spot_img
Saturday, June 28, 2025
spot_img

Dharmawan Family Barbershop; Jaga Kualitas Layanan, Beri Kenyamanan Pelanggan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Bisnis potong rambut atau istilah kerennya Barbershop mungkin sudah tidak asing lagi, apalagi di kalangan anak-anak muda. Malang sendiri sebagai kota pelajar yang banyak mendatangkan pelajar dan mahasiswa dari luar kota menjadi salah satu ladang yang paling banyak menjadi sasaran untuk bisnis barbershop.     

Namun jika berbicara mengenai bisnis ini, ada salah satu bisnis potong rambut yang sudah ada sejak tahun 90-an, dan masih tetap eksis hingga saat ini. Siapa lagi kalau bukan Dharmawan Family Barbershop, usaha yang dikelola oleh Dharmawan Adi Syahputra itu sudah generasi kedua. Dirinya merupakan penerus dari usaha yang sebelumnya dikelola oleh bapaknya mulai tahun 1960.

“Saya sendiri merupakan generasi kedua, dan anak saya sekarang juga ikut meneruskan bisnis ini, jadi generasi ketiga. Awalnya dulu bapak saya menjadi tukang potong rambut di emperan toko dengan alat yang seadanya pada tahun 1960-an, kemudian saya teruskan sampai dengan sekarang,” tuturnya kepada Malang Posco Media.

Dharmawan dibantu dengan adiknya dan 13 karyawan lain mengelola bisnis potong rambut dengan nama Dharmawan Family Barbershop yang berlokasi Jalan K.H. Hasyim Ashari No.19B, Kauman, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Tak tanggung-tanggung, pelanggannya berdatangan tidak hanya dari Malang saja, bahkan tidak sedikit yang dari luar Malang.

“Ada pelanggan yang dari Surabaya, Kalimantan dan Jakarta. Biasanya selain kalau mereka berkunjung ke Malang pasti mampir kesini. Atau beberapa kali juga saya dipanggil untuk datang langsung ke kostumer, pernah ke Jakarta bahkan juga Malaysia,” ungkapnya.

Beberapa diantaranya sudah langganan potong rambut dengannya sejak masih anak-anak dan sekarang sudah tumbuh dewasa. Ketika ditanya apa resep dan layanan yang diberikan sehingga konsumennya tetap bertahan, jawabannya tak lain karena kenyamanan yang diberikan oleh owner maupun karyawan kepada para pelanggannya.

“Mereka bukan hanya sekedar pelanggan, yang datang potong rambut selesai sudah. Tidak hanya itu, potong rambut ini butuh feel, rasa. Ketika rasa itu tersampaikan kepada pelanggan, itulah yang membuat mereka nyaman. Tak sedikit disini yang sudah berlangganan sejak puluhan tahun. Kalau ditanya kenapa bisa bertahan, ya karena mereka sudah cocok, jadi inginnya kembali lagi,” jelasnya.

Bisnis yang berjalan lama itu bukan tanpa ada hambatan. Bahkan beberapa rekan bisnis yang sama-sama sebagai potong rambut sudah banyak yang berguguran alias gulung tikar. Banyak faktor yang mempengaruhi, mulai dari kemajuan zaman hingga regenerasi dari penerus-penerusnya.

“Bisa dikatakan untuk yang satu angkatan kami sudah tidak ada sekarang. Hanya kami satu-satunya yang bisa bertahan hingga sampai sekarang. Menurut saya bisnis ini harus tetap bertahan hidup di segala gempuran yang ada. Jalan satu-satunya ya kita menyesuaikan dengan kemajuan atau modernisasi lah. Jangan sampai ketinggalan, kalau sudah ketinggalan susah untuk bertahan,” paparnya.

Menurutnya, ada beberapa hal yang menjadi kunci kesuksesannya dapat bertahan hingga sekarang, yakni Consistent, Confident and Skill. Tiga hal yang menjadi kunci kesuksesannya. Potong rambut bukan hanya sekedar mencukur saja, namun butuh feel atau menjiwai pekerjaan tersebut. Sehingga bisa konsisten, percaya diri dan memiliki skill yang sesuai.

Ditambah, ia menganggap potong rambut yang ia geluti sejak puluhan tahun itu bukan sebagai pekerjaan ataupun bisnisnya, namun lebih dari itu,  sebagai tradisi turun temurun yang ada di keluarganya yang harus tetap lestari hingga ke anak cucunya.  

“Semuanya bukan hanya sekedar soal materi saja, makanya bagi saya potong rambut ini bukan bisnis. Tapi tradisi yang harus saya jaga dan lestarikan. Keluarga saya hidup disini, makanya bagaimanapun harus bisa terus bertahan hidup di segala kondisi yang ada,” imbuhnya

Pandemi covid-19 menjadi salah satu hal yang banyak membuat perubahan di berbagai sisi kehidupan, begitu juga dalam bisnis barbershop yang dikelola oleh Dharmawan itu. Menurutnya, Pasca pandemi semua seperti mulai dari awal lagi. Kembali mengenal satu persatu karakter dari pelanggan yang mengalami perubahan karena adanya pandemi.

“Pandemi itu kan membuat semuanya berubah, biasanya kami bisa memperkiraan pelanggan datang di hari sabtu, ini tiba-tiba di hari senin. Karena masing-masing pelanggan itu memiliki karakternya sendiri, jadi kami juga harus bisa mengenal itu,”

Meskipun begitu, menurutnya bisnis barbershop di Malang masih memiliki peluang yang sangat luas. Tinggal bagaimana bisa bertahan dengan berbagai persaingan yang ada, salah satunya dengan konsisten dan tetap percaya diri. Apalagi Malang banyak didatangi orang-orang dari luar Malang, baik untuk menetap maupun hanya sekedar liburan. (adm/bua)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img