.
Sunday, December 15, 2024

SD Insan Amanah Gelar Puncak Projek dan Tema, Wadah Ekspresi Hasil Pembelajaran Siswa

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Siswa-siswi SD Insan Amanah melaporkan hasil belajar mereka kepada orang tua. Laporan itu dalam bentuk penampilan Puncak Projek untuk kelas 1 dan 4. Sedangkan untuk kelas 2, 3 dan 5, berupa tampilan Puncak Tema dari hasil pembelajaran tematik mereka.

SD Insan Amanah memfasilitasi mereka dengan sebuah panggung ekspresi. Supaya orang tua dapat melihat langsung hasil kreativitas belajar buah hatinya. Ada yang berupa drama, musik dan lagu, seni tari tradisional dan sebagainya.

Kepala SD Insan Amanah Dr. Suhardini Nurhayati, M.Pd mengatakan bahwa penampilan Puncak Projek dan Tema ini merupakan bentuk pertanggungjawaban siswa terhadap proses belajar yang mereka lakukan selama ini. “Jadi anak-anak melaporkan kepada orang tua hasil belajarnya,” ujar Dini, sapaan akrabnya.

Dia menjelaskan, Puncak Projek merupakan implementasi dari Kurikulum Merdeka yang dijalan saat ini oleh kelas 1 dan 4. Ciri khasnya ada pembelajaran yang berarah pada Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). “Di P5 ini anak berproses sesuai dengan dimensi di Profil Pelajar Pancasila. Selama proses itu ada ajang kreasi,” jelasnya.

KOMPAK: Penampilan puncak tema oleh siswa memeriahkan panggung acara

Dini menuturkan, selama melakukan proses projek ada banyak tahapan yang dilakukan peserta didik. Mulai mengamati, mengobservasi, mengidentifikasi, dan presentasi. “Maka saat ini adalah puncak mereka mempertanggungjawabkan proses tersebut,” tambahnya.

Ada banyak hal unik dan kreatif selama proses pembelajaran projek. Siswa disuguhkan dengan materi faktual. Mereka diajak untuk mengamati langsung objek pembelajaran. Sesuai dengan tema yang sedang diajarkan.

Misalnya tema Kebhinekaan Global. Siswa SD Insan Amanah belajar tentang keberagaman. Mereka berkunjung
ke Klenteng, Masjid dan Gereja. Keberadaan tiga tempat ibadah yang jaraknya berdekatan ini tetap kondusif tanpa konflik. “Dengan begitu anak memahami bahwa agama tidak hanya Islam saja, tetapi ada banyak agama dan kepercayaan di Indonesia. Hidup bersama tanpa saling mengganggu satu sama lain,” terang Dini.

Panggung ekspresi Puncak Projek ini masuk penilaian. Dalam projek ada penilaian formatif yakni saat proses berjalan dan penilaian sumatif saat puncak projek. “Maka tidak ada satu anak pun yang tidak tampil. Semua harus berekspresi,” kata Dini.

Adapun Puncak Tema ditampilkan siswa kelas 2, 3 dan 5. Pembelajaran mereka masih menggunakan Kurikulum K-13. Proses pembelajarannya tematik.

Dijelaskan Dini, perbedaan dengan Puncak Projek (Merdeka Belajar) dari sisi konten Puncak Tema lebih mengekspresikan ekstrakurikuler.
Dan Kurikulum K-13 lebih pada Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dikolaborasikan dengan mata pelajaran.
Implementasinya mengacu pada pembelajaran umum akademik.

Sedangkan Projek mengarah pada profil pelajar pancasila. Tidak mutlak ke pembelajaran utama.

“Projek menjadi Co-kurikuler yang capaiannya bukan pada pembelajaran akademik. Berbeda jalur dengan Tematik. Tapi nanti bertemu di satu tujuan yakni anak-anak menjadi profil pelajar Pancasila,” terang Dini.

P5 sendiri terdiri dari enam dimensi. Yaitu Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berkebhinekaan Global, Mandiri, Kreatif, Gotong Royong, dan Bernalar Kritis. “Enam itu yang akan dinilai dalam projek. Inilah yang dilakukan anak selama proses pembelajaran,” imbuhnya.

Menurut Dini, penting bagi SD Insan Amanah memfasilitasi siswa untuk berekspresi. Puncak Projek maupun Puncak Tema sekaligus menjadi wadah untuk siswa mengekspresikan kreativitasnya.

Dengan panggung ekspresi kali ini diharapkan dapat menumbuhkan kembali kepercayaan peserta didik. “Kita tahu selama pandemi anak sulit berekspresi. Senyum saja sulit. Apalagi menyampaikan pendapat. Ditambah lagi pakai masker, tambah sulit,” ucapnya.

Dini bersyukur orang tua siswa selalu mendukung program-program SD Insan Amanah. Termasuk acara Puncak Projek dan Tema ini. Dengan inisiatif besar, orang tua menggelar bazar untuk ikut memeriahkan acara.

Mereka menjual makanan dan minuman sehat. Sehingga para siswa dan guru semakin menikmati jalannya acara. “Alhamdulillah, peran serta orang tua sangat berarti bagi proses pendidikan. Kiprah mereka luar biasa, antusias sekali dalam mendukung kami,” pungkasnya. (imm)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img