Malang Posco Media – Konsultan alergi imunologi dr. Molly Dumakuri Oktarina, SpA(K), yang merupakan anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia, menyatakan bahwa demam pada seorang anak dianggap wajar jika terjadi enam hingga delapan kali dalam setahun.
“Tetapi demamnya itu tidak berat, tidak diiringi gejala penyakit lain yang mengharuskan anak dirawat di rumah sakit, kemudian episode demamnya tidak lama misalnya satu pekan,” kata dia dalam webinar perihal gizi pada Rabu (26/7).
Dr. Molly menyatakan bahwa orangtua perlu mengambil masalah yang lebih serius jika anak mereka mengalami demam selama dua pekan atau bahkan satu bulan.
Demam pada anak dianggap terjadi jika suhu tubuhnya mencapai di atas 38 derajat Celcius, yang bisa disebabkan oleh infeksi atau dehidrasi. Oleh karena itu, Molly menyarankan orangtua untuk memastikan anak-anak mendapatkan cukup cairan setiap hari sesuai dengan tingkat aktivitas mereka.
Selain demam, batuk dan pilek pada anak masih dianggap umum jika terjadi enam hingga delapan kali dalam setahun. Namun, Molly menekankan bahwa batuk ini tidak boleh disertai sesak napas, tidak mengganggu, atau berlangsung lebih lama.
Molly menjelaskan bahwa anak-anak pada masa pertumbuhan lebih rentan terkena berbagai infeksi, termasuk Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), yang termasuk dalam 10 penyakit terbanyak di Indonesia dengan prevalensi sebesar 12,8 persen pada anak-anak menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018.
Dia juga menyoroti bahwa ISPA, demam, batuk, dan pilek termasuk gangguan pada sistem kekebalan tubuh yang dapat berdampak jangka panjang dan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
Beberapa nutrien yang dapat mendukung perkembangan imunitas (sistem kekebalan tubuh) dan kognitif antara lain prebiotik FOS:GOS dan asam lemak rantai panjang seperti omega-3, omega-6, dan DHA.
Prebiotik FOS:GOS memiliki peran untuk menunjang pertumbuhan bakteri baik seperti Bifidobacteria sedangkan asam lemak rantai panjang berperan penting dalam proses tumbuh kembang otak.
“Orang tua perlu memahami terkait penyediaan nutrisi yang baik dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan sistem imunitas anak. Daya tahan tubuh yang kuat akan meningkatkan perkembangan sistem kognitif yang optimal,” papar Molly.
Dia mengingatkan, asupan nutrisi yang baik dan seimbang selama 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak merupakan pondasi yang kuat untuk perkembangan kognitif, motorik, dan sosio-emosional anak hingga dewasa kelak.(ntr/mpm)