Mungkin sudah banyak ditemui beatboxer laki-laki. Namun hanya sedikit di antara para beatboxer kaum perempuan. Salah satunya Elly Rahmawati, mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Perempuan 19 tahun ini sudah menekuni dunia beatbox sejak masih di bangku kelas 7 SMP.
=====
Berawal dari ketertarikan melihat temannya yang bisa bermain beatbox, akhirnya mengantarkannya menjadi seorang beatboxer. Semua latihan ia lakukan secara otodidak. Yakni dengan melihat tutorial yang di sediakan di YouTube.
“Awalnya itu pas masih SMP, melihat kakak kelas bisa bermain beatbox kok tertarik. Akhirnya saya coba-coba sendiri lihat dari YouTube. Ternyata bisa, dari sana terus berkembang dan berkembang akhirnya sampai sekarang,” ungkap Elly, sapaan akrabnya.
Menurut dia, beatbox adalah suatu hal yang unik, apalagi bagi seorang perempuan. Di Indonesia sendiri masih jarang perempuan yang bisa bermain beatbox. Kebanyakan musik yang keluar dari perpaduan suara itu dimainkan oleh kaum adam. Itu juga yang menjadi salah satu tantangan bagi Elly.
“Saya ingin menunjukkan ke masyarakat, bahwa perempuan juga bisa beatbox. Karena selama ini yang ada di lapangan kan beatbox kebanyakan pemainnya dari kalangan laki-laki. Ada perempuan, tapi kebanyakan mereka tidak banyak yang mau show off. Karena strict parent juga mungkin, jadi mereka gak berani buat menunjukkan ke orang banyak, ” terangnya.
Sempat juga dilarang oleh kedua orang tuanya untuk terjun ke dunia beatbox dengan alasan klasik bahwa beatbox adalah dunianya kaum laki-laki bukan perempuan. Namun itu bukan menjadi halangan baginya.
“Khawatir sebenarnya pada awalnya, karena mungkin kan kebanyakan dari laki-laki. Nanti saya perempuan sendiri dan bergaul dengan banyak laki-laki. Tapi semua itu terpatahkan setelah saya menunjukkan bahwa dengan beatbox saya bisa berprestasi,” papar mahasiswa semester tiga FH UMM itu.
Beberapa prestasi tingkat nasional maupun internasional pernah ia dapatkan. Di antaranya menduduki posisi pertama pada ajang Equinox Female Beatbox Battle tahun 2020. Bahkan ia juga pernah mengalahkan beatboxer dari 20 negara dalam ajang Beat Da Plague Female Exhibition tahun 2021 di tingkat internasional.
Baru-baru ini, namanya kembali naik dan dikenal masyarakat luas mengharumkan Malang. Ia sebagai salah satu peserta yang ikut di ajang bergengsi Indonesia’s Got Talent (IGT 2023). Penampilannya yang kalem, seakan berubah ketika sedang berada di atas panggung. Bahkan ia juga mendapatkan apresiasi dari para juri yakni Reza Arap, Denny Sumargo, Rossa dan juga Ivan Gunawan.
“Kemarin hanya sampai di quarter final di IGT 2023. Tapi itu pengalaman yang sangat berharga. Menjadi ajang bagi saya terus mengembangkan berbagai teknik ke depannya, sebagai langkah mempersiapkan diri mengikuti berbagai kompetisi beatbox yang akan datang,” kata alumni SMAN 01 Sumberpucung itu.
Saat ini disamping kesibukannya sebagai seorang mahasiswa yang harus menunaikan kewajibannya, ia juga terus menguasai berbagai teknik yang ada di beatbox. Salah satu teknik yang sedang ia kembangkan yakni Loopstation. Lagi-lagi ia belajar secara otodidak dengan melihat tutorial di YouTube.
“Gabung juga ke komunitas beatbox yang ada di Malang. Kalau ada event sering ikut. Kalau latihan sih gak menentu. Maksudnya tak ada jadwal khusus, ketika ada waktu luang bisa buat latihan. Misal setelah beres-beres rumah atau setelah belajar, ada waktu luang biasanya saya buat untuk latihan,” imbuhnya.
Menurut dia, kesulitan bermain beatbox ada di beberapa teknik yang hanya bisa dilakukan laki-laki. Sehingga ketika dilakukan olehnya, dirasa kurang tepat atau tidak sesuai.
“Karena memang kebanyakan pemainnya laki-laki, dari beberapa teknik ada yang cukup sulit untuk dilakukan oleh saya sebagai perempuan. Dari segi power juga berbeda, ini juga yang harus saya antisipasi ketika battle di kompetisi beatbox,” paparnya.
Ke depannya masih banyak hal yang ingin dilakukan oleh Elly. Selain menyelesaikan kuliahnya, ia juga ingin belajar lebih banyak teknik yang ada di dunia beatbox sekaligus menjuarai berbagai kompetisi. Tidak hanya di tingkat nasional namun juga internasional. (adam malik/van)