MALANG POSCO MEDIA – Usai kalah 0-1 dari RANS Nusantara FC di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar Bali, Senin (14/8) malam, tim Arema FC mendapatkan spekulasi untuk kemungkinan mundur dari di kompetisi Liga 1 2023/2024.
Meski sifatnya berandai-andai, spekulasi tersebut bisa jadi Langkah yang bisa ditempuh manajemen Arema FC. Menyusul hasil buruk di delapan laga tanpa kemenangan di kompetisi Liga 1 musim ini. Arema FC hanya bisa raih dua poin dari dua kali imbang.
Komentar atau spekulasi itu ditulis oleh akun Twitter @MafiaWasit dengan nama akun Komisi Wasit. Akun yang sudah centang biru ini menyebutkan, jika Arema FC mundur dari Liga 1, maka hanya dua klun yang bakal diuntungkan.
“ini kalau @AremafcOfficial MUndur dari Liga 1, yang diuntungkan cuma @persisofficial dan @persib karena hanya merekalah yang ga bisa menang melawan klub ga jelas itu,” cuit akun Twitter @MafiaWasit pada Senin (14/8) malam, pukul 22.50.
Hingga Rabu (16/8) malam, cuitan ini sudah dilihat 173 ribu kali, 785 yang suka dan 72 kali diposting ulang. Beragam komentar dari spekulasi akun twitter yang menggunakan gambar sosok wanita mengenakan kaos putih dengan tulisan ‘Titipan Mafia Wasit’ ini.
Lalu, benarkah Arema FC bakal mundur dari Liga 1? Kemungkian kecil peluang tersebut. Meski sebelumnya juga pernah ada rumor bakal mundur pascatragedi Kanjuruhan. Tepatnya di akhir kompetisi, Januari lalu, Arema FC sempat mempertimbangkan untuk membubarkan tim. Menyusul saat itu situasi tidak kondusif.
Sementara saat ini, spekulasi Arema FC mundur dari Liga 1 tampaknya karena kondisi tim yang tak pernah menang hingga pekan kedelapan. Kondisi ini tak lepas dari Arema FC yang masih terus berstatus sebagai tim yang ‘terusir’ dari kandangnya di Malang.
Selain itu, suporter pendukungnya juga banyak yang antipati. Terbukti di beberapa laga home yang digelar di Bali, tak banyak Aremania datang. Bahkan Aremania yang datang mendukung tim Arema FC dituding tidak mendukung perjuangan Aremania mencari keadilan atas kasus Tragedi Kanjuruhan.
Dampaknya sangat berpengaruh pada mental pemain Arema FC, khususnya yang musim lalu merasakan Tragedi Kanjuruhan. Terbukti, hingga laga terakhir lawan RANS Nusanstara, tim Arema FC masih belum bisa bangkit. Posisi Arema FC masih terbenam di dasar klasemen sementara Liga 1.
Bagaimana jika benar-benar mundur? Jika Arema FC mundur, maka sanksi berat akan menanti tim yang lagi mengalami krisis head coach ini. Sanksi itu tertuang di regulasi kompetisi Liga 1 pasal 7 bahwa klub yang mundur setelah kompetisi dimulai akan mendapat hukuman berat.
Konsekuensi pertama bahwa seluruh hasil pertandingan yang sudah dijalani tidak sah dan otomatis dihapus dari klasemen akhir Liga 1 termasuk untuk tim lawan. Sisa pertandingan Arema FC akan dihilangkan dari jadwal. Hal ini yang dimaksud hanya Persis dan Persib diuntungkan, karena keduanya raih satu poin, sedangkan enam tim lain yang menang dari Arema FC raih tiga poin, dianggap tidak sah.
Berikutnya manajemen Arema FC harus membayar kompensasi ke sejumlah pihak terkait dimana nilainya ditentukan oleh PT Liga Indonesia Baru sebagai operator kompetisi. Selain itu ada denda pula yang harus dibayar.
Klub yang mengundurkan diri dihukum denda Rp 3 miliar bila mundur di putaran pertama, bila mundur di putaran kedua akan dikenai denda Rp 5 miliar. Tak hanya itu, Arema FC juga terancam larangan tampil di Liga 1 selama dua musim bila mundur dari kompetisi. Mereka hanya bisa berkompetisi di turnamen yang ditentukan PSSI.
Disamping itu klub yang membubarkan diri harus menanggung konsekuensi tambahan hukuman dari Komisi Disiplin PSSI serta mengembalikan semua pemberian operator yakni subsidi selama kompetisi berlangsung. Melihat beratnya sanksi ini, kemungkinan tidak akan mundur, namun bisa saja memilih untuk degrdasi. (bua)