MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji meninjau pekerjaan pembangunan bozem di Jalan Angklung Kelurahan Tunggulwulung Selasa (22/8) kemarin. Sutiaji memastikan pembangunan waduk mini penangkal banjir itu berjalan sesuai rencana. Bahkan kinerja proyek lebih bagus dibanding penghitungan awal.
“Alhamdulillah per hari ini ada deviasi +0,38. Jadi kami tadi minta kerja jangan hanya berpatokan pada surat perintah kontraknya tadi, kalau ada percepatan jauh lebih bagus karena ini mumpung belum hujan. Karena nanti harapannya begitu sudah hujan, bisa test case bozem ini,” ungkap Sutiaji kepada Malang Posco Media.
Pembangunan bozem yang berada di komplek Taman Tunggulwulung ini salah satu implementasi dari masterplan penanganan banjir di Kota Malang. Bozem atau bisa disebut embung dan Retarding Basins ini berfungsi sebagai penahanan debit aliran air ketika turun hujan deras di sekitar kawasan tersebut. Dengan ditampungnya air tidak sampai terjadi luapan air atau banjir.
Keberadaan bozem ini diproyeksi bisa mengurangi 20 persen aliran air di sekitarnya. Ini akan membantu fungsi bozem yang ada Blimbing. Sehingga kawasan yang berada di Tunggul Wulung hingga Blimbing bisa merasakan manfaat kedua bozem ini.
“Ada 40 persen yang nanti tumpuannya mengalirnya di kawasan Kemirahan. Sehingga, insya Allah nanti berkurang. Kapasitas bozem ini sekitar 2.800 meter kubik dan sekarang sudah 51 persen. Ada lebihannya dari kontrak,” sebutnya.
Selain bozem di Tunggulwulung ini pihaknya juga tengah mengkaji tiga titik lainnya untuk dibangun bozem. Harapannya tentu setiap kecamatan memiliki bozem sehingga kawasan yang berpotensi terjadi banjir di seluruh wilayah di Kota Malang bisa diminimalisir bahkan dicegah. Selain itu, pihaknya kini juga tengah menanti adanya bantuan dari pusat untuk proyek drainase bawah tanah di Jalan Soekarno Hatta (jacking) yang hingga kini masih berproses.
“Tahun 2028 insya Allah Malang bebas banjir. Anggaran Rp 1,8 triliun, tapi ketika nanti dana yang di Soehat diselesaikan pusat, berarti tidak sampai Rp 1,8 triliun,” tegasnya.
Kepala DPUPRPKP Kota Malang Dandung Julhardjanto menambahkan pembangunan bozem senilai Rp 3,39 miliar itu kedalamannya mencapai 6,5 meter. Sedangkan untuk panjangnya mencapai 70 meter dengan lebar 33 meter. Dengan bozem seperti ini, Dandung menyebut potensi debit genangan air di beberapa kawasan sekitar akan diminimalisir.
“Meminimalisir genangan air juga di kawasan Kedawung hingga Purwodadi Blimbing, kendati di Purwodadi sudah ada embung juga. Selesai pekerjaan diperkirakan pada November 2023 nanti,” tutupnya. (ian/aim)