MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Kawasan hutan di lereng Gunung Arjuna menyimpan keanekaragaman hayati yang melimpah. Terbukti dengan masih dijumpai adanya tiga ekor elang jawa di Gunung Pucung, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu yang masih berada di kawasan lereng Arjuna.
Hal itu disampaikan oleh Founder Pro Fauna, Rosek Nur Sahid bahwa di Gunung Pucung dijumpai tiga ekor elang jawa yang terancam punah. Satwa yang menjadi inspirasi lahirnya lambang negara Indonesia, yakni Garuda Pancasila berhasil terekam kamera.
“Tim dari Pro Fauna berhasil merekam adanya tiga ekor elang jawa. Tiga satwa yang terancam punah itu terekam di Gunung Pucung, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu yang masih berada di kawasan lereng Arjuna,” ujar Rosek kepada Malang Posco Media, Minggu (20/8) kemarin.
Selain itu berhasil mereka tiga ekor elang jawa, pihaknya juga menemukan macan tutul jawa. Namun sayangnya perjumpaan langsung itu tak terdokumentasi kamera.
Ia menjelaskan dengan masih ditemukannya satwa-satwa tersebut berarti bahwa ekosistem hutan yang lestari memberi dampak baik terhadap aspek ekologi. Sehingga masyarakat harus mendapatkan sosialisasi tentang pentingnya menjaga ekosistem hutan di lereng Gunung Arjuna.
“Tidak hanya itu, masyarakat harus mengelola hutan dengan selaras menjaga keanekaragaman hayati. Sehingga mendatangkan nilai ekonomis bagi masyarakat,” imbuhnya.
Untuk itu dirinya mengajak masyarakat di sekitar Gunung Pucung untuk menjaga kelestarian hutan. Jangan sampai terjadi alih fungsi hutan yang dapat menimbulkan kerusakan ekosistem. Pasalnya rusaknya fungsi kawasan hutan juga dapat memicu bencana hidrometeorologi. Salah satunya banjir bandang di Desa Bulukerto pada 2021 lalu.
Karena itu, Pro Fauna juga melalukan pendampingan kepada para petani hutan di hutan Gunung Pucung. Para petani hutan itu tergabung dalam Kelompok Perhutanan Sosial-Kelompok Tani Hutan (KPS KTH) Wonomulyo Desa Bulukerto.
Menurutnya hutan memiliki kemerdekaan untuk tumbuh sesuai fungsinya. Bukan hanya pepohonan, tapi menjadi habitat satwa liar. Skema pengelolaan perhutanan sosial juga harus ekologi, sosial berkaitan kearifan lokal dan nantinya dapat mewujudkan aspek ekonomi.
“Ekosistem di hutan Gunung Pucung sangat penting sehingga perlu dijaga. Jangan sampai terjadi alih fungsi yang mengancam keanekaragaman hayati. Seperti elang jawa yang habitatnya di sini,” papanya.
Agar keanekaragaman hayati tersebut tetap terjaga dan masyarakat setempat bisa mendapatkan manfaatnya dan keuntungan ekonomi. Maka wilayah tersebut bisa dimanfaatkan sebagai eco tourism.
“Salah satunya eco tourism, sebuah aktivitas wisata mengamati kehidupan satwa liar di alam bebas. Konsep itu sangat dimungkinkan diterapkan di Gunung Pucung, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu yang berada di kawasan lereng Arjuna,” pungkasnya. (eri/jon)