.
Thursday, December 12, 2024

Gagal Bangun Dua Sekolah Baru, Rp 30 Miliar Jadi Silpa

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – DPRD Kota Malang mendesak adanya peningkatan sarana dan prasarana (Sarpras) sekolah di Kota Malang. Pasalnya,   Pemkot Malang gagal merealisasikan pembangunan dua sekolah baru.

Sebelumnya di 2022, Pemkot Malang telah menganggarkan dana pembangunan dua sekolah baru yang akan ditempatkan di Kelurahan Tlogomas dan Kelurahan Polowijen. Tetapi rencana ini gagal direalisasikan. Sekretaris Komisi D DPRD Kota Malang Ahmad Fuad Rahman menjelaskan DPRD Kota Malang di 2022 lalu menyetujui anggaran kurang lebih Rp 30 miliar untuk membanguan 2 sekolah baru. Akan tetapi di pertengahan tahun dikabarkan tidak dapat direalisasikan.

“Informasinya ada pihak yang tidak setuju, terutama memang dari pihak-pihak sekolah swasta. Padahal anggaran sudah ada, kita setujui,” papar Fuad saat dikonfirmasi kemarin.

Ia menyayangkan kurangnya komunikasi perencanaan pembangunan ini yang tidak menyentuh pada pihak sekolah swasta. Sehingga mendapat penolakan keras dari kalangan tersebut. Alhasil, kondisi penerimaan peserta didik baru masih mengalami problem. Yakni banyak aduan warga yang merasa tidak mampu, tidak mendapatkan sekolah negeri untuk anak mereka.

“Sayang sekali jika komunikasi bagus di awal, harusnya bisa direncanakan lebih baik mungkin bisa melibatkan sekolah swasta. Digalakkan program beasiswa atau seragam gratis di seluruh sekolah negeri dan swasta. Bisa dirumuskan agar anak-anak bisa sekolah, dibantu,” tegas Fuad.

Politisi PKS ini memandang jumlah kelulusan SD masih tidak sebanding dengan kapasitas dan jumlah sekolah SMP yang ada.  Mengenai hal ini, Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan gagalnya pembangunan dua sekolah baru di Kelurahan Tlogomas dan Polowijen menjadi evaluasi. Dan masih akan dikaji lebih lanjut terkait penanganan selanjutnya.

“Gagalnya pembangunan sekolah di Tlogomas dan Polowijen dilakukan kajian lebih lanjut terkait ketersediaan jumlah siswa dan mempertimbangkan keberadaan SMP swasta dan MTs swasta,” tegas Sutiaji. (ica/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img