MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Suroan Kamis Pahing, digelar di Taman Wisata Wendit, Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, kemarin pagi. Kegiatan ini diikuti seluruh anggota paguyuban pedagang Wendit bersama warga Desa Mangliawan. Kegiatan ini, rutin digelar setiap tahun sekali di hari Kamis bulan Suro penanggalan Jawa.
Ini diungkapkan Juru Kunci Punden Mbah Kabul dan Sendang Widodaren, Mohammad Soleh. “Ini yang ke 16 kali kami gelar. Meskipun saat pandemic Covid-19 pun, tetap kami gelar,” katanya. Soleh menyebutkan, Suroan Kamis Pahing ini digelar sebagai bentuk rasa syukur para pedagang dan warga, atas nikmat yang sudah diberikan.
Selain itu Soleh juga berharap melalui kegiatan ini, maka para pedagang maupun warga sekitar wisata Wendit ini dapat lebih baik kehidupannya. “Secara umum kami berdoa untuk kebaikan seluruh umat di dunia, tidak ada bencana melanda, dimudahkan rezekinya, diberikan kemudahan beragam urusannya,” papar dia.
Soleh memaparkan, jika ritual untuk memperingati bulan Suro di Taman Wisata Wendit berbeda dengan daerah lainnya. Selain berdoa dan makan bersama, warga juga memberikan makanan kepada monyet yang ada di taman wisata ini. “Jadi kalau ada yang datang memberi makan monyet, bukan karena mencari pesugihan,” ungkapnya.
Namun, lebih prihatin dengan kelompok monyet yang ada di tempat wisata tersebut. Dia menyebutkan jika di tempat Wisata Wendit ada empat kelompok jenis monyet. Mereka pun memiliki daerah kekuasaan masing-masing. “Yang kita beri makan adalah kelompok dua dan tiga,” paparnya kepada Malang Posco Media.
“Sedangkan kelompok satu, ada di dekat parkiran. Sedangkan kelompok empat ada di bawah,” tambahnya. Selain memberi makan monyet, kegiatan Suroan Kamis Pahing juga diwarnai dengan larungan. Dipimpin Mbah Bejan, sesepuh desa, ada tiga tempat yang dilarung dupa, bunga dan makanan.
“Ini dilarung karena memang ada yang meminta. Penunggu tak kasat mata di tempat wisata ini meminta ada yang dilarung,” katanya. Larungan sendiri sudah berjalan sejak enam tahun terakhir. “Kalau dulu, larungan dilakukan oleh Bapak Bupati diiringi dengan dayang-dayangnya. Naik perahu mereka ke tengah kolam untuk kemudian melepaskan sesaji tersebut,” katanya.
Kepala Desa Mangliawan, Muhammad Ja’i yang hadir dalam kegiatan tersebut mengaku sangat memberikan apresiasi kepada para pedagang dan masyarakat atas terselenggaranya kegiatan tersebut. “Ritual ini selain sebagai ungkapan syukur, sekaligus untuk memanjatkan doa. Salah satunya adalah mengembalikan Wisata Wendit sebagai destinasi wisata yang menjadi jujugan,” katanya.
Dia mengatakan kondisi Wisata Wendit ini sangat memprihatinkan karena tidak pernah mendapatkan perhatian pemerintah. “Kami berharap Pemkab Malang turut andil dalam pembangunan di sini. Kalau tempat wisata ini dibenahi, maka orang untuk berwisata pun akan lebih banyak lagi,” tandasnya. (ira/mar)