MALANG POSCO MEDIA – Minal Aidzin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin. Selamat Hari Raya Idul Adha untuk seluruh umat muslim. Rasanya selisih waktu lebaran Idul Fitri dan Idul Adha sangat cepat.
Dua pekan sebelum Idul Adha bergegas membeli hewan untuk kurban di Indonesia. Alhamdulillah tahun ini diberikan rezeki oleh Allah, bisa berkurban seekor kambing untuk dibagi kepada sesama yang berhak mendapatkan daging kurban. Walau jauh tapi tetap bisa dilaksanakan.
Alhamdulillah Salat Idul Adha tahun ini pun berjalan mulus. Dapat parkiran mobil di area masjid besar Lisbon. Tidak ketinggalan salat. Dua putra kami, DoubleZ aman terkendali tidak rewel. Sempat bertemu beberapa teman Indonesia di masjid. Pulang kembali ke rumah karena suami saya, Papi Fariz tidak libur kerja. Dan Alhamdulillah ditutup dengan makan rendang instan biar suasana perdagingan tetap ada.
Mengikuti berita di Tanah Air, beberapa saat jelang Idul Adha ramai karena ada pengumuman libur cuti bersama. Untuk karyawan pegawai negeri tidak ada masalah. Beda cerita dengan karyawan pegawai swasta. Dimana cuti bersama pun dipotong cuti tahunan. Mengikuti update berita di Indonesia bahwa kebijakan cuti bersama ini salah satunya untuk mendorong pergerakan ekonomi Indonesia. Long weekend adalah momen yang paling ditunggu. Apalagi libur lima hari sejak Rabu (28/6/2023) hingga Minggu (2/7/2023).
Kumpul bersama keluarga besar, liburan dengan keluarga kecil, me time menikmati solo traveling, dan kegiatan seru lainnya. Pasti ada pro kontra. Ada yang menikmati ada pula yang tidak menikmati. Ditambah lagi dengan momen libur anak sekolah. Pasti si anak pun juga menanti liburan bersama keluarga. Karena kalau kenaikan kelas pasti di awal masuk sekolah disuruh menceritakan apa kegiatan selama liburan. Paling ngetren adalah, “liburan ke rumah nenek”.
Dengan adanya kegiatan liburan, maka otomatis pergerakan dan perputaran uang akan meningkat. Pariwisata, kuliner, perdagangan juga akan mendongkrak ekonomi di Indonesia. Tingkat kebahagiaan pun juga pasti meningkat. Karena sudah lebih dari dua tahun selama pandemi semua warga Indonesia terkurung di dalam rumah demi kebaikan bersama.
Tak hanya wisata dalam negeri, luar negeri pun begitu. Kabarnya warga Indonesia yang mendaftar visa Schengen pun penuuuh. Menunggu antrean panggilan, cerita teman di Indonesia yang mau liburan ke Eropa. Promo-promo liburan ke wilayan ASEAN, Jepang, Korea dan Eropa sudah banyak dilirik dari kelas menengah hingga ke atas.
Tak hanya cuti, momen wisuda anak-anak kelas playgroup dan taman kanak-kanak juga turut ambil bagian. Prosesi wisuda, sewa kostum, biaya wisuda di gedung atau hotel, serta pernak-pernik lainnya pun menjadi perbincangan terkini mama muda sekitar umur early 30s atau late 20s. Termasuk saya, hahaha….
Putera pertama kami, Zirco kebetulan juga resmi lulus dari kelas TK pada umur 6,5 tahun. Karena jauh berada di Portugal, maka tidak ikut acara selebrasi wisuda di Indonesia. Ijazah pun juga masih disimpan baik oleh sekolah karena dibutuhkan cap tiga jari. Foto wisuda Zirco dieditkan dengan sangat baik dari sekolah karena jelas tidak foto bersama dengan pihak sekolah memakai toga. Sekolah Zirco sangat fair, karena tidak ikut wisuda maka tidak ditarik biaya sepeserpun dari sekolah.
Penasaran dengan wisuda ala Portugal???? Di hari terakhir Zirco sekolah di Kelas 2 Primary School. Ya, Zirco di sini berumur 6,5 tahun sudah SD kelas 2. Mengundang orang tua ke sekolah. Para murid per kelas memberikan performance akhir tahun. Rata-rata semuanya menari atau dancing. Tidak ada kostum khusus yang perlu disewa, cukup celana pendek/panjang dan kaos colorful. Tidak boleh ada gambar atau tulisan. Alias polooos.
Tema year end adalah cultural day. Orang tua yang datang memakai dress code dari negara asalnya. Tidak wajib, hanya disarankan. Karena Zirco bersekolah di International School maka terdapat lebih dari 30 negara asal murid. Sangat bervariasi dari lima benua. Serta orang tua boleh membawa sharing food yang nanti dimakan bersama-sama di sekolah.
Sekolah tidak menyiapkan tenda khusus di lapangan. Hanya meja makanan yang ditata rapi, sudah diberikan tanda bendera. Terlihat di meja Indonesia ada bendera Merah Putih. Sudah terpampang Sosis Solo yang jelas dibuat oleh maminya Zirco. Hihihihi. Memperkenalkan makanan Indonesia ke bule-bule.
Untuk Kelas 6 yang akan naik ke Secondary School juga tidak memakai toga atau pakaian khusus. Tidak ada acara spesial. Uniknya pihak sekolah sama sekali tidak menyiapkan hidangan khusus. Tidak ada iuran untuk acara. Acara makan minum gratis dipersembahkan oleh seluruh orang tua yang hadir dari berbagai kebangsaan yang telah mempersiapkan makanan terbaik dari negaranya. Free!!!! Dan yang makan siapaa?? Seluruuuh yang hadir dong. Guru, murid, orang tua, pasangan si guru apabila diundang datang.
Datang membawa dua box Sosis Solo. Pulang dengan perut kenyang mencicipi makanan dari Nigeria, Libia, Lithuania, Slovakia, Turki dan Portugis. Enaaak kaaan, hahahaha. Dan senengnya ternyata Sosis Solo ludees tidak bersisa!!! Next year akan bawa lebih banyak lagi. Menurut moms apakah acara serupa ini bisa diterapkan di Indonesia?? Ataukah memang lebih cocok selebrasi wisuda meriah dari tingkat PG hingga nanti kuliah?? (opp/van)