Midodaren Wedding Organizer
Jika dibilang bisnis yang tak pernah lekang oleh zaman, mungkin itu cocok untuk bisnis yang satu ini. Sebagai salah satu bisnis yang paling banyak dicari, Wedding Organizer (WO) memberikan banyak sekali kemudahan, khususnya bagi para calon pengantin baru.
Hastana menjadi salah satu asosiasi yang menaungi para pebisnis WO di seluruh Indonesia, termasuk Malang Raya. Midodaren merupakan salah satu dari ratusan atau bahkan ribuan WO yang ada di Malang dan termasuk cukup lama. Bisnis ini dibangun oleh Aditya Arief Pratama bersama dengan sang istri di tahun 2017 lalu.
“Awal mulanya saya sudah terjun di event organizer sejak masih duduk di bangku perkuliahan. Setelah lulus, karena sudah memiliki bekal ketika bergabung di EO, saya coba untuk membuka bisnis WO bersama Istri. Dulu masih pacar karena belum menikah. Ternyata EO dan WO meskipun sama-sama event, namun keduanya berbeda jauh,” terangnya kepada Malang Posco Media.
Ia mengungkapkan salah satu hal yang berbeda WO lebih mengedepankan hubungan dengan personal. Ini juga yang menjadi salah satu kunci menurutnya. Untuk menjaga trust (kepercayaan) dari seorang klien cukup menjadi tantangan. Sehingga kedekatan yang diberikan dengan klien menjadi suatu chemistry yang bisa memberikan kunci kesuksesan dalam bisnis WO ini.
“Memberikan apa yang seharusnya diberikan secara maksimal dan harus dekat dengan klien. Penting sekali itu. Karena klien ini kan sudah menyerahkan seluruhnya kepada kita sebagai WO, kita juga harus memberikan yang maksimal. Agar mereka bisa percaya kepada kita, ya kita harus menjalin kedekatan dengan mereka para klien. Jadinya mereka lebih mudah mempercayakan eventnya kepada kita,” jelasnya.
Pandemi menurutnya memang menjadi salah satu hal yang cukup berdampak, namun dibalik itu semua nyatanya bisnis WO malah semakin melejit. Adanya pandemi pada awal-awal mengharuskan bisnis WO berhenti total karena diterapkannya pembatasan.
“Kita akhirnya berkumpul, seluruh WO di Malang, mencari jalan keluar. Sempat berdiskusi dengan pemerintahan juga. Akhirnya muncul suatu titik terang, kita coba membuat kegiatan yang terbatas dengan penerapan protokol kesehatan. Jadi konsepnya lebih ke intimate wedding. Dari sini mulai banyak muncul WO baru,” imbuhnya.
Konsep Intimate Wedding ini terus berjalan selama pandemi berlangsung. Tantangan yang cukup besar bagi para WO adalah meyakinkan kliennya. Masa pandemi menurutnya masih banyak klien yang takut untuk melaksanakan beberapa kegiatan. Namun ia juga tetap menghormati ketika klien meminta untuk merubah jadwal karena pandemi.
“Tapi kebanyakan tetap melangsungkan, yaitu dengan pembatasan dan juga protokol kesehatan. Karena kan waktu itu kita gak tau, pandemi sampai kapan. Sedangkan klien sudah menentukan tanggal istimewa. Jadi tetap kita gelar resepsi, namun dengan jumlah yang minim dan protokol kesehatan pastinya,” paparnya.
Menurutnya bisnis WO di Malang masih cukup menjanjikan. Bahkan beberapa klien di luar Malang banyak yang mencari. Apalagi dengan jumlah penduduk yang tiap tahunnya semakin bertambah.
Menanggapi bisnis WO ‘Bodong’ yang meresahkan diluar sana, Adit memiliki tips tersendiri untuk menentukan apakan WO tersebut terpercaya ataukah tidak. Salah satunya bisa dilihat dengan keanggotaannya di Asosiasi WO yakni Hastana. “Himpunan Perusahaan Penata Acara Pernikahan Indonesia atau Hastana, ini induk asosiasi WO di Indonesia. Jadi untuk mencari yang terpercaya tinggal lihat saja anggotanya, yang tergabung dalam Hastana pasti terpercaya. Karena kalau ada yang merugikan, pasti akan ditindak,” tandasnya. (adm/bua)