Drama Hari Pertama Sekolah
MALANG POSCO MEDIA- Selalu ada drama di setiap tahun ajaran baru. Seperti yang terjadi di sejumlah sekolah di Kota Malang, Senin (17/7) kemarin. Ada siswa yang menangis hingga orang tua menunggu di depan kelas.
Salah satunya tampak di di TK Negeri Pembina 2 Malang di Jalan LA Sucipto Gang Makam Kota Malang.Banyak orang tua siswa yang mendampingi anaknya ketika sedang berada di dalam kelas.
Mereka berkumpul di depan kelas sembari memperhatikan tingkah lucu dari putra putri masing-masing. Ada juga beberapa siswa yang menangis karena butuh waktu untuk menyesuaikan dengan teman-teman dan lingkungan baru. Itu membuat orang tua peserta didik
masuk ke dalam kelas untuk menenangkan anaknya yang rewel.
Salah satu orang tua siswa, Vara Gusti mengambil cuti untuk bisa mengantarkan langsung putranya saat hari pertama masuk sekolah, kemarin. Ia menganggapnya sebagai momen yang spesial. Meskipun putranya bisa beradaptasi dengan lingkungan baru, namun dia tetap akan mendampingi sampai seminggu kedepan.
“Karena hari pertama jadi orang tua siswa banyak yang menunggu di depan kelas. Sebenarnya hanya sedikit yang masih kurang berani, hampir semua sudah berani belajar di dalam kelas tanpa harus ditunggu orang tuanya. Namanya hari pertama pasti jadi momen yang ditunggu-tunggu melihat anaknya masuk ke jenjang sekolah” ungkapnya.
Kepala TK Negeri Pembina 2, Niken Dwi Hastuti mengatakan karakter peserta didik baru sangat beragam. Ada yang sudah terbiasa dan langsung akrab dengan teman barunya, ada juga yang harus didampingi orang tua. Bahkan ada yang tidak mau masuk ke kelas dan hanya menunggu di depan gerbang sekolah.
“Macam-macam karakternya, ada yang aktif begitu masuk kelas langsung duduk dan berbaur dengan teman-temannya. Namanya macam-macam anak ya. Tetapi saya lihat tahun ini sudah berbeda, anak-anak kebanyakan sudah nyaman bersekolah. Keseruan di sekolah itu mereka senang,” terangnya.
Selama dua hari anak-anak peserta didik baru tersebut akan melakukan asesmen untuk mengetahui sejauh mana kemampuan anak. Nantinya mereka terbagi kedalam tiga kelas yang berbeda sesuai kemampuan masing-masing. Untuk pengenalan lingkungan sekolah sendiri akan dilakukan selama dua minggu.
Sementara itu, terkait orang tua yang menunggu di depan kelas, sekolah akan memberikan waktu selama satu minggu secara bertahap. Di hari pertama bisa menunggu di depan kelas, untuk hari-hari berikutnya kemungkinan bisa menunggu di depan gerbang.
“Ini tadi cukup ruwet, anaknya gak kelihatan tapi yang banyak orang tua. Namanya antusias orang tua di hari pertama sekolah anaknya ya. Paling tidak besok sudah mundur, tidak menunggu di depan kelas lagi. Secara bertahap. Sehingga siswa bisa lebih mandiri,” jelasnya.
Menurut dia banyak orang tua yang kurang percaya terhadap anak-anaknya. Sehingga diimbau kepada orang tua diharapkan tidak khawatir yang berlebihan karena putra putri mereka sudah didampingi oleh guru-guru di sekolah.
Untuk menarik perhatian peserta didik sekaligus memberikan rasa nyaman kepada mereka, para guru di TK Negeri Pembina 2 Malang biasanya memberikan reward kepada siswa. Baik berupa makanan ataupun minuman agar siswa dapat merasa senang ketika berada di lingkungan sekolah.
Sementara itu hari pertama sekolah disambut antusias oleh siswa-siswi di Kota Malang. Terutama mereka yang masuk ke sekolah baru. Yakni siswa-siswi kelas 1 SD, 7 SMP dan 10 SMA.
Semua antusias. Semangat menyambut hari pertama sekolah. Di SDN Kauman 1 misalnya. Pukul 06.15 WIB siswa baru sudah berdatangan. Mereka langsung masuk ke kelas masing-masing. Setiap bangku sudah tertera nama siswa. Sehingga tinggal mencari tempat duduk yang telah ditentukan.
Keberanian dan kepercayaan diri siswa baru di hari pertama masuk sekolah ini tidak lepas dari strategi guru. Di SDN Kauman 1 siswa disambut dengan lagu Hari Pertama di Sekolah. Orang tua pun tidak diperkenankan menunggu terlalu lama.
Melalui pengeras suara, mereka diimbau segera meninggalkan kelas. Bahkan meninggalkan area sekolah. “Ini strategi kami supaya anak-anak berani. Tidak bergantung pada orang tuanya,” ucap Kepala SDN Kauman 1, Dra. Umi Kulsum, M.Pd.
Dia mengungkapkan peserta didik baru tidak ada yang menangis karena takut ditinggal orang tua. Kalaupun ada, orang tua diminta untuk menunggu. Itu pun harus dari luar kelas.
“Tidak kami perkenankan untuk didampingi di dalam (kelas). Karena nanti (siswa) yang lain juga akan minta ditemani orang tuanya,” ujar Umi.
Di SDN Kauman 1 ada sebanyak 84 siswa baru. Mereka terbagi menjadi tiga rombongan belajar (rombel). Di hari pertama hingga empat hari ke depan mereka tidak langsung diberikan materi belajar.
Tetapi mengikuti serangkaian kegiatan pengenalan lingkungan sekolah. Termasuk siswa lama. Supaya siswa ada waktu beradaptasi. “Ini pun menjadi strategi kami supaya siswa baru tidak terbebani. Harus kami dampingi perlahan karena mereka baru lulus dari TK,” tambahnya.
Selama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) siswa disajikan beberapa materi. Tiga topik utamanya adalah kesehatan, anti bullying dan karakter. Materi MPLS sesuai arahan dan ketetapan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang.
Selain di SDN Kauman 1, strategi juga dilakukan sekolah lain dalam menyambut siswa baru. Seperti yang dilakukan SDK Santa Maria 2. Sekolah di Jalan Panderman ini menyambut siswa barunya dengan lagu-lagu.
Ada lagu Hari Pertama di Sekolah, Hari Ini Ku Merasa Bahagia, Selamat Datang di Santa Maria 2 dan lagu-lagu rohani. Siswa baru disambut di lapangan sekolah dan bernyanyi bersama guru.
Semua tampak bergembira. Tampak semangat menyambut hari pertama masuk sekolah. Sekolah baru, guru baru, teman baru, tak membuat mereka minder.
Kepala SDK Santa Maria 2 Sr. M. Marsiana, SPM, S.Pd lalu mengenalkan satu per satu guru dan karyawan. Guru yang disebutkan namanya maju untuk menyapa siswa baru. “Kami perlu juga mengenalkan mereka kepada anak-anak. Dengan kenal nama maka akan semakin akrab. Dan dapat memanggil guru atau karyawan dengan menyebut nama mereka,” ujar Suster Marsiana kepada Malang Posco Media.
Dalam kesempatan tersebut, SDK Santa Maria 2 juga menerima secara simbolis siswa baru dari orang tua mereka. Serta ada penyerahan bibit pohon dari orang tua. Sebagai simbol Sekolah Adiwiyata yang disandang oleh sekolah ini.
“Anak-anak kami terima untuk kami didik dan kami bina dengan program unggulan sekolah SDK Santa Maria 2. Nilai-nilai positif akan kami berikan dengan pembinaan yang terbaik. Terimakasih atas kepercayaan orang tua,” ucap Suster Kepala Sekolah.
Sementara di SD Islam Sabilillah Malang siswa baru juga mulai beradaptasi dengan budaya sekolah. Karena sebelumnya mereka sudah mengikuti kegiatan Orientasi Sistem Pendidikan Islam Sabilillah (OSPIS).
Tiba di sekolah di hari efektif pertama kemarin, siswa baru langsung berbaur dengan kakak-kakak kelasnya. Mereka berbaris untuk hormat kepada Bendera Merah Putih. Selanjutnya disambut guru di gerbang sekolah diiringi lagu Sabilillah Penuh Cinta. (adm/imm/van)