MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Batu Street Food Festival (BSFF) #6 2023 yang digelar di Balai Kota Among Tani Batu selama tiga hari mulai 11-13 Agustus mendapat apresiasi dari Kemenparekraf. BSFF masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) 2023.
Kharisma Event Nusantara atau KEN, merupakan strategi kolaborasi Kemenparekraf bersama Pemerintah Daerah dan seluruh stakeholder pariwisata untuk menaikkan citra pariwisata Indonesia dan penggerak kebangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Staff Ahli Menteri Manajemen Krisis Kemenparekraf, Fajar Utomo yang hadir dalam pembukaan mengatakan bahwa BSFF #6 masuk dalam jajaran 110 agenda KEN Kemenparekraf RI. Artinya BSFF #6 masuk dalam event berkualitas karena berdampak pada sektor ekonomi, pariwisata, kesenian, budaya dan lingkungan.
“Jadi BSFF ini berdampak pada semua sektor atau bersifat inklusif yang mengajak dan mengikutsertakan seluruh elemen masyarakat di Kota Batu. Karena itu kami sampaikan apresiasi atas komitmen Pemkot dan PHRI Kota Batu sehingga BSFF bisa kembali terselenggara,” ujar Fajar kepada Malang Posco Media.
Meski begitu, Fajar menyampaikan bahwa masih ada PR yang harus dikerjakan kedepannya. Yaitu bagaimana event BSFF ini buka hanya sebuah event semata, tapi bagaimana bisa menggerakkan wisatawan ke Kota Batu.
“Ke depan event ini harus bisa menggerakkan wisatawan ke Kota Batu. Sehingga wisatawan bisa mengindap dan berbelanja kuliner hingga kerajinan yang dihasilkan di Kota Batu ini. Serta dengan BSFF yang telah digelar sejak 2017 ini juga harus bisa dijadikan momen untuk mengenalkan Kota Wisata Batu dengan keindahan alamnya, tapi juga mengenalkan budaya yang direpresentasikan di sektor kuliner,” ungkapnya.
Hal itu perlu dilakukan, karena kuliner adalah salah satu dari 17 sub sektor ekonomi kreatif. Bahkan kuliner adalah kontributor terbesar ekonomi krearif sebesar 40 persen. Kemudian kontributor terbesar selanjutnya adalah sektor kriya dan fashion.
“Kemudian untuk bisa menjadikan Kota Batu sebagai kota pariwisata terbaik, Pemda, pelaku wisata dan masyarakat harus terus membangkitkan ekonomi kreatif di Kota Batu. Caranya dengan menerapkan strategi Inovasi, Adaptasi dan Kolaborasi dengan semangat 3G yaitu Gercep (Gerak Cepat), Geber (Gerak Bersama) dan Gaspol (Garap semua Potensi Lapangan Kerja) dan semangat 3 T yaitu tepat sasaran, tetap waktu, dan tepat manfaat,” terangnya.
Sementara itu Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai menambahkan bahwa BSFF #6 mendapat apresiasi dari Kemenparekraf dan masuk dalam KEN 2023. Hal ini menjadi sebuah kebanggan bagi Kota Batu.
“Ke depan BSFF ini harus jadi event tingkat nasional. Sehingga akan semakin banyak peserta dari berbagai daerah yang berpartisipasi dan juga kunjungan wisatawan dari berbagai daerah. Selain itu juga akan berdampak pada peningkatan perekonomian dan kunjungan wisatawan di Kota Batu,” paparnya.
Ditambahkan oleh Kepala Disparta Kota Batu, Arief As Siddiq bahwa BSSF merupakan salah satu event tahunan andalan yang masuk dalam Kalender Wisata Kota Batu. Berkat konsistensinya, pada tahun 2023 ini event kuliner ini berhasil masuk sebagai agenda nasional Kemenparekraf.
“Kami terus menyempurnakan dan bersyukur pada akhir 2022. Pada akhirnya BSFF bisa lolos verifikasi sehingga ditetapkan Kemenparekraf sebagai agenda wisata nasional (KEN),” ujar Arief.
Karena berhasil masuk dalam agenda nasional, BSSF pada tahun ini digelar lebih semarak dibandingkan sebelumnya. Seperti pemecahan rekor MURI pembuatan apel strudel sepanjang 780 meter.
“Tahun ini ada pemecahan rekor MURI menonjolkan potensi Kota Batu. Tema yang diusung juga diselaraskan dengan momentum kemerdekaan RI,” kata Arief.
Lebih lanjut, kuliner merupakan bagian dari sub sektor ekonomi kreatif dan memiliki korelasi dengan sektor industri pariwisata. Pasalnya sektor kuliner akan menjadi pemikat belanja wisatawan dan memberi nilai tambah di kawasan tersebut.
“Kuliner menjadi pendongkrak tingkat pertumbuhan ekonomi dan pemikat tingkat belanja wisatawan. Serta sebagai pelengkap dan kebutuhan wajib wisatawan dalam menikmati perjalanannya,” pungkasnya. (adv/eri)