MALANG POSCO MEDIA – Wartawan harus terus belajar untuk meningkatkan kapasitas diri. Hukumnya wajib. Itu yang dilakukan di Malang Posco Media (MPM).
Saya Kerisdianto dan teman-teman wartawan MPM senantiasa meningkatkan skill berjurnalistik. Salah satunya mengikuti workshop jurnalistik, Jumat (14/7) malam.
Kegiatan ini berlangsung di Rumah Kita setelah deadline. Pemateri kegiatan yang dikemas dalam bentuk dialog tersebut adalan mantan wartawan Jawa Pos, Jl Junaedi. Saat ini Pak Jun, sapaan akrab Jl Junaedi salah satu Komisaris MPM.
Bila berbicara soal pemberitaan, tentu Pak Jun sudah banyak makan asam garam. Sehingga kami, mulai dari wartawan dan tim digital tak boleh melewatkan setiap materi dan sisipan petuah yang disampaikan sebagai pedoman menjalankan tugas di lapangan.
Mengawali workshop jurnalistik, Pak Jun menyampaikan bahwa harus ada kesepakatan atau prinsip dalam membuat sebuah berita. Khususnya berita yang cetak di media yang memiliki tag line Asli Korane Arek Malang ini.
“Sebelum masuk pada materi, kita harus punya prinsip yang wajib dilakukan wartawan MPM dalam membuat produk berita yang menarik bagi pembaca,” kata pria yang selalu mengenakan topi ini.
Karena workshop bersifat dialogis, Pak Jun meminta peserta menyebutkan apa unsur sebuah berita yang menurut peserta menarik untuk dibaca.
Dari pertanyaan tersebut terdapat sekitar 15 poin jawaban dari masing-masing peserta. Selanjutnya poin-poin tersebut dikerucutkan dan dimampatkan menjadi 11 unsur yang harus dipedomani wartawan MPM untuk menghasilkan karya jurnalistik.
“Unsur pertama adalah peristiwa. Ini sudah menjadi kewajiban ketika ada peristiwa wartawan wajib menulis. Unsur selanjutnya adalah hangat, artinya sebuah peristiwa harus baru saja terjadi. Sebaliknya peristiwa hangat juga tidak lekang oleh waktu,” paparnya.
Ia mencontohkan peristiwa yang hangat selalu bisa dikelola isunya. Misal seperti kasus phising nasabah BRI, kebakaran Malang Plaza dan banyak lagi.
Kemudian unsur lainnya adalah baru, inovatif, eksklusif, tokoh, tragis, human interest (HI), proximity atau kedekatan, magnitude atau getaran peristiwa, unik dan terakhir adalah lucu.
Pak Jun juga meminta agar wartawan MPM menggunakan narasumber primer untuk membuat sebuah berita.
“Narasumber primer dan kompeten juga wajib dalam membuat berita. Itu penting dilakukan agar saat membuat berita tidak terjadi distorsi informasi,” pesannya.
“Serta wartawan tidak boleh membuat opini dalam berita yang dibuat. Karena wartawan bijak tidak menipu pembaca dengan adanya opini yang masuk dalam pemberitaan. Jika itu terjadi bisa diartikan sebagai pelacur media karena wartawan telah menipu pembaca,” sambung Pak Jun. (eri/van)