MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Pedagang di Kabupaten Malang yang biasa menggunakan LPG 3 kg untuk usahanya, mulai gigit jari. Sejak dua minggu lalu, mereka harus inden untuk mendapatkan elpiji melon, sebutannya. Edi Supriyanto, pemilik Pangkalan LPG 3 kg di Desa Cepokomulyo, Kecamatan Kepanjen merasakan kelangkaan terjadi.
“Sudah dua mingguan ini langka karena pemakainya lebih banyak. Jadi pembelian meski dibatasi, tetap cepat habis,” ujar dia ditemui Malang Posco Media, kemarin. Sayangnya, kata Edi, warga yang kurang mampu kalah saing dengan masyarakat yang mampu untuk membeli elpiji itu.
“Banyak orang mampu yang beralih dari Bright Gas ke elpiji melon. Bahkan kalau beli, dua tabung sekaligus,” ungkapnya. Edi menyebut, sempat dilakukan pendataan setiap pembelian oleh agen seperti dirinya. Data tersebut juga harus dilaporan ke Pertamina. Dalam pembelian agen, dia dibatasi sampai 40 tabung sekali beli dengan rentang dua hari.
Jika mengecer, ia biasa menjual dengan harga Rp 16 ribu satu tabung sesuai harga tertinggi yang ditetapkan pemerintah. “Kalau ukuran rumah tangga, maksimal lima tabung dalam sebulan. Itu kadang tidak cukup,” ujarnya. Beralihnya warga ke elpiji melon, membuat beberapa langganannya terpaksa inden. (tyo/mar)