua pasti bangga,” pungkasnya. (imm)