MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Malang punya cara jitu untuk mencukupi kebutuhan darah di Kota Malang. Salah satunya yakni dengan memperbanyak kelompok pendonor darah yang rutin melakukan kegiatan donor darah selama satu tahun.
Ketua PMI Kota Malang Imam Bukhori menyampaikan, hal itu dilakukan lantaran kebutuhan darah di Kota Malang relatif cukup tinggi. Yakni mencapai 77 ribu kantong darah tiap tahun atau sekitar 150 hingga 200 kantong darah per hari. Oleh karena itu, pihaknya pun memberikan apresiasi khusus kepada para kelompok yang telah rutin melakukan donor darah di Hotel Savana, Senin (17/7) kemarin.
“Kelompok donor darah ini adalah kelompok yang mengadakan donor darah di luar UDD. Biasanya ada dari masjid, gereja, TNI/Polri yang mengadakan di luar (kantor PMI), itu yang kita berikan apresiasi. Kelompok yang terdaftar di kita ada 78 kelompok dan yang kita beri penghargaan tadi adalah yang satu tahun minimal bisa mengadakan 4 kali donor. Itu yang rutin, antusias dan konsisten,” terang Imam kepada Malang Posco Media.
Kendati begitu, Imam juga tidak memungkiri pihaknya memang masih memiliki sedikit kendala terkait kebutuhan darah. Yakni tepatnya dengan golongan darah yang tidak bisa diprediksi pemenuhannya. Terkadang banyak yang mendonorkan golongan darah berjenis AB, terkadang berjenis B dan seterusnya.
“Makanya ini nanti perlu ada aplikasi yang nantinya bisa menyajikan (secara real-time) yang tersedia di kita (golongan darah jenis) apa dan yang tidak ada itu apa. Sehingga masyarakat bisa donor darah sesuai kebutuhan itu,” tambahnya.
Apresiasi kepada para kelompok pendonor darah itu diserahkan langsung oleh Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji dan Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika. Dalam kesempatan itu, Sutiaji menuturkan, kebutuhan darah sebanyak 70 ribu kantong darah itu tidak akan terpenuhi apabila tidak ada kolaborasi bersama seluruh pihak. Maka ada beberapa hal yang perlu terus dilakukan.
“Pertama edukasi dan literasi masyarakat pentingnya donor darah. Banyak yang tidak paham, selain memberikan darah kepada yang membutuhkan, itu juga supaya agar sirkulasi darah di tubuh juga menjadi baik,” sebut Sutiaji.
Kemudian, yang juga terus dikejar adalah k edepan harus ada jejaring yang terbangun baik dengan dikembangkan juga melalui sebuah aplikasi. Sehingga tiap data dan dinamika kebutuhan darah juga bisa tersampaikan kepada masyarakat.
“Harapan kami bisa mengembangkan sistem jejaring kepada semuanya dan memberikan data pada masyarakat bahwa kebutuhan akan darah sekian dan sekian. Sehingga tidak pernah ada kekurangan. Perlunya kita publis tentang kebutuhan darah itu,” tutupnya. (ian/aim)