Malang Posco Media – Dr. Poengki Dwi Poerwantoro, Sp.Bp-RE, seorang pakar bedah plastik rekonstruksi dan estetik yang merupakan anggota dari Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Indonesia, menyatakan bahwa penanganan luka terbuka tidak harus tergantung pada obat, melainkan lebih penting untuk memastikan luka tersebut bersih dan kemudian ditutup.
“Tidak usah tergantung dengan obat. Cukup dengan luka yang bersih, dengan sendirinya kalau luka bersih akan sembuh sendiri,” ujar dia dalam RS Medistra HealthTalk tentang “Tips Merawat Luka Dengan Baik” yang digelar daring, Selasa (25/7).
Obat luka seperti salep memiliki fungsi untuk membantu mencegah kuman dari tepi-tepi luka agar tidak menyebar ke dalam luka.
Namun, dia mengingatkan bahwa prinsip utama dalam penanganan awal luka terbuka, seperti luka gores, adalah dengan membersihkannya menggunakan air yang mengalir.
Membersihkan luka dengan air mengalir bermanfaat untuk mencegah luka menjadi terlalu luas, menjaga suhu luka agar tidak meningkat, dan mencegah luka menyebar lebih jauh.
Setelah diyakini bahwa luka sudah bersih, langkah selanjutnya adalah menutup luka dengan menggunakan kain kasa atau plester.
“Untuk luka yang lain misalnya terkena pisau dan sebagainya cukup dibersihkan dengan air yang mengalir, beberapa menit setelah itu kalau bisa tepi-tepi lukanya didekatkan lalu ditutup,” kata dia yang menempuh pendidikan spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik di Universitas Indonesia itu.
Ketika luka sudah mencapai kedalaman tertentu misalnya di atas satu sentimeter, maka sebaiknya dijahit karena apabila dibiarkan walaupun nantinya akan sembuh sendiri, membutuhkan waktu lebih lama.
Untuk memastikan perlu atau tidaknya sebuah luka dijahit, Peongki menyarankan orang-orang memperhatikan tepi-tepi luka. Apabila tepi-tepi luka terbuka maka lebih baik dijahit.
“Dilihat saja tepi-tepi luka menutup sendiri atau tidak, kalau dilihat tepi luka itu terbuka lebih bagus dijahit karena mempertemukan dua epitel terpisah itu tidak mudah kalau tidak dijahit,” kata dia.
Seluruh tubuh manusia tertutup epitel atau bagian luar kulit, pun dengan rongga di dalam tubuh yang tertutup epitel berbentuk mukosa. Suatu luka terjadi ketika kontinuitas epitel terganggu.
Berdasarkan durasi pemulihan, luka terbagi dua yakni akut dan kronis. Luka akut biasanya sembuh dalam 21 hari atau tiga pekan, sementara suatu luka disebut kronis bila tak pulih oleh sebab apapun dalam waktu 21 hari. (ntr/mpm)