.
Sunday, December 15, 2024

Bukan Haji Pengabdi Konten

Berita Lainnya

Berita Terbaru

          Haji adalah ibadah suci. Butuh niat dan tekat yang kuat. Hanya karena Allah SWT, bukan untuk riya’ atau pamer. Semua rangkaian ibadah haji demi mendapat ridho Allah guna menggapai haji yang mabrur dan mabrurah. Perjalanan haji bukanlah perjalanan rekreasi. Haji adalah perjalanan spiritual ibadah. Untuk itu, tak pantas kalau perjalanan haji banyak dijadikan konten untuk diunggah di beragam platform media sosial (medsos).

          Tulisan saya ini dilatarbelakangi dari munculnya fenomena aneka konten ibadah haji yang bermunculan di medsos. Coba kita cek di Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp (WA), dan TikTok. Aneka konten bernuansa ritual ibadah haji, mulai dari persiapan, pemberangkatan, hingga tiba di tanah suci bermunculan menjadi konten medsos. Tak semua memang berniat pamer. Mungkin maksudnya adalah syiar agar dapat menginspirasi orang lain.

          Namun ada yang terlihat berlebihan. Seperti dalam cerita di WA group (WAG) teman sekolah saat SMA dulu. Satu di antara teman kami itu ada yang sedang berhaji ke tanah suci. Kami semua turut senang karena ada teman kami yang tahun ini bisa menjalankan salah satu rukum Islam itu. Sementara banyak di antara kami yang masih harus menunggu giliran berangkat dengan masa penantian hingga lebih dua puluh tahun.

          Kami semua member WAG alumni SMA itu setiap hari dapat kiriman aneka foto dan video saat teman kami menjalankan rangkaian ibadah haji. Tak hanya itu, saat belum berangkat ke tanah suci, saat manasik haji misalnya, dia secara rutin meng-upload aktivitasnya di WA group. Mulai pra, saat pelaksanaan, hingga pasca kepulangan semua diunggah di WAG. Hingga hampir tak ada konten lain di WAG kecuali tentang ibadah haji teman saya itu.

          Saya juga iseng tengok media sosial (medsos) teman saya itu, seperti di Facebook dan Instagram-nya. Ternyata isinya hampir sama dengan yang dikirim ke WAG kelas, bahkan jumlah kontennya jauh lebih banyak. Foto dengan background tempat-tempat spesial di tanah suci, Ka’bah, masjid, maktab, hotel, bus, jalan raya, gurun pasir, dan semua yang ada di tanah suci di foto dan diunggah di medsosnya.

          Aneka video berisi laporan pandangan mata saat proses ibadah haji juga dilaporkan teman saya itu bak reporter televisi nasional. Bahkan saat sholat pun kamera smartphone-nya sengaja ditempatkan secara candid hingga gerakan takbir, rukuk, hingga sujud yang dilakukannya mampu tertangkap lensa kamera. Aneka video tadi oleh teman saya diunggah di aneka platform medsos miliknya dan WAG kelas SMA kami.

Bukan Pengabdi Konten

          Di era kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi saat ini tak sedikit orang yang tak bisa lepas dari teknologi. Sejak munculnya internet, yang telah melahirkan teknologi turunannya seperti medsos telah membuat banyak orang kecanduan medsos. Tak sedikit orang yang hidupnya disetir oleh medsos hingga mereka jadi pengabdi medsos. Apapun yang dilakukannya diunggah jadi konten medsos.

          Orang Indonesia hampir seratus persen (96 persen) pemilik smartphone menjadi pengguna medsos. Ini artinya, banyak pemilik medsos di mana pun, kapan pun, dan dalam situasi apa pun yang bisa menyampaikan pesan-pesannya melalui platform medsos miliknya dan akun medsos orang lain yang diikutinya. Pengguna medsos Indonesia setiap hari bisa menghabiskan 3 jam 14 menit untuk berinteraksi di jagat medsos. Durasi itu di atas rata-rata dunia yang hanya 2 jam 25 menit.

          Penggunaan medsos telah merasuk ke berbagai sektor kehidupan manusia, termasuk di dalamnya untuk urusan ibadah. Tak jarang demi konten medsos akhirnya orang jadi pamer ibadahnya. Banyak yang tergelincir pada sikap riya’ atau pamer ibadah. Termasuk contoh teman kami yang sedang berhaji. Mungkin dia menganggapnya sebagai syiar, namun bedanya sungguh tipis antara syiar dengan pamer.

          Pamer atau syiar semua tergantung niatnya. Kalau ibadah dilakukan sejak awal diniatkan untuk show off pada orang lain agar dianggap sebagai orang yang hebat dan taat beribadah maka itu pamer. Jangan sampai pahala ibadah haji hilang gara-gara ada unsur pamer atau riya.’ Sejatinya ibadah haji itu untuk Allah SWT dan tak perlu berlebihan dipamerkan kepada orang lain.

Bukan “Haji Pengabdi Setan”

          Prof. Dr. Kh. Ali Mustafa Yaqub (alm), salah seorang imam besar masjid Istiqlal, semasa hidupnya pernah membuat tulisan yang cukup menghebohkan di tahun 2006 lalu. Judul tulisannya adalah “Haji Pengabdi Setan.” Awalnya tulisan Pak kiai ini di muat di Majalah Gatra yang akhirnya diterbitkan dalam sebuah buku yang hingga sekarang masih banyak dijual di online market.

          Menurut kiai Yaqub, ada yang berhaji bukan karena kerinduan pada tanah suci. Namun banyak yang berhaji karena ingin mendapat pujian dan penghormatan di masyarakat. Dalam situasi ini bisikan setan sudah merasuk sehingga menurut kiai Yaqub inilah orang berhaji tetapi menuruti bisikan setan. Inilah yang berbahaya karena dengan berhaji yang utamanya jadi sarana ibadah justru yang terjadi melanggar perintah Allah SWT.

          Serupa dengan hal itu, berhaji dengan pamer di medsos sebenarnya juga bisa dimaknai sebagai bisikan setan. Karena dengan banyak mengunggah prosesi haji di medsos bisa jadi ada kesan riya’ atau pamer. Bisa mungkin dengan unggahan itu orang berharap agar dipuji, disanjung, atau dihormati orang lain. Kalau tujuan ini yang muncul tentu dapat menodai ibadah hajinya.

          Di era medsos saat ini memang semua perlu berhati-hati. Saat aneka gadget ada dalam genggaman, semua orang bisa dengan gampang memfoto atau mengambil video apapun. Di sinilah pengguna medsos perlu selalu berhati-hati agar tak tergelincir pada perilaku mengunggah konten yang tak tepat.

          Saya tetap berharap teman kami yang berhaji dan aktif mengunggah konten ibadahnya di aneka platform medsosnya itu bukan karena pamer atau riya.’ Semoga dia tak tergelincir menjadi “haji pengabdi konten medsos” apalagi “haji pengabdi setan.” Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari kisah ini.(*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img