.
Thursday, December 12, 2024

Mahasiswa Dirikan Sekolah Gratis untuk Anak Nelayan, Tergerak karena Siswa Sewa HP,  Ada Program Beasiswa

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Rasa peduli terhadap sesama yang menggerakan Jauhari Tantowi. Mahasiswa asal Mataram itu mendirikan Sekolah Pesisi Juang. Berdirinya sekolah tersebut tak lepas dari peran seorang dosen Universitas Brawijaya (UB).

=====

Berawal dari rasa simpati terhadap anak-anak yang harus menyewa ponsel dengan harga Rp 3.000  per jam untuk belajar saat pandemi Covid-19 melanda. Jo sapaan akrab mahasiswa Jurusan Teknik Geodesi Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang ini  memberikan pendampingan kepada anak-anak yang kurang mampu. Sehingga mereka dapat belajar bersama teman-temannya yang lain.

“Saya beserta tujuh teman saya mendirikan Sekolah Pesisi Juang yang kami tujukan kepada anak-anak nelayan yang kurang mampu dalam mengenyam pendidikan formal. Karena tidak sedikit dari mereka yang belum memiliki ponsel untuk belajar saat itu,” ungkapnya.

Nama Pesisi Juang bukan hanya sekadar nama. Memiliki arti yang cukup dalam, berupa doa. Yakni perjuangan yang tiada henti dari anak-anak pesisir dalam meraih cita-cita.

Sekolah Pesisi Juang pertama kali didirikan pada 18 Juni 2020. Lokasinya di pesisir Pantai Bintaro Jalan Moh Ruslan  RT 04 Lingkungan Bintaro Jaya  Kelurahan Bintaro Kecamatan Ampenan Kota Mataram NTB. Targetnya anak-anak jenjang sekolah PAUD hingga jenjang SMP.

“Awalnya kami belajar di bangunan dengan luas 6 m x 10 m yang merupakan hasil dari dana swadaya bersama beberapa pemuda yang terlibat dalam mendirikan sekolah ini. Bersyukur ternyata kami mendapatkan dukungan dan support dari masyarakat sekitar,” tuturnya.

Pengajar di sekolah tersebut adalah volunteer dari kalangan mahasiswa dari berbagai universitas. Sistem pengajarannya  disesuaikan kebutuhan anak-anak. Khususnya terkait  materi pembelajaran yang sudah diberikan  namun belum dipahami.

“Kami bagi menjadi dua kelas sesuai jenjang sekolah formal, untuk kelas A dari usia prasekolah seperti PAUD hingga SD kelas 3. Sedangkan kelas B mulai dari kelas 4 SD hingga jenjang SMP,” ungkap alumni SMKN 3 Mataram itu.

Saat ini, sudah ada lebih dari 100 siswa yang ikut belajar bersama di Sekolah Pesisi Juang di setiap hari Minggu di dua lokasi yang berdekatan, masih sama di kelurahan Bintaro. Ia   mempersilakan anak-anak yang ingin berkunjung dan bermain di sekolah.

“Bagi yang ingin belajar atau membaca buku silakan, kami selalu terbuka. Bahkan di tahun ini kami juga turut mengembangkan program baru. Yakni kursus Bahasa Inggris bagi yang berminat serta pengajaran bagi ibu-ibu nelayan,” katanya.

“Semuanya gratis tanpa dipungut biaya sepeserpun. Tujuannya satu, agar mereka dapat memiliki kompetensi yang dibutuhkan di era sekarang,” sambung pria kelahiran tahun 1998 itu.

Berdirinya sekolah tersebut tidak terlepas dari peran seorang dosen  Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Brawijaya (UB). Yakni  Ns. Muhammad Sunarto, M.Kep, Sp. Kep Jiwa.

Narto sapaan Muhammad Sunarto memiliki andil yang cukup besar dalam berdirinya Sekolah Pesisi Juang. “Pak Narto  senantiasa memberikan wejangan,  juga pembekalan kepada saya. Bagaimana cara menghadapi para nelayan, cara mendidik anak-anaknya, itu semua diajarkan beliau,” katanya.

“Karena basic beliau di kesehatan, saya juga sedikit banyak belajar terkait  kesehatan dari Pak Narto. Itu  bermanfaat di tengah-tengah masyarakat nelayan. Beliau juga yang telah menyumbangkan banyak buku-buku bacaan untuk anak-anak di sana,” sambung Jo.

Berbagai fasilitas juga diberikan untuk menunjang pembelajaran. Seperti alat-alat tulis, buku bacaan, rak buku, dan masih banyak lagi.

Semua fasilitas tersebut merupakan hasil donasi yang diberikan oleh para donatur, salah satunya Narto. Menurutnya, sejak awal berdirinya sekolah tersebut, banyak donatur- yang menyumbang untuk keberlangsungan pendidikan.

Tidak cukup sampai di situ, Jo juga turut memberikan beasiswa bagi anak-anak yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya baik di tingkat sekolah seperti SD, SMP dan SMA maupun universitas yang terkendala biaya. Ia siap membiayai anak-anak yang ingin belajar dengan sungguh-sungguh.

“Hasil dari donatur-donatur, kami kumpulkan dan kami berikan beasiswa kepada anak-anak yang membutuhkannya. Kami akan terus mendukung anak-anak daerah agar dapat terus berkembang dan berpengetahuan luas,” tuturnya.

Tahun 2023 ini, ia sedang fokus membangun Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di daerahnya. Yakni Pesisir Bintaro. Masih sama dengan keinginannya ketika mendirikan Sekolah Pesisi Juang, yakni membekali anak-anak berbagai kemampuan dan kompetensi yang dibutuhkan dalam menyongsong Indonesia Emas pada tahun 2045 mendatang.

“Semua ini dilakukan tak lain demi anak-anak bangsa. Kasihan jika mereka harus tertinggal dengan yang lainnya. Setidaknya mereka harus memiliki kompetensi yang dibutuhkan di era yang akan datang. Sehingga dapat terus hidup sesuai dengan tuntutan zaman,” pungkasnya. (adam malik/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img